KOM 230.5 Kehidupan nikah Kristiani
- 210.1 Karakter Pelayan Tuhan I
- 210.2 Karakter Pelayan Tuhan II
- 210.3 Karakter Pelayan Tuhan III
Istri, tunduklah kepada suamimu, seperti kepada Tuhan.
- Sebab suami adalah kepala atas istrinya, sama seperti Kristus pun menjadi kepala atas jemaat dan Ia sendirilah juga Raja Penyelamat bagi jemaat yang menjadi tubuh-Nya.
- Sama seperti jemaat juga tunduk kepada Kristus, begitu pun dalam segala hal istri harus tunduk kepada suami.
Suami, kasihilah istrimu, sama seperti Kristus mengasihi jemaat serta mengurbankan diri-Nya untuk jemaat itu.
- Kristus melakukan itu supaya Ia dapat membersihkan jemaat itu dengan ajaran-Nya dan melalui air baptisan, supaya kemudian Ia dapat menyerahkan-Nya kepada Allah.
- Dengan demikian Kristus membuat jemaat itu berdiri dengan agung dan murni di hadapan-Nya, tanpa ada cacat atau cela apa pun.
- Begitulah juga suami harus mengasihi istrinya seperti ia mengasihi tubuhnya sendiri. Orang yang mengasihi istrinya berarti ia mengasihi dirinya sendiri.
Tujuan
Memberikan pemahaman yang Alkitabiah tentang hakikat pernikahan, dan memberikan keterampilan untuk menjabarkannya dalam hidup nikah kita.
Pernikahan adalah level tertinggi dari hubungan antara dua manusia. Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru diawali dan diakhiri dengan issue pernikahan. Berarti pernikahan adalah juga tema sentral Kekristenan.
Hubungan nikah adalah salah satu keterlibatan paling signifikan dalam hidup setiap orang. Hubungan itu bisa mempengaruhi jalan hidup, membentuk karakter kita oleh keterlibatan yang bisa berlangsung sepanjang tiga perempat masa hidup kita.
Oleh sebab itu, kebenaran-kebenaran Alkitabiah haruslah mendasari keputusan kita untuk menikah, dan selanjutnya mewarnai perjalanan hidup nikah kita.
Tujuan sebuah pernikahan
- Ef 5:27 Hidup dalam kekudusan
- 1 Pet 3:7,9 Hidup dalam kebahagiaan dan berkat
- Kej 1:26-28 Hidup dalam kesinambungan
Prinsip-prinsip pernikahan
- Kej 1:28 Seseorang hanya dibenarkan menikah dengan lawan jenisnya
- Kej 1:27 Pria dan wanita mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Tuhan
- Kej 1:28 Seorang pria hanya boleh menikah dengan seorang wanita, dan sebaliknya
- Kej 1:28 Sebuah pasangan boleh bersatu hanya setelah upacara pemberkatan
- Kej 2:24 Seorang pria atau wanita hanya boleh bersatu dengan pasangannya sendiri
- Mal 2:14-16; Mat 19:6 Sebuah pernikahan dirancang Tuhan untuk seumur hidup
- 2 Kor 6:14 Sebuah pasangan sama-sama mengasihi Tuhan
Kehidupan tidak menikah
Mat 19:12 Empat hal yang dapat menyebabkan seseorang tidak menikah:
- Kelainan fisik atau mental
- Peristiwa-peristiwa luar biasa dalam hidupnya (kebiri, kecelakaan)
- Kehendak sendiri (Paulus)
- Kehendak Allah (Yeremia)
Orang yang termasuk di dalam kategori 1 dan 2 bukannya dihalangi untuk menikah, tetapi mempunyai kendala di dalam menjalani pernikahan secara normal.
Keputusan untuk menikah
- Alasan-alasan yang tidak sehat
- Ekspresi pemberontakan
- Melawan pendapat orang tua
- Melarikan diri dari rumah
- Sarana pemulihan citra diri
- Takut hidup sendiri
- Takut mengecewakan orang lain
- Menolak cinta
- Mengecewakan konseli
- Mengecewakan orang tua
- Karena sudah berhubungan seks atau hamil
- Kej 2:18 Alasan-alasan yang sehat
- Kehendak Allah
- Mengekspresikan komitmen dan kesetiaan
- Memiliki tempat menumpahkan kasih sayang
- Memenuhi kebutuhan dan hasrat seksual dengan cara kudus
Hubungan dalam pernikahan yang sehat
- Persahabatan
- Komunikasi yang didasari keterbukaan dan kejujuran
- Apresiasi yang dinyatakan secara kreatif
- Prioritas
- Berbagi segalanya dengan pasangan
- Bekerja sama
- Memaksimalkan potensi masing-masing
- Tumbuh bersama dalam kerohanian
Tiga langkah memasuki pernikahan
- Meninggalkan
- Sumber kemesraan yang utama
- Sumber daya keuangan dan sebagainya yang utama
- Prioritas dalam berbagai hal
- Bersatu
- Memiliki visi tentang masa depan bersama
- Membangun kehidupan rohani bersama
- Mengelola kepemilikan bersama
- Menjalani kehidupan bersama
- Menjadi satu daging
- Saling menyerahkan diri
- Saling memuaskan
- Sama-sama menjaga kekudusan
Seseorang yang menikah harus siap ‘berpisah’ dengan orang tuanya, dan selanjutnya memiliki sendiri:
Seseorang yang menikah menjadi satu dengan pasangannya, sehingga mereka memiliki:
Seseorang yang menikah, menyatu dengan pasangannya sehingga secara badaniah mereka satu sama lain:
Seks dalam pernikahan
- Kesucian seks
- Eksklusivitas
- Memiliki dan dimiliki
- Keindahan seks
- Rekreasi
- Prokreasi
Ancaman dalam pernikahan
- Perselisihan
- Perselingkuhan
- Kejadian luar biasa
- Koma yang berkepanjangan
- Keterpisahan yang berkepanjangan (MIA-Missing in Action)
- Cacat tetap, termasuk organ-organ reproduksi.
- Kematian prematur
- hobi yang berbahaya,
- pola hidup yang tidak baik,
- pola makan yang tidak sehat
- Perceraian
Perbedaan pendapat, karakter, kepribadian dan kebudayaan berpotensi menimbulkan konflik.
Situasi-situasi yang dapat “mengganggu” kondisi pernikahan:
Yang dimaksud disini bukanlah kematian yang terjadi dalam kehendak Tuhan, tetapi yang disebabkan oleh kelalaian sendiri.
Contoh:
Ekspresi kasih dalam pernikahan
- Kasih itu mengampuni
- Kasih itu melayani
- Kasih itu setia
- Melindungi
- Merayakan
Diskusi
- Apa ciri utama dari pernikahan yang sehat?
- Bandingkan dengan kondisi pernikahan kita saat ini! (Bagi yang sudah menikah).
Proyek ketaatan
Menuliskan pendapat pribadi kita tentang materi diskusi tersebut di atas.
To forgive is the highest, most beautiful form of love. In return, you will receive untold peace and happiness.
— Dr Robert Muller
Sumber
- Abraham Lalamentik dan Tim (September 2022). "230.5 Kehidupan nikah Kristiani". Editor Robbyanto Tenggala. The Servant (edisi ke-3 (ebook)). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-17-1.