Orang yang lapar dan haus akan kebenaran (KOM 210.2.2)

Dari GBI Danau Bogor Raya
< KOM‎ | KOM 200
Lompat ke: navigasi, cari

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan

Matius 5:6

Di Timur Tengah, makanan dan air dimanfaatkan dengan sangat hati-hati dan tidak pernah di sia-siakan. Penggalian sumur dan bercocok tanam adalah dua hal yang menyangkut hidup mati manusia.

Jadi, di dalam rahasia ‘kebahagiaan’ berikut ini, Yesus menghubungkan rasa lapar dan dahaga secara bersama-sama untuk menunjukkan kepada kita bahwa “Kebenaran” adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan seumur hidup, sebagaimana halnya dengan air dan makanan.

Sebagaimana fisik kita sangat bergantung pada makanan dan minuman, sedemikian itu juga kehidupan rohani kita bergantung kepada kebenaran.

Apa yang benar berlaku terhadap tubuh, itu juga berlaku terhadap jiwa.

  • Kehidupan fisik manusia bergantung pada makanan dan air. Tanpa itu, orang akan mati secara fisik.
  • Kehidupan rohani bergantung pada kebenaran. Tanpa itu, orang akan mati secara spiritual.

Datang kepada Yesus adalah langkah pertama ke arah pemenuhan dan kepuasan yang sejati. Tetapi tentu harus ada suatu rasa dahaga dan rasa lapar yang terus menerus. Sebab rasa lapar dan dahaga adalah tanda kehidupan. Mengapa?

  • Orang yang mati tidak punya selera.
  • Orang yang diselamatkan mempunyai selera terhadap Tuhan dan kebenaran-Nya.
  • Orang yang tidak diselamatkan mempunyai selera terhadap dosa.

Tiga aspek kebenaran dalam Alkitab

Di dalam Alkitab kata “kebenaran” (bahasa Ibraninya:Tzedek) mengandung beberapa jenis pengertian. Perikop di atas dengan jelas menggambarkan kepada kita paling tidak ada 3 aspek di dalam kebenaran:

  1. Kebenaran rohani
  2. Yaitu perintah, arahan, tugas dan tuntunan Tuhan bagi hidup kita yang kita terima melalui pewahyuan atau pengalaman rohani.

    Ia tidak makan daging persembahan di atas gunung dan tidak melihat kepada berhala-berhala kaum Israel

    Yehezkiel 18:6a

    Hal ini tentu mengacu kepada perintah pertama dan kedua di dalam Hukum Taurat yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan (jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku). Tetapi hal ini tentu tidak hanya berhenti di sini saja, melainkan juga kepada semua tuntunan yang diberikan Tuhan secara pribadi kepada kita.

  3. Kebenaran moral
  4. Ini adalah kebenaran yang dipraktikan oleh orang Kristen dalam hidupnya untuk menyenangkan Tuhan. Kita tidak melakukan hal-hal yang immoral, ilegal, dan yang tidak etis.

    tidak mencemari sesamanya dan tidak menghampiri istrinya waktu bercemar kain.

    Yehezkiel 18:6b

    Kebenaran moral pada zaman ini mencakup beberapa aspek. Kebenaran moralitas seksual memang merupakan bagian yang besar. Tetapi tentu saja tidak berhenti sampai di situ. Ada pula integritas finansial dan integritas dalam perkataan.

  5. Kebenaran sosial
  6. “Kebenaran” dalam Alkitab juga meliputi kebenaran/keadilan sosial, di dalamnya termasuk membebaskan orang yang tertindas, menegakkan keadilan, melayani orang yang lemah dan membantu kaum fakir miskin.

    ... tidak menindas orang lain, ia mengembalikan gadaian orang, tidak merampas apa-apa, memberi makan orang lapar, memberi pakaian kepada orang telanjang, tidak memungut bunga uang atau mengambil riba, menjauhkan diri dari kecurangan, melakukan hukum yang benar di antara manusia dengan manusia.

    Yehezkiel 18:7-8

Rasa lapar dan haus dalam Alkitab

1 Raj 19:20; 2 Raj 2:1-9

  1. Kebenaran rohani
    1. Rasa lapar Elisa
    2. Elisa begitu haus dan lapar akan pengurapan Tuhan, sehingga Ia menolak meninggalkan Elia sampai Ia menerima jubah Elia. Ia meminta dua bagian roh Elia (double portion) dan Ia mendapatkannya.

    3. Kegigihan Yakub
    4. Ishak mempunyai dua orang putra, Esau dan Yakub. Keduanya memiliki sikap dan karakter yang berbeda:

      Esau Yakub
      Plin plan Periang
      Pemburu Petani
      Sederhana Perekayasa
      Nerimo Memaksa
      Pasif Tekun
      Kelaparan fisik Kelaparan rohani

      Yakub adalah pribadi yang jauh dari sempurna, tetapi lapar akan hal-hal rohani. Kerinduannya yang besar akan berkat Tuhan itulah yang menjadi kelebihannya.

    5. Yos 14:10-12 Gairah Kaleb
    6. Jika di Perjanjian Lama ada contoh karakter tentang rasa lapar akan tujuan Tuhan, Kaleb dimasa tuanya, dialah orangnya. Di usia 85 tahun, ketika kebanyakan orang sudah memerlukan tongkat dan duduk di kursi goyang, Kaleb berkata: “Berikan kepadaku gunung itu!” Ketika kebanyakan orang ingin pergi bersenang-senang menikmati hari tua, Kaleb justru ingin pergi berperang! Dia begitu lapar akan hal-hal yang dari Tuhan, dan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Dia begitu bergairah akan tujuan Tuhan dalam hidupnya!

  2. Kebenaran moral
  3. Kegigihan Yusuf di dalam menghadapi pencobaan.

  4. Kebenaran sosial
  5. Kerelaan Zakheus di dalam menunjukkan buah-buah pertobatannya.

Refleksi

Seberapa besar upaya kita untuk melihat kebenaran dan keadilan menjadi nyata di dalam hidup kita?

“To hunger and thirst after righteousness is when nothing in the world can fascinate us so much as being near God.”

— Smith Wigglesworth

Sumber

  • Abraham Lalamentik dan Tim (September 2022). "210.2.2 Orang yang lapar dan haus akan kebenaran". Editor Robbyanto Tenggala. The Servant (edisi ke-3 (ebook)). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-17-1.