KOM/KOM 200/230.9: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
< KOM‎ | KOM 200
Lompat ke: navigasi, cari
k (Leo memindahkan halaman KOM 230.9 ke KOM/KOM 200/230.9)
k (upd pagename)
 
Baris 2: Baris 2:
  | type= 200
  | type= 200
  | show03=true
  | show03=true
  | pagename= KOM 230.9
  | pagename= KOM/KOM 200/230.9
  | title= Mengelola keuangan pribadi
  | title= Mengelola keuangan pribadi
  | titleno= 230.9
  | titleno= 230.9

Revisi terkini sejak 28 September 2024 10.04

Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

Ulangan 8:18

Mat 6:34

Tujuan

Peserta memperoleh pemahaman tentang bagaimana memperoleh dan mengelola keuangan secara Alkitabiah.

Tuhan menghendaki setiap kita hidup di dalam berkat-berkat-Nya. Seringkali ketidaktaatan dan ketidakpahaman terhadap firman Allah menjadi penghalang untuk kita dapat menerima kepenuhan berkat-berkat tersebut.

Mzm 1:1-3

Salah kelola uang

Tuhan tidak merancangkan kemiskinan atas anak-anaknya, meskipun dalam kehidupan orang percaya, terkadang Tuhan mengijinkan seseorang diproses secara keuangan. Namun kebanyakan salah kelola uang menjadi penyebab utama kemiskinan antara lain:

  1. Hidup yang konsumtif
  2. Ingin cepat jadi kaya
  3. Malas bekerja
  4. Tidak memiliki perencanaan
  5. Mudah berhutang
  6. Tidak mengembalikan persepuluhan/menabur

Akar dari salah kelola uang

  1. Dosa
  2. Dosa membuat manusia terpisah dari Allah dan kehilangan gambar dan citra Allah serta kehilangan mandat/otoritas dari Allah untuk mengelola (kekayaan) bumi.

  3. Tata nilai
  4. Paradigma bahwa nilai manusia bukan lagi diukur dari seberapa gambaran Allah dalam dirinya, tetapi dinilai dari uang. Konsep tentang berkat bukan lagi menyangkut rohani tetapi materi.

  5. Perilaku
  6. Dave Ramsey, seorang pakar keuangan; mengatakan bahwa keberhasilan seseorang mengelola keuangan ditentukan 80% oleh prilaku dan 20% oleh pengetahuan.

  7. Rasa memiliki
  8. Orang percaya yang lahir baru dikembalikan kepada fungsinya yang semula, yaitu sebagai pengelola/penilik dari segala sesuatu yang Tuhan percayakan kepadanya. Dalam hal ini termasuk uang.

Beberapa aspek yang salah tentang kekayaan

  1. Pandangan yang salah
    1. Yak 5:1-7 Kaya identik dengan dosa
    2. Banyak dari antara orang-orang kudus Tuhan yang diberkati dengan kekayaan yang besar seperti Abraham, Ishak dan Yusuf dalam Perjanjian Lama, Yusuf dari Arimatea, Lydia pedagang kain ungu dari Tiatira dalam Perjanjian Baru. Dalam ayat 2 dan 3, orang kaya pada waktu itu sedang mengumpulkan kekayaan mereka sebagai ganti daripada melayani Tuhan dan memberkati orang-orang.

    3. Menabung/investasi itu kurang beriman
    4. 2 Kor 12:14; Yak 5:4 Orangtua seharusnya menabung untuk kebutuhan anak-anak mereka seperti pendidikan atau kesehatan dan lain-lain.

  2. Yak 5:4; Mzm 14:6; Ams 22:22-23 Cara mengejar yang salah
  3. Orang yang menjadi kaya dengan cara memeras orang miskin. Mereka membangun kekayaan pribadi dengan menahan apa yang menjadi hutang mereka kepada para pekerja. Kata "teriakan besar" - "krazo" adalah kata yang digunakan dalam konteks suatu pengaduan dari orang percaya kepada Tuhan.

  4. Yak 5:5 Tujuan yang salah
  5. Tujuan kekayaan untuk memanjakan diri. Kata "memuaskan hatimu" - "spatalao" berarti memberi dirinya untuk kesenangan.

