Mendidik anak (KOM 230.6)
- 210.1 Karakter Pelayan Tuhan I
- 210.2 Karakter Pelayan Tuhan II
- 210.2.1 Orang yang lemah lembut
- 210.2.2 Orang yang lapar dan haus akan kebenaran
- 210.2.3 Orang yang murah hati
- 210.3 Karakter Pelayan Tuhan III
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
Tujuan
Memberikan pengertian kepada para orang tua tentang hakikat dan tujuan Tuhan dibalik keberadaan seorang anak dalam keluarga mereka.
Seorang anak dalam sebuah keluarga seringkali hanya dianggap sebagai suatu keturunan biologis dari sepasang suami isteri, tidak lebih daripada itu. Akibatnya setiap orang tua merasa sebagai pemilik tunggal atas anaknya, dan berkuasa penuh untuk menentukan segala sesuatu tentang hidup anak tersebut. Kita perlu mempertimbangkan bahwa setiap manusia, termasuk kita juga – lahir di dunia sebagai pembawa sebuah destiny dari Tuhan, Sang Pencipta kita – yang mencipta kita dengan penuh tujuan.
Ef 4 Peranan orang tua di sini adalah mengantar anak tersebut dari seorang “anak” bertumbuh menjadi seorang “putera” yang menyadari, sanggup, dan berhasil menggenapi seluruh rencana Bapa melalui hidupnya.
Dua unsur utama
Anak merupakan anugerah sekaligus kepercayaan yang Tuhan berikan bagi satu keluarga dan setiap orang tua harus menyadari bahwa berkat Tuhan ini harus dididik menurut jalan yang Tuhan kehendaki.
Dalam mendidik anak, kita:
- Mengajar
- Mementori
Mengajarkan norma-norma dan nilai-nilai hidup, aturan, hukum, firman maupun cerita-cerita serta pengalaman yang mengandung didikan, mengajarkan pengenalan akan Tuhan.
Mementori sang anak di dalam proses mengejar tujuan hidupnya.
Dua tujuan utama
- Anak mengetahui apa yang baik dan tidak baik sesuai firman Tuhan, pengajaran, peraturan, tata tertib yang berfungsi sebagai batasan norma, etika dan sopan santun.
- Ams 22:6; 2 Tim 3:16 Anak tidak menyimpang dari rencana dan kehendak Tuhan atas dirinya di sepanjang jalan hidupnya.
Hal-hal yang perlu dipahami
- Pertumbuhan, penampilan dan kemampuan fisik yang berbeda-beda
- Pertumbuhan dan kemampuan mental yang berbeda-beda
- Temperamen yang berbeda-beda
- Bakat dan talenta yang berbeda-beda
- Jalan hidup yang berbeda-beda
Setiap orang tua harus bisa menerima anak mereka sebagaimana apa adanya dan menyesuaikan cara mendidiknya dengan kondisi anak tersebut.
Contoh: Anak yang fisiknya lemah jangan dipaksa melakukan kegiatan fisik yang berat.
Setiap anak memiliki daya tangkap, daya pikir dan kemampuan berkomunikasi yang berbeda-beda. Orang tua harus menyesuaikan diri dengan tingkat kecerdasan masing-masing anak.
Setiap anak memiliki temperamen yang berbeda, sehingga cara memperlakukan mereka juga akan berbeda-beda.
Orang tua harus mengenali dan membimbing anak sesuai dengan potensi, bakat dan talenta khusus yang Tuhan berikan kepada setiap anak.
Orang tua jangan memaksakan keinginan atau kehendak dan cita-citanya sendiri kepada anaknya, karena anak harus bertumbuh dan berjalan sesuai dengan jalan kehidupan yang sejak semula Tuhan rencanakan baginya.
Unsur-unsur pembentuk karakter anak
- Unsur keturunan
- Urutan kelahiran dalam keluarga
- Pengaruh lingkungan
- Pengalaman yang traumatik
Dalam kenyataannya banyak anak yang perilakunya mirip dengan orang tuanya.
