KOM 210.3.3 Orang yang dianiaya karena kebenaran
- 210.1 Karakter Pelayan Tuhan I
- 210.2 Karakter Pelayan Tuhan II
- 210.2.1 Orang yang lemah lembut
- 210.2.2 Orang yang lapar dan haus akan kebenaran
- 210.2.3 Orang yang murah hati
- 210.3 Karakter Pelayan Tuhan III
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Kata "dianiaya" adalah kata Yunani “dioko" yang berarti "mengusir" atau "menghalau". Kata lainnya adalah "mengejar dengan permusuhan"
Ketika kita mulai menghidupi nilai-nilai dan tujuan Tuhan, nilai-nilai dunia akan diruntuhkan oleh nilai-nilai kita dan mereka akan ingin memburu atau mengusir kita dengan permusuhan. Orang Kristen zaman gereja mula-mula memahami ini dengan sangat baik, sebab mereka secara harafiah dikejar seperti binatang dan teraniaya. Mereka menantikannya, sebab Yesus telah memperingatkan mereka di dalam Yohanes 15:20.
Dianiaya karena Kristus
Ini mengacu kepada keadaan di mana kita menderita karena kita menyandang predikat sebagai pengikut Kristus (orang Kristen). Ada beberapa negara/tempat yang sama sekali menolak kehadiran orang Kristen dan menganiaya kelompok minoritas Kristen yang ada di tengah-tengahnya.
CONTOH-CONTOH SEJARAH:
- Gereja di Mainland China
- Gereja di Iran
Pemerintah yang komunis ingin menghapuskan semua kelompok religius. Mereka mendirikan Gereja Three-Self untuk mengendalikan orang Kristen.
Ketika Revolusi Kebudayaan dimulai, bahkan Gereja Three Self telah gulung tikar. Itu menyebabkan tumbuhnya Gereja di bawah tanah dan mulainya Pergerakan Gereja Rumah. Hal itu berubah menjadi gerakan Ilahi yang menumbuhkan Gereja itu, yang hari ini berkekuatan sekitar 90 juta.
Di dalam tahun 1990-an, 7 pemimpin Kristen menjadi martir dan banyak orang lain harus lebih dulu melarikan diri dari daratan itu.
Dipandang dari sudut apa yang sebagian besar dari Gereja sedang lewati, semua yang harus kita lewati sama sekali tidak sebanding dengan itu. Bukankah demikian? Namun kita masih mengeluh dan meratap seperti seolah-olah kita sedang menderita untuk Yesus!
Menderita karena kebenaran
Ini mengacu kepada keadaan di mana kita ditekan, diejek, bahkan dianiaya karena menerapkan prinsip-prinsip Kerajaan Allah di dalam masyarakat. Menderita karena kebenaran seringkali terjadi di masyarakat yang terbuka (pluralistik). Meskipun hal ini belum sampai kepada tingkat penganiayaan, tetapi hal ini pun dapat menguji iman orang-orang percaya.
CONTOH-CONTOH:
- Perancis
- Hollywood
Negara Perancis pada abad ke 21 ini dapat dikatakan sebagai contoh negara yang sama sekali sekuler. Semua ekspresi agama dilarang di dalam kehidupan publik. Institusi keagamaan harus mendapat legitimasi dari negara untuk melakukan fungsi-fungsinya.
Industri entertainment sangat terkenal di dalam penolakannya terhadap prinsip-prinsip Kekristenan. Sulit sekali untuk menjadi orang Kristen yang aktif menegakkan prinsip-prinsip Kerajaan Allah di dalam lingkungan seperti ini.
Tujuan gereja mengalami aniaya
- Hal-hal yang menyiksa kita
- Menderita karena iman
Banyak hal yang kita lewati dalam tahap-tahap perjalanan hidup kita, seperti: kritik, kesalahpahaman, tuduhan kecil, atau keberatan sehubungan dengan orang tua, atau sebutan yang diberikan oleh teman sekelas terhadap kita, dan lain-lain.
