KOM/KOM 200/230.8: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
< KOM‎ | KOM 200
Lompat ke: navigasi, cari
k (Leo memindahkan halaman KOM 230.8 ke KOM/KOM 200/230.8)
k (upd pagename)
 
Baris 2: Baris 2:
  | type= 200
  | type= 200
  | show03=true
  | show03=true
  | pagename= KOM 230.8
  | pagename= KOM/KOM 200/230.8
  | title= Strategi kehidupan yang berhasil
  | title= Strategi kehidupan yang berhasil
  | titleno= 230.8
  | titleno= 230.8

Revisi terkini sejak 28 September 2024 10.04

Bukan kamu yang memilih aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa di dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

Yohanes 15:16

Tujuan

Peserta mampu mengidentifikasi tujuan hidupnya serta mentalitas yang dibutuhkan untuk meraihnya.

Banyak orang Kristen yang hidup dengan sebuah JAM tetapi jarang yang hidup dengan sebuah KOMPAS.

JAM berbicara tentang komitmen, rencana rapat, gol, jadwal, dan aktivitas kita – apa yang kita lakukan dan bagaimana kita mengaturnya.
KOMPAS berbicara tentang tujuan, visi, misi, nilai-nilai, prinsip, dan arah hidup kita.

KOMPAS kita menginformasikan kepada kita kemana Tuhan mau kita mengarahkan energi kita dan bagaimana kita harus hidup.
JAM menginformasikan kepada kita tentang apa-apa yang kita lakukan dan kapan waktunya bagi kita untuk melakukannya.

Ketika ada gap antara JAM dan KOMPAS tersebut, kita mendapati diri kita sedang berhenti melakukan hal-hal yang memberi kontribusi strategis kepada tujuan hidup yang telah Tuhan tetapkan bagi kita. Ketika itu, kita akan merasakan kehampaan dan ketidakpuasan yang mendalam. Hidup menjadi seperti mesin dan tidak bermakna.
Jika seseorang mempunyai sebuah pertanyaan ‘Mengapa’ untuk kehidupan, ia akan dapat membangun banyak ‘Bagaimana’ menurut caranya sendiri. Dengan kata lain, jika seseorang mempunyai suatu pengertian tentang tujuan hidupnya, ia akan dapat menangani setiap masalah yang memasuki jalan hidupnya.

Menemukan visi kita

  1. Memandang ke dalam diri kita
    • Kelahiran visi dimulai dari sesuatu yang bergelora di dalam hati kita.
    • Kita harus mengambil waktu untuk menemukan keinginan Tuhan yang bagaimana yang telah Dia letakkan di dalam hati kita.

  2. Memandang ke belakang kita
    • Menemukan benang merah dari jalan hidup kita selama ini.
    • Mengambil hal-hal yang terjadi di masa kini, dan meluncurkannya ke dalam masa depan.

  3. Kel 1:26-28 Memandang ke sekeliling kita
    • Suatu gagasan baik menjadi sesuatu yang besar jika waktunya sedang tiba.
    • Cermati apa yang sedang terjadi dalam hidup kita saat ini.
    • Apa yang sedang Tuhan tunjukkan kepada kita?

  4. Mendata sumber daya kita
    • Sumber daya apa yang telah Tuhan taruh di dalam tangan kita?
    • Dukungan apa yang ada pada kita untuk mencapai visi kita?
    • Masing-masing dari kita memainkan multi peran dalam hidup.

  5. Memandang ke atas kita
    • Menginventarisasi karunia dan talenta.
    • Mencatat kelemahan dan kekuatan kita.

  6. Memandang ke depan kita
    • ‘Melihat’ situasi 3 tahun ke depan dengan mata iman.
    • Meninjau hal itu dari sudut pandang ekonomi, sosial, budaya.

Mendesain visi kita

  1. Mengidentifikasi peran
  2. Setiap orang memainkan beberapa peran dalam hidupnya. Kita perlu mengenali jenis dan tingkat kemampuan kita. Peran yang ada di masa depan seharusnya lebih dari peran hari ini.

  3. Mendesain perencanaan
  4. “Jika kita gagal merencanakan, kita merencanakan untuk gagal.” Buatlah rencana yang lebih spesifik dan terstruktur.