Berkecamuknya perasaan superior dan inferior turut membentuk sikap hati anak.
Apa yang dilihat dan dialami sehari-hari berpengaruh secara kognitif dan afektif terhadap seorang anak.
Pengalaman atau peristiwa-peristiwa luar biasa yang sangat membekas di hati seorang anak bisa mempengaruhi jiwa anak tersebut.
Pengaruh urutan kelahiran terhadap karakter anak
Urutan kelahiran membawa kecenderungan tertentu dan karakteristik yang umum, tetapi kunci yang benar dari semua ini adalah adanya aliran hubungan yang dinamis diantara anggota keluarga.
- Karakter anak sulung
- Karakter anak tengah
- Karakter anak bungsu
- Karakteristik anak tunggal
Sifat-sifat khas | Kekuatan | Kelemahan |
---|---|---|
Kemampuan memimpin | Bertanggung jawab | Agresif |
Agresif | Menghormati perintah | Bertindak semena-mena, tidak peka dan cenderung egois |
Selalu mengalah | Kooperatif | Dapat dimanfaatkan,diganggu, digertak |
Perfeksionis | Selalu mengatakan sesuatu dengan benar | Cenderung mengkritik diri mereka sendiri dan atau orang lain |
Terorganisasi | Membuat segalanya terkendali | Tidak nyaman dengan urutan proses, dan aturan-aturan |
Penggerak | Ambisius | Menempatkan diri dan timnya di bawah ketegangan dan tekanan |
Pembuat daftar | Menetapkan sasaran dan terencana | Terlalu fokus ke satu pekerjaan |
Logis | Pemikir yang tepat | Percaya bahwa dirinya selalu benar |
Terpelajar | Cenderung menjadi kutu buku | Fokus kepada fakta, dan tidak ada sense of humor |
Sifat-sifat khas | Kekuatan | Kelemahan |
---|---|---|
Bertumbuh merasa tertekan dan tidak menentu | Belajar untuk tidak jadi manja | Dapat menjadi pemberontak |
Harapan-harapan yang masuk akal | Karena hidup tidak selalu adil, mereka tidak manja, realistik | Dapat menjadi pencuriga, sinis, bahkan pahit |
Berani bersosialisasi | Hubungan untuk mempertahankan diri | Teman-teman dapat menjadi terlalu penting |
Pemikir yang mandiri | Siap melakukan hal-hal dengan berbeda. Pengambil resiko, melakukan tindakan dengan cara sendiri. | Dapat menjadi kepala batu, keras kepala, tidak mau bekerja sama. |
Berkompromi | Ahli bernegosiasi | Dapat berusaha mendapatkan kedamaian dengan harga apapun |
Diplomatis | Pembawa damai | Menjauhi konfrontasi |
Suka berahasia | Dapat dipercaya menjaga rahasia | Gagal untuk mengakui ketika mereka membutuhkan pertolongan |
Sifat-sifat khas | Kekuatan | Kelemahan |
---|---|---|
Pemikat | Disukai orang, menyenangkan | Bisa memanipulasi |
Berorientasi pada orang-orang | ‘Membaca’ orang - tahu bagaimana untuk berhubungan dan bekerja sama | Dapat terlihat tidak disiplin, cenderung terlalu banyak berbicara |
Ulet | Ketekunan tanpa lelah, tidak mengenal “tidak” sebagai jawaban | Dapat menekan orang lain terlalu keras |
Penuh kasih sayang dan menarik hati | Perhatian, mudah dicintai | Mudah tertipu |
Tidak rumit | Tampil santai, ikhlas dan dapat dipercaya | Sedikit pelupa, sering keluar dari fokus |
Pencari perhatian | Menghibur dan lucu, tahu bagaimana untuk diperhatikan | Dapat tampil egosentris |
Sifat-sifat khas | Kekuatan | Kelemahan |
---|---|---|
Pencari diri | Tidak takut untuk membuat keputusan | Dapat tampil egosentris |
Perfeksionis | Selalu mengerjakan hal-hal dengan benar, seksama dan rapi |
Tidak pernah puas |
Terorganisasi | Keteraturan dalam segala hal | Terlalu kuatir mengenai aturan,
proses dan hukum |
Pengendali | Ambisius | Terlalu menekan diri sendiri atau rekan sekerja |
Pengendali daftar | Menetapkan sasaran-sasaran dan mencapainya | Dapat terkurung, kehilangan gambaran besar |
Logis | Pemikir yang tepat | Percaya diri selalu benar |
Terpelajar | Cenderung menjadi kutu buku | Fokus kepada pekerjaan, bukan situasi keseluruhan |
Tiga lingkungan yang mempengaruhi kehidupan anak muda
Ada tiga hal yang mempengaruhi kehidupan anak muda, dan faktor inilah yang menjadi kekuatan atau sebaliknya menjadi penyebab terjadinya krisis pada anak muda.