    Tujuan yang benar bagi kekayaan adalah untuk melayani Tuhan dan menjadi saluran berkat.

  6. Pengertian yang salah
  7. Sebagai orang percaya dengan iman akan Yesus sebagai Juruselamat, kita telah dipindahkan dari zona kutuk ke zona berkat. Hubungan intim kita dengan Tuhan dipulihkan, dipenuhi dengan Roh Kudus sebagai penolong (parakletos) dalam hidup ini, dihargai sebagai manusia yang membawa gambaran Allah dan dikembalikan kepada fungsi kita yang semula sebagai “Pengelola” ciptaan Tuhan, bukan sebagai “Pemilik”. Yoh 14:16 Dalam hal ini termasuk pengelolaan uang.

Perbedaan antara pengelola dengan kasir

Seorang pengelola terampil dalam:

  1. Membuat perencanaan
  2. Gagal dalam perencanaan berarti merencanakan kegagalan.

  3. Mengantisipasi risiko keuangan
  4. Meminimalisasi risiko kerugian sejauh mungkin.

  5. Melipatgandakan sumber daya yang tersedia
  6. Memaksimalkan pemanfaatan dan pengembangan setiap potensi/sumber daya yang dipunyai.

  7. Memisahkan kebutuhan dari keinginan
  8. Menarik garis batas yang jelas diantara hal-hal yang urgen dan penting daripada yang hal-hal yang opsional/tidak mendesak.

Enam aspek pengelolaan keuangan yang sehat

  1. Ams 21:15; 13:11; 28:20 Menetapkan tujuan keuangan
  2. Masa produktif kita rata-rata 35 tahun dan kita akan akhiri dengan masa hari tua, di mana kita harus memiliki dana hari tua. Dan disepanjang perjalanan hidup itu ada gol-gol keuangan yang signifikan yang perlu dicapai:

    • Kebutuhan-kebutuhan penting
    • Misalnya: Menikah, memiliki rumah, menyekolahkan anak, menikahkan anak, menyiapkan warisan, dan seterusnya.

    • Persiapan masa tua
    • Mzm 92:12-14 Supaya masa tua kita tidak menjadi masa meminta-minta, tetapi masa di mana kita tetap dapat menjadi berkat.

  3. Menabung/investasi
  4. Kendaraan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan.

    1. Tabungan
      adalah produk perbankan yang berbunga rendah namun minim risiko.
    2. Investasi
      adalah produk yang berpeluang untuk memetik keuntungan yang lebih besar daripada bunga tabungan, namun juga ada risiko kerugian yang membayanginya.

  5. Budgeting
  6. Mensyukuri, menikmati dan mencukupkan diri dengan berkat pemberian Tuhan.

  7. Memberi
  8. Salah satu tujuan daripada disiplin memberi adalah untuk membebaskan hati kita dari keterikatan akan uang.

  9. Asuransi jiwa
  10. Asuransi jiwa atau pengobatan diperlukan dalam pengelolaan keuangan sebagai bagian hikmat dalam mengantisipasi risiko dalam kehidupan kita. Sedia payung sebelum hujan. Kita hidup di dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa dan diperhadapkan dengan risiko-risiko, antara lain:

    1. Risiko cacat tubuh
    2. Risiko kematian dini

  11. Menyiapkan warisan
  12. Harta yang kita kelola merupakan titipan dari Tuhan untuk:

    • kita nikmati,
    • menjadi berkat buat orang lain, dan
    • memperluas kerajaan Allah.

    Ketika kita kembali ke sorga, harta yang kita kelola ini harus kita titipkan kepada generasi berikutnya agar fungsinya tetap dapat dijalankan sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai pengelola.
    Ams 3:22; Pkh 7:11-12 Oleh sebab itu warisan kita bukan hanya berupa aset saja, tetapi juga keteladanan, ketaaatan kepada firman Tuhan, nama baik, hikmat dan marifat.

Keterampilan dalam berinvestasi

  1. Meminimalisasi risiko investasi
  2. Investasi yang baik dan bijaksana mengandung 3 (tiga) aspek:

    1. diversifikasi
    2. mempertimbangkan faktor risiko
    3. disesuaikan dengan jangka waktu yang dibutuhkan.

  3. Menilai setiap investasi
  4. Mewaspadai peluang-peluang investasi berbau risiko dan penipuan:

    1. Tidak memiliki aset sebagai landasannya
      (contoh: mata uang kripto, arisan berantai, dan lain-lain)
    2. Menjanjikan hasil yang tinggi dan terus menerus
    3. Tidak dalam sistem pengawasan suatu lembaga yang berotoritas

Mengembangkan disiplin dalam persembahan

  1. Persepuluhan
    1. Kej 14:17-20 Sebelum Taurat - Sukarela
    2. Melkisedek yang memulai dengan memberikan roti dan anggur. Abraham membalasnya dengan memberikan sepersepuluh dari semua yang ia dapatkan. Ini adalah gambaran yang indah daripada Perjanjian Lama tentang Yesus, Melkisedek kita, yang memberikan kepada kita Tubuh dan Darah-Nya.

    3. Im 27:32; Mal 3:8 Selama Taurat – Kewajiban
    4. Ketika Hukum Musa diberikan kepada bangsa Israel, persepuluhan dijelaskan sebagai persembahan yang “Dikuduskan bagi Tuhan.” Persepuluhan kemudian menjadi tindakan ketaatan yang diwajibkan. Tidak ada hukuman ke arah kematian dalam kegagalan memberikan persepuluhan, tetapi kutukan kemiskinan.

    5. 2 Taw 31; Mal 3:10 Setelah Taurat - Sepenuh hati/sukacita
    6. Yesus tidak membatalkan persepuluhan, tetapi meletakkan persepuluhan kepada sebuah dimensi baru di dalam alam kasih karunia, dan menantang kita untuk melakukannya lebih dari kebenaran hukum Yahudi.

  2. Persembahan sulung
  3. Prinsip dari persembahan ini adalah mendahulukan/mengutamakan Tuhan, dan menaruh kepentingan kita pada prioritas berikutnya.

  4. Persembahan syukur
  5. Ini adalah persembahan yang mengekspresikan rasa syukur kita pada occasion tertentu. Contoh: Kelahiran anak, Promosi dan lain-lain.

  6. Persembahan khusus
  7. Yaitu persembahan yang keluar dari dorongan hati yang digerakkan oleh Roh Kudus untuk mendukung proyek/operasional pelayanan tertentu.

  8. Persembahan diakonia
  9. Yaitu persembahan yang keluar dari belas kasihan terhadap orang-orang di sekitar kita; terutama saudara seiman, yang hidupnya dalam kemiskinan.

Mengembangkan disiplin dalam memberi

  1. Luk 21:1-2; 2 Kor 8:2 Prinsip proporsi
  2. Berikanlah sesuai dengan proporsi berkat yang diberikan Tuhan kepada kita. Proporsi yang paling mendasar adalah persepuluhan atau 10%. Tuhan tidak melihat apa yang kita berikan, tetapi apa yang kita simpan. Siapa yang berkata bahwa orang miskin tidak bisa dermawan?

    Sorga mempunyai suatu daftar kehormatan yang sangat berbeda dengan daftar kehormatan dunia, sebab manusia melihat jumlah tetapi Tuhan melihat proporsi.

  3. 1 Kor 16:2 Prinsip buah sulung
  4. Pada masa pelayanan Paulus, umumnya orang dibayar mingguan. Paulus menekankan untuk menyisihkan persembahan kepada Tuhan dulu. Buah sulung adalah milik Tuhan.

  5. 2 Kor 9:7 Prinsip tujuan
  6. Pemberian kita perlu dilakukan secara penuh makna. Jadi sebaiknya dipertimbangkan, direncanakan dan ditentukan lebih dahulu.

    "Jangan memberi tip kepada Tuhan!"

  7. Mat 6:1-4 Prinsip kerahasiaan
  8. Setelah memberi jangan diingat-ingat lagi. Rahasiakanlah pemberian kita.

    "Jangan biarkan tangan kirimu mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh tangan kananmu."