Kita didorong untuk keluar dari persembunyian dan bagian kelemahan kita dan menjangkau tugas untuk mengasihi Tuhan dan orang yang terbilang.
Perhatikan bahwa Yesus berbicara tentang aniaya "demi kebenaran“ di dalam ayat 10 dan "demi Nama-Nya" di dalam ayat 11. Kita harus membedakan antara dihukum karena berbuat jahat, dan dianiaya karena berbuat benar.
Respons kita terhadap aniaya
Yesus memberi TIGA KATA KUNCI sebagai reaksi terhadap penyiksaan:
- Memerintah
- Kis 5:41; 1 Pet 4:13-14; Flp 1:29 Bersukacita
- Rm 12:9-16 Melepaskan kasih
Ayat 10 - "yang diberkati adalah mereka yang dianiaya demi kebenaran, karena milik mereka adalah kerajaan sorga."
Ungkapan “karena milik mereka adalah kerajaan sorga” secara sederhana berarti bahwa kita dapat memerintah sebagai raja bersama dengan Yesus sekalipun di tengah-tengah aniaya.
Sikap kita dalam mengatasi penyerangan, mencerminkan bahwa kita sedang bertindak sebagai seorang raja dan bukannya seorang preman jalanan.
Kita dapat membalas dendam atau memerintah – pilihan ada di tangan kita!
Ayat 12 - "Bersukacitalah dan bergembiralah..."
Betapa hebatnya sikap ini! Dunia menolak maupun menerima penyiksaan tetapi seorang Kristen pergi keluar dan gembira! Ia bukan hanya gembira tetapi sangat bergembira!
Murid Kristus yang sejati; di tengah-tengah penyiksaan tidak hanya memerintah dan bergembira, tetapi lebih daripada itu ia melepaskan kasih Tuhan kepada mereka yang menyerang dia.
Di sini lagi-lagi kita melihat jenis-jenis kebahagiaan saling mempengaruhi.
Kebahagiaan seorang Pembawa Damai masuk ke dalam arena ini.
Berkat-berkat dibalik aniaya
- Yer 17:9 Menguji motivasi kita
- 2 Kor 6:1 Kesempatan bagi Allah untuk membawa kebaikan
- Mendatangkan Kerajaan Allah di bumi
- Mrk 10:29-30 Hidup dalam perkenanan Tubuh Kristus
Pada waktu kita dianiaya karena Kebenaran, kita mendapat kesempatan yang langka untuk menguji kemurnian motivasi hati kita yang paling dalam.
Pada waktu kita dianiaya karena kebenaran kita, itu akan memberikan kesempatan bagi kuasa Allah mendaur ulang situasi tersebut untuk membawa kebaikan yang besar.
Pada waktu kita dianiaya karena Kebenaran, kita sedang menyebarluaskan paradigma bahwa "kebenaran adalah kekuatan", dan melawan paradigma dunia di mana "kekuatan adalah kebenaran".
Ketika kita rela dianiaya karena Kebenaran dan karena Kristus, sebagai gantinya kita akan mengalami penerimaan yang berlipat ganda dari Tubuh Kristus.
Refleksi
karena mereka adalah pemilik kerajaan Allah."
Ini adalah yang terakhir dari seri kebahagiaan dan sekaligus adalah tingkat tertinggi dari semuanya. Dunia akan selalu menyambut seorang Kristen yang berkompromi, tetapi membenci orang Kristen yang sekuat tenaga melakukan kehendak Tuhan. Tetapi apakah hal ini menghentikan kita di dalam menghidupi kehendak Tuhan?
Tidak!
Sumber
- Abraham Lalamentik dan Tim (September 2020). "210.3.3 Orang yang dianiaya karena kebenaran". The Servant (edisi ke-1 (ebook)). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto.