KOM 240.1 Pelayanan konseling
- 210.1 Karakter Pelayan Tuhan I
- 210.2 Karakter Pelayan Tuhan II
- 210.3 Karakter Pelayan Tuhan III
Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
1 Tes 6:11,14; Kol 3:16; 2 Tim 3:16-17; Yoh 4:1-42
Tujuan
Peserta mengerti arti dan proses konseling serta diharapkan dapat melakukannya dengan baik.
Pelayanan Yesus bersifat holistik. Ia berkhotbah, mengajar, melakukan pelayanan pribadi, konseling, menyembuhkan hati yang terluka dan juga menyembuhkan tubuh yang sakit. Semua itu Yesus lakukan agar orang percaya dapat menjalani kehidupannya dengan baik.
Konseling adalah bagian dari proses membantu orang percaya di dalam perjalanannya menjadi murid Kristus. Orang percaya bisa saja mengalami pergumulan, tantangan, permasalahan yang dapat menghambat perjalanan hidup rohaninya, karena itu membutuhkan bantuan untuk mengatasinya.
Definisi konseling
Konseling adalah hubungan timbal balik antara dua individu, yaitu konselor yang berusaha menolong atau membimbing dan konseli yang membutuhkan dihadapinya.
Pribadi yang terlibat dalam proses konseling
- Konselor
- Yoh 33:5; Ef 5:18 telah lahir baru den penuh Roh Kudus
- 1 Pet 1:15-16 hidup dalam kekudusan
- Ams 1:7 memiliki hikmat dan pengetahuan Firman Tuhan
- Luk 10:37 memiliki hati yang berbelas kasihan
- Mat 10:1-13 mendapat latihan praktis menjadi konselor.
- Konseli
- Roh Kudus
Yaitu seorang yang:
Yaitu seorang yang:
Fungsi konseling
- Remedial
- Prevention
- Enhancement
- Mastery
Aspek-aspek konseling
- Melibatkan perasaan, pemikiran, dan tindakan konseli
- Penerimaan konselor terhadap persepsi dan perasaan konseli
- Kerahasiaan masalah konseli
- Keinginan sukarela dari konseli
- Dalam bentuk komunikasi verbal maupun nonverbal
- Memperhatikan etika yang berlaku
- Menghindari perdebatan
- Memperhatikan aturan gender
- Dilakukan dalam durasi yang optimal
Konselor penting sekali fokus pada kondisi kerohanian, keadaan perasaan, cara berpikir, pola-pola perilaku dan hubungan konseli dengan masyarakat, dengan keadaan atau benda tertentu.
Konselor menerima keadaan konseli; mengerti situasi, dan memahami pemikiran-pemikiran konseli sebelum menentukan ke arah mana konseli harus berubah.
Mekanisme konseling
Dalam proses konseling, seorang konselor bukanlah seorang pengam- bil keputusan, melainkan seorang yang membantu konseli melalui percakapan, sehingga konseli dapat mengeksplorasi, menemukan dan menyadari apa yang terjadi dengan dirinya. Untuk itu ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan.
- Attending behavior (memberikan perhatian)
- Listening (menyimak)
- Paraphrasing (mengalimatkan ulang)
- Questioning (mengajukan pertanyaan)
- Summarising (merangkum)
- Merefleksikan kembali hal-hal yang telah diungkapkan konseli.
- Mengklarifikasi kembali pernyataan yang tidak jelas.
- Reframing (membingkai ulang)
Konselor memahami keseluruhan situasi dari hal-hal yang terungkap dengan:
Ukuran keberhasilan konseling
Konseli mampu melihat permasalahannya dalam konteks yang berbeda dari yang biasanya dilihat konseli, yaitu di dalam perspektif yang baru.
Konseli memperoleh pengertian yang lebih mendalam akan permasalahan dalam hubungannya dengan Tuhan.
Konseli mendapat pembekalan pola respon baru dalam menghadapi masalah-masalah lamanya.
Konseli memiliki respon yang baru dan efektif terhadap pribadi-pribadi yang bermasalah dengan konseli.
Diskusi
- Apakah hanya orang-orang tertentu saja yang dapat menjadi konselor yang baik?
- Simulasikan proses konseling sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah dipelajari.
Proyek ketaatan
Simulasi konseling diantara peserta menjadi konselor dan konseli, dilakukan secara bergantian. Masalah yang disampaikan harus masalah konseli yang sebenarnya bukan masalah orang lain.
Sumber
- Abraham Lalamentik dan Tim (September 2022). "240.1 Pelayanan konseling". Editor Robbyanto Tenggala. The Servant (edisi ke-3 (ebook)). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-17-1.