  9. 2 Kor 9:3 Prinsip hak istimewa
  10. Kita memberi sebab kita menerima banyak dari Seseorang yang demi kita rela menjadi miskin sedemikian rupa sehingga melalui kemiskinan-Nya, kita dimungkinkan untuk menjadi kaya.

    Memberi kemudian tidak lagi menjadi suatu pengorbanan tetapi suatu kegembiraan.

  11. 2 Kor 9:6; 1 Raj 17:12-14 Prinsip keuntungan
  12. Jumlah tuaian bergantung kepada jumlah taburan. Ambil langkah iman dalam area memberi ini. Buatlah tahun ini menjadi suatu tahun terobosan di dalam memberi.

  13. 2 Kor 8:1-15 Prinsip kasih karunia
  14. Kita memberi karena dimampukan oleh Kasih Karunia, bukan hanya karena kemampuan kita.

Tinggalkan mentalitas 'kelangkaan' dan bergeraklah kepada mentalitas 'kelimpahan.'

"Aku tetap menyekop ke luar dan Tuhan tetap menyekop ke dalam. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa sekop Tuhan jauh lebih besar."

— Benny Ho

"Dapatkanlah semua yang kamu bisa dapatkan.
Tabunglah semua yang kamu bisa tabung.
Berikanlah semua yang kamu bisa berikan."

— John Wesley

Menghindari jerat hutang

Ams 22:3; Rom 13:8 Adalah jauh lebih baik bagi orang Kristen untuk sedapat mungkin tinggal dalam keadaan tidak punya hutang. Jenis-jenis hutang yang harus dihindari oleh karena bunganya yang sangat tinggi dan tidak produktif:

  1. Hutang credit card
  2. Hindarilah "membeli barang-barang yang belum tentu kita perlukan dengan uang yang belum kita punyai, demi gaya hidup yang belum tentu menarik perhatian orang lain terhadap kita.

  3. Hutang Kredit Tanpa Agunan (KTA)
  4. Kreditor KTA sudah barang tentu memperhitungkan unsur write off/gagal bayar yang tinggi sekali, dan pada umumnya tidak punya toleransi dalam melakukan penagihan.

  5. Hutang untuk membeli barang yang nilainya menurun
  6. Membeli barang yang nilainya pasti merosot setiap saat dengan hutang yang berbunga itu ibarat sudah jatuh tertimpa tangga.

  7. Pinjaman online
  8. Ada banyak sekali 'institusi keuangan' yang beroperasi secara liar, menawarkan pinjaman dengan prosedur sangat mudah, namun itu akan menjerat kita dengan hutang berbunga sangat tinggi dan menagih dengan intimidasi gaya preman jalanan.

Sepanjang kita bisa menjaga pembayarannya tetap lancar, kita tidaklah berhutang.
Namun secara strategis lebih baik sejauh mungkin hidup dalam keadaan tanpa hutang.

Financial checkup

Berdasarkan pedoman dari FPSB Indonesia, kriteria yang disebut keuangan yang sehat memilki acuan sebagai berikut:

  1. Rasio dana darurat
  2. Maximum 3-6 biaya hidup bulanan.

  3. Rasio investasi/menabung
  4. Minimum 10% dari penghasilan per bulan

  5. Rasio cicilan hutang
  6. Maximum 35% dari pendapatan per bulan.

Diskusi

Apa yang dimaksud dengan “Akar segala kejahatan adalah cinta uang”? Coba berikan contoh!

Proyek ketaatan

  1. Apakah Anda sudah setia dalam mengembalikan perpuluhan? Jika sudah, terus lakukan, jika belum lakukanlah!
  2. Berdasarkan financial checkup atas keuangan pribadi tersebut di atas, bagian-bagian manakah yang harus kita lakukan perbaikan?

Sumber

  • Abraham Lalamentik dan Tim (September 2021). "230.8 Strategi kehidupan yang berhasil". Editor Robbyanto Tenggala. The Servant (edisi ke-2 (ebook)). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-17-1.