Baptisan air (Pengajaran Dasar GBI): Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Leo (bicara | kontrib)
k fmt
Leo (bicara | kontrib)
k upd
 
Baris 150: Baris 150:


Jadi dengan katekisasi lanjutan ini, seorang anggota gereja yang baru menerima baptisan dididik, dibina secara teratur, dari minggu ke minggu tentang pengajaran dasar iman Kristen, serta segala kelengkapan untuk mendapat kesempatan mengambil bagian berupa hak dan kewajiban, serta tanggung jawabnya sebagai anggota gereja. Dan sebagai ungkapan terima kasih maupun membalas kasih Tuhan ia boleh mengambil bagian dalam aktivitas dan pelayanan gerejawi yang ditugaskan kepadanya. Ada kalanya mereka meminta nama baptisan seperti Petrus, Daud, Priskila, Febe dll., yang diberikan oleh pendeta atau majelis setempat. Dan nama baptis ini biasanya dipakai di depan nama sebenarnya misal Stefanus Sudono, Sarah Triyati Dono dll. Hal tersebut tidak dilarang namun juga tidak diharuskan.
Jadi dengan katekisasi lanjutan ini, seorang anggota gereja yang baru menerima baptisan dididik, dibina secara teratur, dari minggu ke minggu tentang pengajaran dasar iman Kristen, serta segala kelengkapan untuk mendapat kesempatan mengambil bagian berupa hak dan kewajiban, serta tanggung jawabnya sebagai anggota gereja. Dan sebagai ungkapan terima kasih maupun membalas kasih Tuhan ia boleh mengambil bagian dalam aktivitas dan pelayanan gerejawi yang ditugaskan kepadanya. Ada kalanya mereka meminta nama baptisan seperti Petrus, Daud, Priskila, Febe dll., yang diberikan oleh pendeta atau majelis setempat. Dan nama baptis ini biasanya dipakai di depan nama sebenarnya misal Stefanus Sudono, Sarah Triyati Dono dll. Hal tersebut tidak dilarang namun juga tidak diharuskan.
== Lihat pula ==
* [[Baptis|Pengertian baptisan air (dalam KOM 110.5)]]
* [[Baptisan (Pelayanan Jemaat)]]

Revisi terkini sejak 25 September 2022 05.32

Setiap orang yang bertobat harus dibaptis secara selam dalam Nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, yaitu dalam Nama Tuhan Yesus Kristus.

A. Pendahuluan

Dalam Pengakuan Iman GBI disebutkan bahwa setiap orang yang bertobat harus di baptis secara selam dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus yaitu dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Baptisan air (baptisan kudus) adalah salah satu sakramen gerejawi sejak awal abad pertama. Dalam perkembangan pengajaran gereja, maka terdapat perbedaan antara Gereja Roma Katolik yang melaksanakan tujuh sakramen, sedangkan Gereja Protestan melaksanakan dua sakramen saja, yaitu:

  • baptisan air dan
  • perjamuan kudus.

Ketujuh sakramen bagi Gereja Roma Katolik adalah:

  • baptisan air,
  • ekaristi,
  • pernikahan,
  • perminyakan,
  • penguatan,
  • pengakuan dosa, dan
  • imamat.

Kata sakramen, sebenarnya tidak terdapat dalam Alkitab. Kata sakramen berasal dari kata Latin "sacramentum", yang mempunyai arti sejumlah uang yang ditetapkan dalam perkara di pengadilan dengan ketentuan: yang menang uangnya kembali; yang kalah uangnya hangus dan diberikan sebagai persembahan kepada allah. Dalam perkembangan selanjutnya dipakai dalam ketentaraan sebagai semacam sumpah ketaatan kepada komandan mereka, yang kemudian dipakai dalam kekristenan dengan pengertian “janji ketaatan” kepada Tuhan. Dan kemudian dipakai dalam terjemahan Vulgata dalam pengertian Grika "musterion", semacam misteri (mengandung rahasia) yang tidak dapat dijelaskan secara nyata dan rasional, tapi diterima sebagai kebenaran secara iman, semacam aksioma.

