KOM/KOM 200/230.1: Perbedaan antara revisi
k upd |
k Penggantian teks - "thead-dark" menjadi "table-dark" |
||
Baris 128: | Baris 128: | ||
{{pmb0|'''Empat Profil Seorang Pemimpin'''}} | {{pmb0|'''Empat Profil Seorang Pemimpin'''}} | ||
{| class="table table-sm table-bordered border table-responsive d-table w-100" | {| class="table table-sm table-bordered border table-responsive d-table w-100" | ||
|- class=" | |- class="table-dark" | ||
! Injil !! Penerima !! Gambaran !! Karakteristik | ! Injil !! Penerima !! Gambaran !! Karakteristik | ||
|- | |- |
Revisi per 4 September 2024 02.45
- 210.1 Karakter Pelayan Tuhan I
- 210.2 Karakter Pelayan Tuhan II
- 210.2.1 Orang yang lemah lembut
- 210.2.2 Orang yang lapar dan haus akan kebenaran
- 210.2.3 Orang yang murah hati
- 210.3 Karakter Pelayan Tuhan III
Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.
Tujuan
Memperkenalkan tehnik-tehnik sederhana dalam berkomunikasi dengan efektif untuk meningkatkan keterampilan peserta dalam berkomunikasi.
Komunikasi adalah proses pemindahan ide dan pengertian dari seseorang atau sekelompok orang kepada yang lainnya.
Pengertian ‘mendengarkan’ di sini juga meliputi menangkap suara hati orang yang sedang berbicara dan berusaha memahami apa yang dikomunikasikan tersebut lewat bahasa tubuh, roh dan pikirannya.
Hakikat komunikasi
- Lima Tingkatan Mendengarkan
- Mendengarkan Secara Kosong
- Pura-pura Mendengarkan
- Mendengarkan dengan Selektif Pada level ini, yang kita dengarkan adalah apa yang ingin kita ketahui.
- Menyaring dan membuang apa yang kita enggan dengarkan.
- Mengambil hanya apa yang sedang kita minati, baik positif maupun negatif.
- Mendengarkan dengan Penuh Perhatian
- Mendengarkan disertai Empati Ini adalah tingkatan yang paling tinggi dalam mendengarkan.
- Simpati adalah ketika kita menaruh perhatian atas perasaan orang lain.
- Empati adalah ketika kita turut merasakannya bersama dengan orang lain.
- Tingkatan dalam Komunikasi
- Level 1 - Klise dan Hal-Hal yang Menyenangkan
- Level 2 - Fakta dan Informasi
- Level 3 – Pendapat dan Penilaian
- Level 4 – Perasaan dan Emosi
- Level 5 - Kejujuran Maksimum
Ketika secara fisik kita hadir, tetapi sesungguhnya kita tidak sedang mendengarkan.
Kita sudah menguasai seni ‘tidur dengan mata terbuka.’
Kita mendengar suaranya, tetapi tidak menyimak pesannya.
Memusatkan perhatian dan energi pada semua yang sedang dikatakan.
Pemahaman yang kita peroleh tidak hanya dari kata-kata saja, tetapi juga dari memahami dan ikut merasakan persepsi, maksud hati, bahasa tubuh dan lain-lain.
Bukan hanya komunikasi secara lisan, tetapi juga yang terselubung.
Sungguhpun itu bisa merupakan suatu tingkatan komunikasi yang dangkal, hal itu tetap sangat penting bagi interaksi sosial, karena dapat mempunyai efek terhadap kelanjutan hubungan antar manusia.
Pada tingkatan ini, banyak yang dikatakan, tetapi itu semuanya semata-mata hanya meliputi pertukaran informasi.
Yang dikomunikasikan adalah hal-hal diluar kehidupan pihak yang terlibat dalam komunikasi.
Kita mulai melibatkan sedikit diri kita di dalam apa yang sedang kita bicarakan.
Kita mulai berbagi sesuatu yang ada di dalam kita. Kita mulai menawarkan pertimbangan dan pendapat kita.
Kita mulai menyertakan tanggapan emosi kita kedalam situasi, dan mulai membuka bagian diri kita yang terdalam.
Keadaan di mana kita mengungkapkan perasaan terdalam kita kepada orang yang kita percayai.