  5. Membuat jurnal
  6. Memperkatakan dan mencatat gol sampai mengkristal dalam pikiran kita. Apa yang mengkristal dalam pikiran kita, itu yang akan menjadi tindakan kita.

Empat karakteristik visi

  1. Memberikan inspirasi
    • Kita merasakan perasaan yang baik.
    • Menggelorakan darah - kata-kata yang bersemangat - aktif, ketukan ringan yang teratur, positif dan mendorong.
    • Menantang dan memberi kekuatan.
    • Meneguhkan hal-hal yang terbaik dari diri kita.

  2. Singkat
    • Singkat dan jelas, langsung kepada intinya.
    • Mudah diingat dan dimengerti.
    • Fokus dan langsung.
    • Satu paragraf yang isinya lebih dari 10 kalimat.

  3. Bersifat futuristik
    • Menjelaskan hal-hal yang ada di masa depan.
    • Mengandung pengarahan.
    • Merubah orientasi.
    • Relevan dalam Jangka panjang.

  4. Terperinci
    • Tidak bersifat umum sampai kita tidak dapat menjelaskan tindakan-tindakan yang dibutuhkan.
    • Itu harus menjelaskan kepada kita apa yang harus kita lakukan.
    • Cukup spesifik untuk memberikan pengertian kepada kita tentang arahnya.

Mengejar visi kita

  1. Melihat tujuan dengan jernih
  2. Kita perlu mengetahui kemana kita sedang pergi atau jika tidak kita tidak akan pernah tiba di sana. Tujuan itu harus nyata dan spesifik. Buatlah supaya progresnya bisa dimonitor, diukur, dievaluasi.

  3. Menginginkan dengan rasa putus asa
  4. Berapa dalam keinginan kita akan tujuan itu? Bagaimana putus asanya kamu dalam menginginkan untuk mencapai visi itu?

  5. Mengerjakan dengan fokus
  6. Merasa terikatlah untuk terus bergerak ke depan. Berikrarlah, bertindak dengan sepenuh hati, dengan antusias. Tidak hanya terlibat, tetapi melakukan.

  7. Mengikuti dengan setia
  8. Jangan tinggalkan tujuan itu, apapun yang akan terjadi. Kualitas dan kepuasannya ditentukan dari banyaknya rintangan yang diatasi.

    "Di dalam konfrontasi antara arus dan batu karang, arus selalu menang, tidak melalui kekuatan tetapi oleh ketekunan.”

Lima kekuatan dari sebuah gol

  1. Memberi pengertian tentang arah
  2. Gol adalah suatu tujuan yang telah ditentukan lebih dulu. Kemudian tiap-tiap tindakan kita dengan sepenuh hati makna mengarah kepada gol itu.

  3. Membentuk keputusan yang tepat
  4. Tidak punya gol berarti tidak punya basis untuk pengambilan keputusan. Sebuah gol dimulai dari ujung terjauh daripada realitas kita.

  5. Membangkitkan semangat
  6. Pelari marathon yang hampir pingsan karena kelelahan tiba-tiba memperoleh kesegaran baru, ketika bisa melihat garis finishnya. Itulah kekuatan dari sebuah gol.

  7. Membuat kita semakin efektif
  8. Kita bisa menentukan skala prioritas. Kita bisa mendahulukan hal yang paling perlu. Itu bisa mempercepat progres kita.

  9. Memampukan kita mengevaluasi kemajuan
  10. Kita bisa mengukur berapa jauh progres kita, dan berapa jauh sisa perjalanan kita. Kita bisa mengukur efektifitas kita selama ini.

Beberapa prinsip kunci tentang prioritas

  1. Prioritas tidak selalu sama
  2. Roda kehidupan kita tidak selalu dalam posisi sedang di atas, ada masa-masa kondisi hidup kita sedemikian rupa sehingga kita pelu untuk sementara waktu menunda untuk mengerjakan visi kita dan juga beberapa agenda tetap kita, lalu membuat urutan prioritas yang baru.

    1. Metode untuk menentukan eliminasi sementara
      • Evaluasi
      • Menilai tingkat importance dan urgensi dari setiap hal

      • Eliminasi
      • Menentukan hal-hal yang bisa diabaikan untuk sementara waktu.

