Membangun dan membina persahabatan (KOM 230.2)
- 210.1 Karakter Pelayan Tuhan I
- 210.2 Karakter Pelayan Tuhan II
- 210.2.1 Orang yang lemah lembut
- 210.2.2 Orang yang lapar dan haus akan kebenaran
- 210.2.3 Orang yang murah hati
- 210.3 Karakter Pelayan Tuhan III
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu. saling mengasihi.”
Tujuan
Mzm 133; Yoh 13:34-35; Yoh 17 Memberikan tuntunan kepada peserta dalam memilih dan mengembangkan persahabatan/hubungan yang baik, sehat dan Alkitabiah.
- Persahabatan yang Alkitabiah
- Kis 1:26; 2:18 Gambar Allah
- Kel 33:11; Yoh 15:15 Yesus adalah sahabat kita
- 1 Sam 20:17 Model-model dalam Alkitab
- Ams 27:17 Sarana utama untuk mencapai kedewasaan rohani
- Empat jenis persahabatan
- Kenalan
- Teman informal
- Teman dekat
- Sepenanggungan
- Pilihan
- Kontribusi
- Teman intim
- mengungkapkan isi hati dan pikiran.
- mencurahkan perasaan kita yang paling dalam.
- membuka rahasia pribadi kita.
- Tiga faktor kunci dalam membangun persahabatan
- Waktu
- Usaha
- Keterampilan
Ide tentang persahabatan asalnya adalah Tuhan. Eksistensi Allah adalah di dalam hubungan dan kita diciptakan dalam gambar-Nya dan karena itu eksistensi kita adalah dalam konteks hubungan.
Dia bukan hanya menciptakan kita untuk. sebuah persahabatan. Lebih dari pada itu; Dia suka menjadi sahabat kita.
Dalam Perjanjian Lama, model yang paling klasik adalah Daud dan Yonatan. Dalam Perjanjian Baru kita menyaksikan ekspresi yang sama diantara Paulus dan Silas.
Semua buah Roh akan dimanifestasikan dalam hubungan kita dengan sesama.
Mereka adalah orang-orang yang berada di urusan-urusan pekerjaan, pelayanan, gereja, kerabat, studi, dan kelompok-kelompok komunitas yang ada.
Mereka adalah orang-orang yang kita temui secara teratur dalam rangkaian perjalanan hidup kita. Kita bertemu, bercakap-cakap, makan bersama dan sebagainya – di luar pertemuan formal.
Ada tiga faktor yang membangun hubungan ini:
Mereka yang membangun persahabatan karena mengalami masalah yang sama.
Orang-orang yang sepenanggungan akan saling membutuhkan dan menguatkan.
Ada teman-teman di mana kita dapat menemukan kesatuan hati dan pikiran ketika kita sedang bersama-sama.
Hubungan yang terjalin diantara dua orang yang saling melengkapi.
Teman intim adalah orang-orang yang melibatkan dirinya secara empatik dalam hidup kita di mana kita leluasa untuk:
Tujuh esensi utama dalam persahabatan yang Alkitabiah
- Kasih
- Kepercayaan
- Kebersamaan
- Ams 20:6 Loyalitas
- Komitmen
- Ams 27:17; Ibr 10:24 Tantangan rohani
- Luk 15:9 Kegembiraan
Tanpa kasih yang sejati, persahabatan tidak dapat bertumbuh.
Seseorang yang kita percayai sedemikian rupa sehingga kita mengijinkan dia memasuki dunia pribadi kita.
Persahabatan yang benar selalu timbal balik dan terus berkembang menjadi lebih dalam. Keduanya terlibat dalam saling memberi dan menerima, berbicara dan mendengar.
Kita semua menghendaki teman yang loyal kepada kita.
Setiap hubungan yang bernilai, harus memiliki kualitas komitmen. Komitmen berarti secara aktif membuat persahabatan tetap berfungsi dan berkembang. Kasih tidak menjaga komitmen tetap hidup, tetapi komitmenlah yang membuat kasih itu tetap hidup.
Tidak ada persahabatan rohani atau Alkitabiah yang teruji, sampai hubungan itu melewati sebuah tantangan rohani.
Komunitas jenis ini menjadi kesaksian yang dapat menarik hati orang lain untuk bergabung.
Mengembangkan persahabatan dalam gereja lokal
Enam realitas yang perlu diperhatikan:
- Kapasitas kita berbeda-beda
- Kelompok-kelompok sosial dan pemisahan-pemisahan adalah kenyataan
- Gal 6:2 Masalah dan konflik selalu ada di dalam gereja
- Gereja bukan arena persahabatan yang sempurna
- Gembala dan keluarganya juga membutuhkan teman pribadi
- Persahabatan tidak sama dengan persekutuan atau keramahan
Kita tidak bisa intim dengan setiap orang. Kita semua mempunyai batas kapasitas dalam membangun persahabatan, sebab hal itu membutuhkan waktu dan usaha.
Selain itu, kita semua memiliki kemampuan yang berbeda dalam toleransi emosional.
Ada tipe-tipe kepribadian yang mudah “keluar” untuk menjangkau orang lain, sebaliknya ada yang lemah dalam hal itu.