Sakramen mempunyai tiga komponen yaitu:

  1. Tanda lahiriah atau tanda yang kelihatan (visible sign) yang dapat diterima atau dirasa oleh indera (senses), yang mempunyai arti spiritual yang dalam seperti roti, anggur, air dalam upacara yang kudus, sebagai benda yang sakral/kudus. Dalam Kejadian 9:12-13, 17:11, Roma 4:11 sebagai tanda dan meterai.
  2. "Tanda di dalam" sebagai anugerah spiritual dan dimeteraikan, yang dalam Alkitab disebut "perjanjian anugerah" (covenant of grace, Kej 9:12-13, 17:11), "kebenaran iman (Rom 4:11), pengampunan dosa (Mrk 1:4), iman, pertobatan (Mrk 16:16) dll.
  3. Penyatuan antara tanda {sign) dengan benda yang diwakilinya, menyatu dalam isi dari sakramen, yang tidak berubah secara fisik misal roti adalah daging atau tubuh, anggur adalah darah. Bukan secara fisik, tapi secara spiritual dan diterima dengan iman. Perjamuan kudus dilakukan sebagai tindakan iman, menerima roti dan anggur sebagai tubuh dan darah Tuhan.

Dalam hal baptisan air, maka tampaklah ketiga komponen di atas. Air yang nyata dan dapat dirasakan namun bila dilakukan sebagai sakramen menjadi memiliki arti spiritual: sebagai penguburan bersama kematian Tuhan dan dibangkitkan (ketika keluar dari air) bersama kebangkitan Kristus, dan mendapat hidup baru di dalam Kristus Yesus.

B. Baptisan

Bila kita membicarakan tentang baptisan, dalam Alkitab terdapat pelbagai baptisan. Seperti yang dikatakan dalam Ibrani 6:2, "yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan". Setidaknya Alkitab membedakan adanya empat baptisan:

1. Baptisan pertobatan

Baptisan ini diajarkan dan dilakukan oleh Yohanes Pembaptis.

  • Dalam Matius 3:11a dikatakan bahwa:

    "Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan.”

  • Dalam Markus 1:4 dijelaskan bahwa,

    “Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."

  • Dalam Injil Lukas 3:3 dikatakan:

    "Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."

2. Baptisan dalam penderitaan

Baptisan ini diberi nama baptisan dalam penderitaan karena memang tidak disebutkan secara demikian dalam Alkitab, tetapi ini merupakan kesimpulan dalam Markus 10:38, di mana Yesus berkata:

"Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima? “Aku harus menerima baptisan dan betapakah susahnya hati Ku, sebelum hal itu berlangsung” (Luk. 12:50).

3. Baptisan air (Kristen/Keselamatan)

Baptisan air atau baptisan Kristen ini adalah yang biasa kita kerjakan untuk setiap orang yang percaya kepada Injil dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru selamat.

  • Dalam Markus 16:15-16, Yesus mengatakan,

    "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum."

  • Dan dalam Matius 28:19 dikatakan:

    "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus."

4. Baptisan Roh Kudus

Baptisan dalam Roh Kudus, biasa disingkat menjadi baptisan Roh Kudus, ini dibedakan dengan penerimaan Roh Kudus.

  • Dalam Yohanes 20:22 dikatakan:
  • "Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata, "Terimalah Roh Kudus.”

    Sedangkan dengan jelas dikatakan oleh Yohanes Pembaptis dalam Matius 3:11b:

    "Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api."
  • Dalam Markus 1:8 dikatakan:
  • "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus",

    • “Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus” (Luk 3:16b).
    • “Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus” (Yoh. 1:33b).
    • “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis 1:5).

