Komunikasi pribadi (KOM 230.1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 30 September 2024 14.54 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd ke KOM 200 Edisi 3 Ebook (Sep 2022))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.

Yakobus 1:19

Tujuan

Memperkenalkan teknik-teknik sederhana dalam berkomunikasi dengan efektif untuk meningkatkan keterampilan peserta dalam berkomunikasi.

Komunikasi adalah proses pemindahan ide dan pengertian dari seseorang atau sekelompok orang kepada yang lainnya.

Pengertian ‘mendengarkan’ di sini juga meliputi menangkap suara hati orang yang sedang berbicara dan berusaha memahami apa yang dikomunikasikan tersebut lewat bahasa tubuh, roh dan pikirannya.

Hakikat komunikasi

  1. Lima tingkatan mendengarkan
    1. Mendengarkan secara kosong
    2. Ketika secara fisik kita hadir, tetapi sesungguhnya kita tidak sedang mendengarkan.
      Kita sudah menguasai seni ‘tidur dengan mata terbuka.’

    3. Pura-pura mendengarkan
    4. Kita mendengar suaranya, tetapi tidak menyimak pesannya.

    5. Mendengarkan dengan selektif
    6. Pada level ini, yang kita dengarkan adalah apa yang ingin kita ketahui.

      • Menyaring dan membuang apa yang kita enggan dengarkan.
      • Mengambil hanya apa yang sedang kita minati, baik positif maupun negatif.

    7. Mendengarkan dengan penuh perhatian
    8. Memusatkan perhatian dan energi pada semua yang sedang dikatakan.

    9. Mendengarkan disertai empati
    10. Ini adalah tingkatan yang paling tinggi dalam mendengarkan.

      • Simpati adalah ketika kita menaruh perhatian atas perasaan orang lain.
      • Empati adalah ketika kita turut merasakannya bersama dengan orang lain.

      Pemahaman yang kita peroleh tidak hanya dari kata-kata saja, tetapi juga dari memahami dan ikut merasakan persepsi, maksud hati, bahasa tubuh dan lain-lain.

      Bukan hanya komunikasi secara lisan, tetapi juga yang terselubung.

  2. Tingkatan dalam komunikasi
    1. Level 1 - Klise dan hal-hal yang menyenangkan
    2. Sungguhpun itu bisa merupakan suatu tingkatan komunikasi yang dangkal, hal itu tetap sangat penting bagi interaksi sosial, karena dapat mempunyai efek terhadap kelanjutan hubungan antar manusia.

    3. Level 2 - Fakta dan informasi
    4. Pada tingkatan ini, banyak yang dikatakan, tetapi itu semuanya semata-mata hanya meliputi pertukaran informasi.
      Yang dikomunikasikan adalah hal-hal diluar kehidupan pihak yang terlibat dalam komunikasi.

    5. Level 3 – Pendapat dan penilaian
    6. Kita mulai melibatkan sedikit diri kita di dalam apa yang sedang kita bicarakan.
      Kita mulai berbagi sesuatu yang ada di dalam kita. Kita mulai menawarkan pertimbangan dan pendapat kita.

    7. Level 4 – Perasaan dan emosi
    8. Kita mulai menyertakan tanggapan emosi kita kedalam situasi, dan mulai membuka bagian diri kita yang terdalam.

    9. Level 5 - Kejujuran maksimum
    10. Keadaan di mana kita mengungkapkan perasaan terdalam kita kepada orang yang kita percayai.
      Ketika kita memperoleh kasih karunia untuk saling berkomunikasi pada tingkatan yang se dewasa ini, berbagai hal yang mendalam mulai terjadi.

Keterampilan komunikasi pribadi

  1. Saran praktis
    1. Perkenalkan diri Anda dengan terbuka sejak awal
    2. Praktikkan jabat-tangan yang baik
    3. Ingat nama-nama mereka
    4. Memelihara kontak mata dengan bijaksana
    5. Dengan tulus, bersikap tertarik kepada mereka
    6. Bicara secara positif
    7. Berusaha menyesuaikan diri
    8. Berempati terhadap perasaan mereka

  2. Teknik dalam mendengarkan
  3. Perbedaan antara ‘mendengar’ dan ‘mendengarkan’:

    1. ‘Mendengar’ menggambarkan proses telinga menerima informasi atau data dan meneruskannya ke otak.
    2. ‘Mendengarkan’ adalah proses yang meliputi interpretasi dan pemahaman arti penting daripada apa yang didengar.

  4. Empat keterampilan dalam mendengarkan
    1. Menggunakan pembuka pintu
    2. Memberikan tanggapan yang sesuai
    3. Menggunakan pertanyaan yang terbuk
    4. Yaitu pertanyaan yang mendorong lawan bicara untuk memberi tanggapan selain dari ‘ya’ atau ‘tidak’.

    5. Menggunakan kesunyian dengan penuh perhatian

    Kita harus belajar memahami makna dari momen-momen yang sunyi senyap dengan penuh perhatian, dan untuk memberi kesempatan lawan bicara untuk dapat berpikir, merasakan dan melukiskan keadaan dirinya.

  5. Sepuluh teknik percakapan yang dinamis
    1. Selalu tanggap terhadap apa yang sedang dikatakan lawan bicara.
    2. Sesekali menanggapi dengan komentar yang tepat.
    3. Memelihara kontak mata yang sesuai.
    4. Berikan informasi lebih jauh mengenai pokok materi yang ada.
    5. Tetap penuh perhatian pada percakapan.
    6. Jadilah orang yang menarik dalam percakapan dengan membiasakan membaca situasi.
    7. Nyatakan pendapat tanpa memaksakan orang menerimanya.
    8. Memiliki tenggang rasa dan peduli terhadap orang lain.
    9. Ketahuilah perbedaan antara perdebatan dan diskusi yang menggairahkan.
    10. Jadilah seorang yang memiliki rasa aman dan tidak merasa terganggu ketika orang lain tidak sependapat.

  6. Penghalang-penghalang komunikasi yang efektif
    1. Emosi yang tidak pada tempatnya.
    2. Prasangka buruk dan apriori.
    3. Sistem nilai yang berbeda.
    4. Pemilihan kata yang tidak sesuai.
    5. Tekanan nada bicara yang kurang tepat.

    Kita akan memperoleh pemahaman:

    • 7%: dari kata-kata
    • 38%: dari nada ucapan
    • 55%: dari gerak tubuh

Karakteristik dalam berkomunikasi

Empat profil seorang pemimpin

Injil Penerima Gambaran Karakteristik
Matius Bangsa Yahudi Singa Otoritas
Markus Bangsa Roma Lembu Jantan Kehambaan
Lukas Bangsa Yunani Manusia Kemanusiawian
Yohanes Tidak diuraikan Elang Ke-Ilahian
  1. Why 4:7 Singa
  2. Seringkali seorang pemimpin harus “mengaum” dan menegur.

    Ada momen-momen dimana dibutuhkan kasih ketika kita mengklarifikasi dan berkonfrontasi, namun dalam beberapa hal, kebenaran harus ditegakkan dengan resiko apapun.

  3. Lembu Jantan
    • Pemimpin itu pertama dan terutama adalah seorang pelayan.
    • Dia harus tekun, rela berkorban
    • Dia adalah orang yang melayani.

  4. Manusia
    • Selalu ada sisi manusiawi dari seorang pemimpin.
    • Dia masih merupakan “bejana dari tanah liat” sekalipun memiliki karunia-karunia.
    • Yesus sebagai manusia juga menangis, tertawa, merasa lapar dan menceritakan hal-hal yang lucu.
    • Dalam berkomunikasi posisi ini yang harus terlihat, terutama pada saat berkomunikasi dengan orang yang belum percaya.

  5. Rajawali
    • Rajawali adalah tipe burung yang terbang ke arah matahari.
    • Berbicara tentang sifat ilahi dan kerohanian seorang pemimpin.
    • Mengingatkan kita bahwa seorang pemimpin harus selalu merasa familiar dengan hadirat Tuhan dan hidupnya berjalan dalam tuntunan-Nya.

Belajar mengatakan kebenaran di dalam kasih

Kita perlu jujur dalam berbicara, dapat dipercaya dalam tindakan dan lembut dalam roh. Di dalam komunikasi kita belajar untuk mengatakan apa yang kita maksudkan dan mengartikan apa yang kita katakan.

Sepuluh aturan main dalam berkonfrontasi

  1. Klarifikasi lebih baik daripada konfrontasi
  2. Jika ada suatu masalah yang perlu dipecahkan, gunakanlah kata-kata seperti ini:

    "Saya perlu MENGKLARIFIKASI sesuatu dengan Anda..."

    Kita harus menyadari bahwa kata-kata yang kita pergunakan mempunyai pengaruh yang kuat pada keterbukaan pihak lain.

  3. Langsung lebih baik daripada tidak langsung
  4. Ketika menjelaskan tidak perlu dengan percakapan yang berputar-putar, karena pihak lain sudah tahu tentang masalah apa yang sedang mendatanginya.

  5. Spesifik lebih baik daripada umum
  6. Kita dapat membantu seseorang untuk merubah tindakannya tetapi hanya Roh Kudus yang dapat mengubah karakternya.

    Itu sebabnya kita hanya menyampaikan hal-hal yang spesifik, dan dilain pihak berdoa agar Roh Kudus bekerja merubah karakternya.

  7. Yak 1:19 Kehati-hatian lebih baik dari ketergesaan

    Jangan terlalu cepat menegur, pastikan dulu kebenarannya. Lebih baik terlambat daripada terlalu cepat.

    Jangan berkonfrontasi atas dasar emosi, namun harus dilakukan dengan kepala dingin.

  8. Penerimaan lebih baik daripada penolakan
  9. Dalam konfrontasi kita perlu membuat pihak lawan merasa diterima walaupun memiliki kekurangan/kelemahan. Mengkritik kesalahannya dan tetap menerima pribadinya.

  10. Empati lebih baik daripada apatis
  11. Orang Indian berkata: "Berjalanlah satu mil dengan memakai sepatu Indianku."

    Dalam berkonfrontasi haruslah menyertakan empati.

  12. Dorongan lebih baik daripada kecaman
  13. Akhirilah konfrontasi dengan dorongan, bukan kecaman.

    Ambil kesempatan untuk ‘mengangkat’ lawan bicara sebelum mengakhiri konfrontasi.

  14. Secara pribadi lebih baik daripada di depan umum

    Pujilah di muka umum tetapi koreksilah secara pribadi.

    Kemarahan di depan publik dan koreksi yang merendahkan akan mempermalukan.

  15. Hubungan lebih bernilai daripada permasalahan
  16. Ingatlah bahwa individu lebih bernilai daripada permasalahan yang ada. Bagaimanapun beratnya permasalahan, tak seorangpun perlu meninggalkan pertemuan dengan perasaan tidak dikasihi.

  17. Membangun lebih baik daripada menghancurkan
  18. Kita harus menolong pihak lain untuk menjangkau potensi maksimalnya di dalam Kristus.

Diskusi

Hal-hal apa saja yang sering menjadi penghalang dalam berkomunikasi antar pribadi?

Proyek ketaatan

Cari dalam ingatan Anda; seseorang yang sudah cukup lama Anda kenali, namun selama ini tidak pernah menjalin komunikasi yang mendalam.

Praktikkan pelajaran ini dan laporkan hasilnya.

True Christianity is not merely believing a certain set of dry abstract propositions: it is to live in daily personal communication with an actual living person - Jesus Christ.

— J C Ryle

Sumber

  • Abraham Lalamentik dan Tim (September 2022). "230.1 Komunikasi pribadi". Editor Robbyanto Tenggala. The Servant (edisi ke-3 (ebook)). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-17-1.