Ketika kita memperoleh kasih karunia untuk saling berkomunikasi pada tingkatan yang se dewasa ini, berbagai hal yang mendalam mulai terjadi.
Keterampilan komunikasi pribadi
- Saran Praktis
- Perkenalkan diri Anda dengan terbuka sejak awal
- Praktikkan jabat-tangan yang baik
- Ingat nama-nama mereka
- Memelihara kontak mata dengan bijaksana
- Dengan tulus, bersikap tertarik kepada mereka
- Bicara secara positif
- Berusaha menyesuaikan diri
- Berempati terhadap perasaan mereka
- Teknik dalam Mendengarkan Perbedaan antara ‘mendengar’ dan ‘mendengarkan’:
- ‘Mendengar’ menggambarkan proses telinga menerima informasi atau data dan meneruskannya ke otak.
- ‘Mendengarkan’ adalah proses yang meliputi interpretasi dan pemahaman arti penting daripada apa yang didengar.
- Empat Keterampilan dalam Mendengarkan
- Menggunakan pembuka pintu
- Memberikan tanggapan yang sesuai
- Menggunakan pertanyaan yang terbuk Yaitu pertanyaan yang mendorong lawan bicara untuk memberi tanggapan selain dari ‘ya’ atau ‘tidak’.
- Menggunakan kesunyian dengan penuh perhatian Kita harus belajar memahami makna dari momen-momen yang sunyi senyap dengan penuh perhatian, dan untuk memberi kesempatan lawan bicara untuk dapat berpikir, merasakan dan melukiskan keadaan dirinya.
- Sepuluh Teknik Percakapan yang Dinamis
- Selalu tanggap terhadap apa yang sedang dikatakan lawan bicara.
- Sesekali menanggapi dengan komentar yang tepat.
- Memelihara kontak mata yang sesuai.
- Berikan informasi lebih jauh mengenai pokok materi yang ada.
- Tetap penuh perhatian pada percakapan.
- Jadilah orang yang menarik dalam percakapan dengan membiasakan membaca situasi.
- Nyatakan pendapat tanpa memaksakan orang menerimanya.
- Memiliki tenggang rasa dan peduli terhadap orang lain.
- Ketahuilah perbedaan antara perdebatan dan diskusi yang menggairahkan.
- Jadilah seorang yang memiliki rasa aman dan tidak merasa terganggu ketika orang lain tidak sependapat.
- Penghalang-Penghalang Komunikasi yang Efektif
- Emosi yang tidak pada tempatnya .
- Prasangka buruk dan apriori
- Sistem nilai yang berbeda.
- Pemilihan kata yang tidak sesuai.
- Tekanan nada bicara yang kurang tepat.
- 7%: dari kata-kata
- 38%: dari nada ucapan
- 55%: dari gerak tubuh
Kita akan memperoleh pemahaman:
Karakteristik dalam berkomunikasi
Empat Profil Seorang Pemimpin
Injil | Penerima | Gambaran | Karakteristik |
---|---|---|---|
Matius | Bangsa Yahudi | Singa | Otoritas |
Markus | Bangsa Roma | Lembu Jantan | Kehambaan |
Lukas | Bangsa Yunani | Manusia | Kemanusiawian |
Yohanes | Tidak diuraikan | Elang | Ke-Ilahian |
- Wahyu 4:7 Singa
- Lembu Jantan
- Pemimpin itu pertama dan terutama adalah seorang pelayan.
- Dia harus tekun, rela berkorban
- Dia adalah orang yang melayani.
- Manusia
- Selalu ada sisi manusiawi dari seorang pemimpin.
- Dia masih merupakan “bejana dari tanah liat” sekalipun memiliki karunia-karunia.
- Yesus sebagai manusia juga menangis, tertawa, merasa lapar dan menceritakan hal-hal yang lucu.
- Dalam berkomunikasi posisi ini yang harus terlihat, terutama pada saat berkomunikasi dengan orang yang belum percaya.
- Rajawali
- Rajawali adalah tipe burung yang terbang ke arah matahari.
- Berbicara tentang sifat ilahi dan kerohanian seorang pemimpin.
- Mengingatkan kita bahwa seorang pemimpin harus selalu merasa familiar dengan hadirat Tuhan dan hidupnya berjalan dalam tuntunan-Nya.
Seringkali seorang pemimpin harus “mengaum” dan menegur.
Ada momen-momen dimana dibutuhkan kasih ketika kita mengklarifikasi dan berkonfrontasi, namun dalam beberapa hal, kebenaran harus ditegakkan dengan resiko apapun.
Belajar mengatakan kebenaran di dalam kasih
Kita perlu jujur dalam berbicara, dapat dipercaya dalam tindakan dan lembut dalam roh. Di dalam komunikasi kita belajar untuk mengatakan apa yang kita maksudkan dan mengartikan apa yang kita katakan.
Sepuluh aturan main dalam berkonfrontasi
- Klarifikasi Lebih Baik daripada Konfrontasi
- Langsung Lebih Baik daripada Tidak Langsung
- Spesifik Lebih Baik daripada Umum
- Yakobus 1:19 Kehati-hatian Lebih Baik dari Ketergesaan
- Penerimaan Lebih Baik daripada Penolakan
- Empati Lebih Baik daripada Apatis
- Dorongan Lebih Baik daripada Kecaman
- Secara Pribadi Lebih Baik daripada di Depan Umum
- Hubungan Lebih Bernilai daripada Permasalahan
- Membangun Lebih Baik daripada Menghancurkan
Jika ada suatu masalah yang perlu dipecahkan, gunakanlah kata-kata seperti ini:
"Saya perlu MENGKLARIFIKASI sesuatu dengan Anda..."
Kita harus menyadari bahwa kata-kata yang kita pergunakan mempunyai pengaruh yang kuat pada keterbukaan pihak lain.
Ketika menjelaskan tidak perlu dengan percakapan yang berputar-putar, karena pihak lain sudah tahu tentang masalah apa yang sedang mendatanginya.
Kita dapat membantu seseorang untuk merubah tindakannya tetapi hanya Roh Kudus yang dapat mengubah karakternya.
Itu sebabnya kita hanya menyampaikan hal-hal yang spesifik, dan dilain pihak berdoa agar Roh Kudus bekerja merubah karakternya.
Jangan terlalu cepat menegur, pastikan dulu kebenarannya. Lebih baik terlambat daripada terlalu cepat.
Jangan berkonfrontasi atas dasar emosi, namun harus dilakukan dengan kepala dingin.
Dalam konfrontasi kita perlu membuat pihak lawan merasa diterima walaupun memiliki kekurangan/kelemahan. Mengkritik kesalahannya dan tetap menerima pribadinya.
Orang Indian berkata: "Berjalanlah satu mil dengan memakai sepatu Indianku."
Dalam berkonfrontasi haruslah menyertakan empati.
Akhirilah konfrontasi dengan dorongan, bukan kecaman.
Ambil kesempatan untuk ‘mengangkat’ lawan bicara sebelum mengakhiri konfrontasi.
Pujilah di muka umum tetapi koreksilah secara pribadi.
Kemarahan di depan publik dan koreksi yang merendahkan akan mempermalukan.
Ingatlah bahwa individu lebih bernilai daripada permasalahan yang ada. Bagaimanapun beratnya permasalahan, tak seorangpun perlu meninggalkan pertemuan dengan perasaan tidak dikasihi.
Kita harus menolong pihak lain untuk menjangkau potensi maksimalnya di dalam Kristus.
Diskusi
Hal-hal apa saja yang sering menjadi penghalang dalam berkomunikasi antar pribadi?
Proyek ketaatan
Cari dalam ingatan Anda; seseorang yang sudah cukup lama Anda kenali, namun selama ini tidak pernah menjalin komunikasi yang mendalam.
Praktikkan pelajaran ini dan laporkan hasilnya.
True Christianity is not merely believing a certain set of dry abstract propositions: it is to live in daily personal communication with an actual living person - Jesus Christ.
— J. C. Ryle
Sumber
- Abraham Lalamentik dan Tim (September 2020). "230.1 Komunikasi Pribadi". KOM 200 The Servant (edisi ke-1 (e-Book)). Jakarta: Divisi Pengajaran GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-17-1.