Mengenal Perjanjian Lama (KOM 220.1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
< KOM‎ | KOM 200‎ | 220.1
Revisi sejak 21 Maret 2023 19.13 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Yosua 1:8

Tujuan

Ul 6:6; Mzm 1:2-3

  1. Memberi pemahaman umum mengenai kitab-kitab dalam Perjanjian Lama, sejarah penulisan, sumber-sumber penulisan, letak geografis dan tema-tema pokok dari setiap kitab.
  2. Mengenali tokoh-tokoh Perjanjian Lama dan kehidupan orang Israel yang dihubungkan dengan kehidupan kekristenan saat ini.

Perjanjian Lama yang kita kenal terdiri dari 39 kitab dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

  1. Kitab Taurat (Kejadian – Ulangan)
  2. Kitab Sejarah (Yosua – Esther)
  3. Kitab Sastra (Ayub – Kidung Agung)
  4. Kitab Nabi, dibagi 2:
    • Nabi-nabi besar (Yesaya – Daniel)
    • Nabi-nabi kecil (Hosea – Maleakhi)

Proses kanonisasi

  1. Tolok Ukur Kanon
    • Kualitas moral
    • Literatur
    • Kebenaran faktual
  2. Fakta-Fakta Sejarah
    • Konsili Yavneh, orang-orang Yahudi pada abad kedua sebelum Masehi
    • Philo, sejarawan Yahudi didalam tulisannya: “Kehidupan Kontemplatif” (awal abad ke 1 Masehi)
    • Yesus sendiri di dalam Lukas 24:44
    • Flafius Josephus, sejarawan Yahudi di dalam tulisannya: “Contra Apion” (93-95 M)
  3. Solidifikasi
    • Dari Perjanjian Lama tersebut
    • Terjemahan Septuaginta itu sendiri
    • Pengesahan Kristus tentang “hukum Taurat dan kitab para nabi”

Kitab Taurat

Kelima kitab pertama dari Perjanjian Lama disebut: Taurat, yang artinya adalah ‘hukum’ atau ‘pengajaran’, dalam bahasa Ibraninya: “Torah”, dalam bahasa Yunani disebut: “Pentateukh” artinya Kitab Lima Jilid. Kitab Taurat disebut juga Kitab Musa, karena Musa yang menulisnya.

No Nama Alkitab Penulis dan Tahun Penulisan Tujuan Penulisan
1. Kejadian

Bahasa Ibraninya “bere’syit” yang artinya: “pada mulanya”; diambil dari Kejadian 1:1

Musa

1446-1406 SM

  1. Kitab ini ditulis sebagai prolog untuk seluruh Alkitab, karena mengisahkan asal-usul alam semesta, kehidupan dan kebudayaan manusia dan bangsa Israel.
  2. Memberikan pengamatan sejarah singkat tentang wahyu Allah sejak awal penciptaan hingga bangsa Israel dibawa ke Mesir untuk dibentuk menjadi bangsa yang teokratis (di bawah pimpinan Allah/pemerintahan Allah).
2. Keluaran

Bahasa Yunaninya: “exodos” yang artinya “keluar” atau “keberangkatan”.

Musa

1446-1406 SM

  1. Kitab ini merupakan lanjutan dari peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam kitab Kejadian.
    Kitab Keluaran ini mengisahkan keberadaan bangsa Israel yang telah menetap di Mesir dimana mereka kemudian diperbudak oleh bangsa inidan pada akhir kitab diceritakan bagaimana bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan di Mesir.
  2. Merupakan penyataan diri Allah, dimana Allah tidak hanya Dia mengikat perjanjian dengan mereka, tetapi Ia juga menyatakan diri-Nya kepada Israel sebagai Yahweh (Keluaran 6:2-3) dan menjadikan mereka sebagai umat-Nya dan Ia sebagai Allah mereka.
3. Imamat

Bahasa Yunaninya “Leuitikon” artinya kitab untuk orang Lewi. Kitab ini dimaksudkan khususnya bagi mereka yang mengambilbagian aktif di dalam pelayanan sebagai imam.

Musa

1446-1406 SM

  1. Menjelaskan hukum-hukum ibadah yang kudus bagi umat pilihan Allah.
  2. Kitab ini mengajarkan bahwa untuk mendekat kepada Allah yang kudus harus melalui korban/persembahan dan upacara keimaman. Seseorang hanya bisa berjalan dengan Allah yang kudus melalui penyucian dan ketaatan.
4. Bilangan

Bahasa Ibraninya “bemidbar”, artinya “di “Padang Gurun” (Bilangan 1:1). Bahasa Yunaninya untuk kitab ini adalah “arithmoi” artinya bilangan yang menunjuk pada sensus bangsa Israel yang dicatat dalam Bilangan pasal 1-4 dan 26.

Musa

1446-1406 SM

  1. Menceritakan tentang perjalanan bangsa Israel dari gunung Sinai ke perbatasan tanah Kanaan di Kadesy Barnea, kemudian kembali lagi mengembara di padang gurun.
  2. Menceritakan tentang kegagalan bangsa Israel dalam pengujian Allah. Mereka telah dibebaskan oleh Allah dari perbudakan dan Allah menuntun mereka untuk memasuki tanah Kanaan, namun mereka meragukan kuasa Allah ketika akan memasukinya.
    Inilah kegagalan dari bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah.
5. Ulangan

Bahasa Ibraninya: “elleh haddabarim” artinya inilah perkataan-perkataan (Ulangan 1:1). Dan dalam bahasa Yunaninya: “deuteronomion”; artinya: “hukum kedua”.

Musa

1446-1406 SM

  1. Mengingatkan bangsa Israel akan kesetiaan Allah dan untuk mendorong mereka agar mengasihi Allah dengan segenap hati.
  2. Memperbaharui perjanjian antara Allah dengan bangsa Israel di gunung Sinai supaya ada komitmen yang baru kepada Allah.