Ini adalah realitas yang tidak dapat dihindari.
Sejumlah besar manusia harus dipilah-pilah dalam kelompok-kelompok kecil untuk memiliki hubungan yang lebih homogen agar lebih mudah eksis dan bertumbuh.
Konflik-konflik adalah bagian dari kehidupan. Yang harus kita lakukan adalah menyelesaikan konflik yang ada secepatnya, saling memaafkan, sama-sama menanggung.
Orang Kristen sering menempatkan pengharapan yang sangat tinggi akan persahabatan di dalam gereja. Mereka seringkali mengharapkan terlalu banyak terhadap satu sama lain.
Seringkali mereka tinggal dalam keadaan yang paling kesepian dan terisoliasi. Mereka tidak dapat bersahabat dekat dan bergaul akrab dengan jemaat tertentu sama seperti orang lain karena takut dianggap pilih kasih.
Persahabatan adalah hubungan pribadi yang memerlukan waktu untuk berkembang.
Empat rintangan ke arah persahabatan yang sehat
- Kemandirian
- “… aku tidak butuh teman!”
- Gaya hidup yang sibuk
- “… aku tidak ada waktu untuk persahabatan!”
- Topeng
- “… aku tidak ingin memberitahu kamu siapa diriku sebenarnya!”
- Ketergantungan emosional
- “… aku tidak bisa hidup tanpa engkau!”
Di dalam masyarakat kita yang serba cepat, kebebasan adalah hal yang sangat kita dambakan. Kita cenderung untuk mencari hal-hal lain sebagai pengganti pertemanan, dan mengira bahwa hal itu cukup.
Orang-orang dari kelompok kedua ini percaya bahwa persahabatan itu baik, tetapi sederhananya mereka tidak punya waktu.
Ketika manusia jatuh dalam dosa di taman Eden, salah satu dari emosi pertama yang datang dari ketidaktaatan itu adalah rasa takut. Dan selalu setelah itu, kita semua mempunyai rasa takut.
Ini adalah tipe ikat janji persahabatan yang kemudian terus meningkat sehingga tidak terkendali.
Memulihkan persahabatan yang retak
Proses memulihkan sebuah persahabatan yang hancur bukan hal yang mudah.
- Ams 18:19 Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri daripada kota yang kuat, dan pertengkaran adalah seperti palang gapura sebuah puri.
- Kenalilah sumbernya
- Ef 4:26; Ibr 12:14-15 Tanggapi secepatnya
- Mat 5:23-24 Prakarsai pemulihan
- Mulailah dengan diri sendiri
- Menghindari pemulihan adalah kesombongan
- Luk 17:3 Pikirkan pengakuan, pengampunan, dan rekonsiliasi
- Mat 18:15 Pendekatan ke arah pemulihan
- Permohonan maaf yang tulus
- Mat 18:21-22 Pengampunan
- Beri waktu
- Ay 42:10 Tetaplah mendoakannya
Kita tidak bisa hidup harmonis sampai kita mengidentifikasi akar masalahnya dan mengatasinya.
Begitu mengetahui apa yang salah, tanggapi secepatnya dan selesaikan secepatnya.
Tidaklah penting siapa yang salah dan siapa yang benar, tetapi yang pertama mengetahui, dialah yang harus memprakarsai pemulihan.
Kita harus mampu menaklukkan kesombongan agar dapat menghampiri orang lain dan mengupayakan pendamaian.
Pastikan bahwa hal itu dilakukan pada tempat, ruang, waktu dan situasi yang nyaman, bebas dari gangguan dan tidak tergesa-gesa.
Kiranya permohonan maaf kita keluar dari hati yang tulus. Jika kepribadian kita sulit kita untuk mengatakannya secara langsung, lakukanlah dengan cara lain (Misalnya: message).
Sekali permohonan maaf disampaikan maka pengampunan harus diberikan dengan sukarela. Tuhan Yesus mengajar kita untuk memaafkan sebanyak yang dibutuhkan.
Proses pemulihan memerlukan waktu. Perlu waktu untuk menumbuhkan kembali keyakinan dan kepercayaan terhadap masing-masing pihak.
Kita perlu berdoa untuk pemulihan yang sepenuhnya dari persahabatan itu dan juga berdoa untuk sikap-sikap kita sendiri. Kita percaya Tuhan dapat menyembuhkan dan memulihkan serta berterima kasih kepada-Nya ketika pemulihan itu terjadi.
Diskusi
Apa yang menjadi halangan saat ini dalam membangun persahabatan dalam gereja kita?
Proyek ketaatan
Pikirkanlah kepada siapa saat ini Anda perlu memperbaiki atau membangun persahabatan?
Ambillah langkah setelah pelajaran ini!
"When a friend is in trouble, don't annoy him by asking if there is anything you can do.
Think up something appropriate and do it."— Edward W Howe
Sumber
- Abraham Lalamentik dan Tim (September 2022). "230.2 Membangun dan membina persahabatan". Editor Robbyanto Tenggala. The Servant (edisi ke-3 (ebook)). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-17-1.