      • Estimasi
      • Memperkirakan dan mengantisipasi akibat dari eliminasi tersebut Memperkirakan panjangnya periode eliminasi ini.

    2. Metode untuk menentukan prioritas sementara
      • Requirements
      • Hal-hal yang paling dibutuhkan saat ini

      • Returns
      • Hal-hal yang paling bermanfaat untuk saat ini

      • Rewards
      • Menentukan hal-hal yang paling berharga bagi kita

  3. Belajar melakukan pengabaian yang terencana
  4. Seni mempelajari apa yang harus dilewatkan. Ada keputusan-keputusan yang sifatnya mempertajam prioritas.

  5. Yang baik adalah musuh bagi yang terbaik
  6. Kotoran terakhir yang dipisahkan sebelum emas dapat dimurnikan adalah perak. Kita tidak bisa melakukan hal itu tanpa pengertian yang jelas tentang prioritas.

  7. Kita tidak bisa menyelesaikan segalanya
  8. Kita harus rela melepaskan mimpi-mimpi kecil kita demi memenuhi satu visi besar. Jadilah bijaksana untuk tidak mencoba melakukan terlalu banyak hal bagi banyak orang. Kita dapat kehilangan fokus.

  9. Terlalu banyak prioritas dapat melumpuhkan kita
  10. Kita akan membuang banyak energi untuk berbagai hal yang berbeda tujuannya. Pada akhirnya kita tidak pernah mencapai tujuan kita yang sebenarnya.

  11. Luk 10:38-42 Jangan membesarkan hal-hal kecil
  12. Kita harus mengutamakan hal yang besar dulu. Membesarkan hal yang besar.

    Yesus menyatakan 3 hal kepada Marta:

    • Engkau tidak menaruh perhatian kepada-Ku.
    • Engkau punya terlalu banyak prioritas pada suatu saat yang bersamaan.
    • Engkau telah mengabaikan hal yang terpenting.

Kelebihan beban

Dalam kehidupan modern, kita sering mengalami kelebihan beban. Orang yang bijaksana hidup sedemikian rupa sehingga masih memiliki kemampuan cadangan.

  1. Kesibukan
  2. Kita berjalan, berbicara dan makan pada waktu yang sama.

  3. Keletihan
  4. Kita merasa selalu dalam

  5. Defisit
  6. Di dalam upaya kita untuk hidup dalam standar yang layak dan baik, kita cenderung untuk membelanjakan uang lebih daripada kemampuan kita.

  7. Emosi
  8. Kita begitu dikendalikan oleh upaya menuju sukses. Kita semua tahu apa artinya hidup, tetapi tidak memahami kita hidup untuk apa. Kita terperangkap untuk hanya menciptakan kehidupan di mana kita tidak punya waktu yang lebih panjang untuk hidup. Tidak ada waktu untuk memimpikan, merefleksi, merenungkan, atau memulihkan.

    Seperti yang tertulis dalam sebuah brosur perjalanan wisata:

    “Apa artinya hidup, jika selalu penuh dengan was-was, tidak ada saat untuk berhenti dan menatap?”

Gaya hidup sehat

1 Kor 5:23 Kita bertanggung jawab untuk memelihara roh, jiwa dan tubuh kita agar tetap sehat, demi tercapainya tujuan Allah dalam hidup kita.

  1. Mat 18:23-35 Mengampuni
  2. Mat 18:23-35 Mengampuni
  3. Rom 12:18 Bersahabat dengan selektif
  4. 1 Tim 6:6 Hidup dengan rasa ‘cukup’
  5. 1 Kor 9:27 Pola hidup sehat

Diskusi

Untuk kehidupan yang berhasil, kita perlu:

  1. Menjaga keseimbangan antara roh, jiwa dan tubuh.
  2. Mengerti visi Tuhan atas hidup kita.

Diskusikan bagaimana kita mengerjakan kedua hal tersebut.

Proyek ketaatan

Sharingkan hasil diskusi kelompok Anda dalam Lembar Kerja Peserta.

Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seutuhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

1 Tesalonika 5:23