Faktor-faktor itu ialah:
- Keluarga
- Keluarga yang utuh
- Berdisiplin tinggi dan kurang kasih Kurang dalam kasih sayang, selalu dalam ketegangan, diwarnai dengan teguran keras-bahkan pukulan. Anak yang ada dalam keluarga ini sering mengalami stress.
- Berdisiplin rendah dan kasih yang besar Inilah tipe keluarga imam Eli, di mana jarang ada teguran. Apa saja yang diminta oleh sang anak pasti dikabulkan tanpa ada pertimbangan tentang baik atau buruk dampaknya. Anak akan bertumbuh dengan tidak mengenal disiplin.
- Berdisiplin dan kasih yang kurang Biasanya anak ini tidak dikehendaki kelahirannya dalam keluarga tersebut. Anak merasa tertolak, minder dan merasa tidak berarti.
- Kasih dan disiplinnya seimbang Aturan main yang sesuai dengan standar Firman Tuhan ditegakkan dengan adil. Anak bertumbuh dengan sehat secara tubuh, jiwa dan roh.
- Keluarga yang tidak utuh
- Orang tua bercerai hidup
- Orang tua bercerai mati
- Sekolah
- Sistem pendidikan (Kristen atau non Kristen).
- Kepribadian guru (baik atau jahat; adil atau pilih kasih; dan lain-lain).
- Pengaruh sesama siswa (sopan dan vulgar, berandal atau tertib dan lain-lain).
- Jenis pendidikan (formal atau non formal).
- 1 Kor 15:33; Ams 13:20 Pergaulan
Anak-anak yang kedua orang tuanya masih hidup.
Ada empat macam tipe keluarga yang utuh:
Ada 2 jenis keluarga yang tidak utuh:
Beberapa faktor yang mempengaruhi generasi muda dari sekolah adalah:
Pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan yang baik.
Siapa yang bergaul dengan orang bijak akan menjadi orang bijak; dan siapa yang bergaul dengan orang bebal akan menjadi orang yang malang.Tingkat pertumbuhan anak
Kelompok (tahun) | Fisik | Sosial | Mental | Emosi |
---|---|---|---|---|
1 – 3 | Pertumbuhan pesat dan tidak merata, mulai melatih otot-otot besar, mulai belajar mengendalikan gerakan. | Egosentris, aman dalam lingkungan keluarga, dekat dengan ibunya, belajar bermain dengan anak sebaya. Membutuhkan waktu dan tempat yang aman untuk bermain. | Daya konsentrasi terbatas. Perbendaharaan kata-kata masih terbatas dan belum pasti dapat dimengerti. Belajar melalui semua panca indera. Punya rasa ingin tahu. Mulai mengenal angka. | Mudah dibimbing, mudah percaya, mudah merasa takut dan cemburu. |
4 – 5 | Lebih giat berlatih mengkordinasikan gerak tubuhnya, mulai berlari, memanjat, melompat. Senang mendapati dirinya dapat melakukan sendiri berbagai gerakan. | Melihat figur ayah sebagai pemberi solusi yang serba bisa, dan figur ibu sebagai pemberi rasa nyaman. Lebih senang bergaul dengan kakak dari pada dengan adik. | Mulai mengembangkan daya khayalnya, merindukan pengalaman baru,suka meniru. Perbendaharaan kata mencapai 1500 kata, menghitung sampai 30. | Mudah menangis, cepat tertawa. Membutuhkan penjelasan akan hal-hal baru agar tidak berpersepsi negatif. |
6 - 8 | Mengalami perubahan pesat, pergantian gigi, detak jantung lebih cepat, aktif sekali,tertarik kepada banyak kegiatan, mulai mengurus diri sendiri. | Masuk sekolah, perubahan yang mengandung tantangan, keluar dari lingkungan yang aman. | Belajar menulis dan membaca, bangga sekali dengan itu, haus akan cerita-cerita. | Mengadu kepada ibunya tentang pengalaman- pengalaman yang kurang nyaman baginya. |
9 - 11 | Tubuh kuat dan seimbang, suka mengembara, menyelidiki hal-hal baru, terampil mengurus diri sendiri. | Kadang-kadang berbeda pendapat dengan guru, menilai orang lain, berargumen membela diri. | Daya konsentrasi yang baik, mempunyai banyak minat, memiliki hobi. | Jarang takut, kurang sabar, cepat gusar dan kecewa jika gagal melakukan sesuatu. |
Perubahan-perubahan dalam masa puber
- Anak laki-laki
- Pelepasan hormon testosteron dalam jumlah besar
- Perubahan-perubahan fisik
- Pengaruh kejiwaan
- Anak perempuan
- Pelepasan hormon estrogen dalam jumlah besar
- Perubahan-perubahan fisik
- Pengaruh kejiwaan
Hormon tersebut membangun perkuatan fisik di seluruh bagian tubuh.
Postur tubuh anak berubah ke arah postur seorang pria dewasa.
Rasa bersalah karena mimpi basah.
Pengertian dan kesadaran tentang perbedaan seksual dengan wanita.
Hormon yang membangun organ-organ tubuh mencapai fungsinya yang sempurna, khususnya organ-organ yang berhubungan dengan fungsi reproduksi.
Postur tubuh berubah mengarah kepada postur seorang wanita dewasa.
Kebutuhan akan kasih sayang dan perlindungan.
Kesadaran bahwa dia adalah jenis mahluk yang termasuk golongan lemah.
Cara mendidik anak
- Bimbingan dan ajaran
- Bimbingan yang benar
- Peraturan dan ajaran
- Keteladanan
- Disiplin Disiplin adalah bagian yang vital dalam didikan, namun dapat berakibat fatal jika diterapkan dengan cara yang tidak tepat.
- Tit 2:12 Fungsi dan tujuan pendisplinan
- Untuk menyadarkan anak akan kesalahannya
- Untuk membentuk karakter Kristus
- Menanamkan penundukan diri kepada peraturan dan otoritas
- Melatih anak hidup dengan bertanggung jawab
- Ams 15:10 Bentuk pendisiplinan
- Sesuai Firman Tuhan
- Ada didikan yang keras, ada didikan yang lunak.
- Pendisiplinan bagi anak perempuan berbeda dengan anak pria karena ada perbedaan respon dan emosi.
- Pendisiplinan harus sesuai dengan kadar kesalahannya.
- Mzm 32:8 Fokus didikan harus tetap kepada anak Jangan menghukum atau marah dengan mengatakan:
Mendidik anak dimulai dengan memberikan bimbingan yang benar, misalnya: mengenai kebiasaan sejak bangun tidur, etika di meja makan, dan lain-lain, agar anak benar-benar mengerti bagaimana melakukannya dengan baik.
Menetapkan peraturan dan ketentuan serta menyampaikan ajaran adalah penting untuk menanamkan disiplin anak dalam keluarga.
Orang tua harus menjadi teladan sehingga anak dapat mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya.
Keteladanan lebih berpengaruh daripada sekedar perkataan dan merupakan cara yang efektif untuk merubah dan membentuk sampai dalam kehidupan selanjutnya.“Papa malu kamu berbuat begitu!”'
“Kamu itu merusak martabat keluarga kita!”
Anak-anak di mata Tuhan Yesus
- Mzm 127:4 Tanda kemenangan
- 18:2-6 Mudah percaya dan mudah sesat
- Yoh 6:1-13 Berbelas kasihan
- Mat 19:14 Menggambarkan karakter sorgawi
- Tidak pusing dengan kehidupannya
- Tidak sombong
- Mudah mengampuni
- Tulus dan suci
- Menyenangkan hati bapa (lucu dan ceria)
Pada zaman raja Salomo, anak panah adalah senjata yang paling ditakuti. Siapa yang terbaik dalam memanah, dialah yang paling banyak membunuh musuh.
Anak kecil itu adalah contoh dari iman.
Mereka percaya tanpa melihat dan merasakannya, cukup diberitahu, mereka langsung percaya.
Melihat banyak orang yang menderita kelaparan, hati anak kecil mudah berbelas kasihan. Dalam Alkitab ada kisah tentang seorang anak yang tanpa ragu langsung memberikan bekal makanan yang dibawanya kepada Tuhan Yesus.
Banyak karakter anak kecil yang membuat banyak orang terpesona, beberapa di antaranya adalah:
Nilai-nilai yang ditanamkan dalam mendidik anak
- Kepercayaan
- Kesabaran
- Kemandirian
- Tanggung jawab
- Empati
Orang tua harus dapat dipercaya agar anak dapat belajar percaya, dan dikemudian hari bisa mempercayai Tuhan dan dipercaya oleh orang lain.
Melatih kekuatan mental anak agar mampu bersabar menantikan segala sesuatu yang dia inginkan akan terjadi jika waktunya sudah tepat.
Melatih semangat juang anak agar berusaha sedapat mungkin untuk tidak menjadi beban orang lain, dan tidak memanjakan dirinya sendiri sampai tua.
Melatih integritas anak agar menjadi pribadi yang bertangung jawab kepada dirinya sendiri, terhadap sesama manusia dan kepada Tuhan.
Melatih kepedulian anak terhadap kebutuhan orang lain yang ada di sekitar dia, supaya hidupnya berbuah.
Hadiah - penghargaan
Kol 3:21, 16 Hadiah atau reward, merupakan treatment yang baik setelah anak diberi penghukuman dan menyadari kesalahannya atau setelah anak melakukan tugas-tugasnya dengan baik.
- Kasih
- Pujian
- Mzm 21:3-4; Ams 4:9; 1 Pet 5:4 Hadiah
Didikan/
Orang tua perlu memberikan lebih banyak kasih dengan tertib kepada anak.
Menyatakan pujian merupakan satu bentuk imbalan atau ‘reward’
yang wajar sebagai ungkapan terima kasih dan perhatian orang tua.
Hadiah yang dijanjikan kepada anak untuk memotivasi dirinya merupakan pengharapan yang wajar dan ‘fair’, sebagai wujud penghargaan dan kasih yang nyata.
Diskusi
- Bagian mana dari sesi ini yang paling asing bagi kita sebelum ini?
- Bagian mana dari sesi ini belum kita lakukan walapun sudah kita sadari?
Proyek ketaatan
Bangun hubungan dengan seorang anak kecil; sesuai dengan tingkatan umurnya. Praktikan pelajaran yang Anda terima hari ini.
Buat laporan sebanyak 5 kalimat atau lebih.
"I don't want my children to be what I want them to be. I want them to become everything God created them to be."
— Jon Gordon
Sumber
- Abraham Lalamentik dan Tim (September 2021). "230.6 Mendidik anak ". Editor Robbyanto Tenggala. The Servant (edisi ke-2 (ebook)). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-17-1.