C. Baptisan air/Kristen

Dalam dua Amanat Agung Tuhan kita Yesus Kristus, termasuk perintah untuk dibaptiskan:

  1. Dalam Matius 28:18-20 diterangkan bahwa,

    “Yesus mendekati mereka dan berkata: Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

  2. Dalam Markus 16:15-18 dijelaskan bahwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:

    "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa- bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."

Begitu besar dukungan Tuhan dalam memerintahkan murid- murid untuk membaptis; baik dengan otoritas yang didukung oleh kuasa yang telah diberikan kepada Yesus Tuhan di bumi dan di sorga, maupun penyertaan-Nya selama perintah ini dilakukan, sampai akhir zaman. Dengan memberi tanda-tanda berlakunya kuasa Tuhan bagi mereka yang percaya berupa: kuasa mengusir setan, berkata-kata dengan bahasa yang baru sebagai tanda kehidupan yang baru, perlindungan dari perbuatan jahat yang mencelakakan serta kuasa menumpangkan tangan pada orang sakit untuk menyembuhkannya.

Hal ini diberikan-Nya kepada semua murid dan pengikut Tuhan Yesus agar dengan berani dan dengan penuh keyakinan melaksanakan tugas pemberitaan Injil dan tugas pemuridan baik melalui kata-kata maupun perbuatan, dengan dukungan kuasa Allah dan penyertaan-Nya. Kisah Para Rasul memberikan bukti kebenaran tentang pelaksanaan dua perintah Tuhan tersebut.

  1. Dalam Kisah Para Rasul 1:8 dikatakan:
  2. "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
  3. Dalam Kisah Para Rasul 2:4,7-8,11 dijelaskan juga bahwa:
  4. "… penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: “Bukankah mereka semua yang berkata- kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita?"

    Dan ini adalah salah satu tanda dalam pemberitaan Injil kepada segala makhluk dalam Mark 16:15-17.

  5. Kisah 2:37, 41-43, 47,
  6. “Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul rasul yang lain, "Apakah yang harus kami perbuat saudara saudara?” Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda”.

    (Band dengan Mark 16:17, “Tanda-tanda ini akan menyertai”).

Jadi pemberitaan Injil maupun menjadi murid yang disertai kuasa serta tanda-tanda (mujizat) dalam urapan Roh Kudus akan menyebabkan orang menerima Injil, menjadi murid Yesus, dan bersedia untuk dibaptis.

D. Makna baptisan

Banyak praktik baptisan dilakukan tanpa pengertian yang benar sehingga terjadi penyimpangan arti baptisan, dan bahkan menjadi doktrin gereja yang menyimpang pula.

Ada gereja yang menganggap bahwa baptisan merupakan syarat keanggotaan gereja, sehingga terjadi baptisan ulang bila belum dibaptis oleh gereja yang bersangkutan. Ada pula yang menjadikan baptisan sebagai upaya penyembuhan atau perubahan karakter yang jahat menjadi baik; sehingga tanpa mengerti makna alkitabiahnya menjadi sesuatu yang mistik dan lain-lain. Pengertian yang menyimpang dan bahkan ada pula yang melatarbelakangi dengan usaha komersial dan semacam jaminan mutu serta mengaburkan arti yang seharusnya, bahkan menghilangkan arti alkitabiahnya dan diganti dengan kepentingan manusia maupun "gereja" secara eksklusif.

Makna baptisan secara alkitabiah dapat kita ditemukan dalam beberapa kitab seperti Rom 6:3-11, Kol 2:12, 1 Pet 3:21. Dalam Roma 6:3-11 dikatakan sebagai berikut:

".... atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus."

"Karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati" (Kol 2:12).

"Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan, maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah oleh kebangkitan Yesus Kristus” (1 Pet 3:21).

Kesimpulan yang diperoleh merupakan bahwa baptisan adalah tindakan iman untuk melaksanakan kepercayaan kepada Injil yaitu bahwa, “Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia dikuburkan dan bahwa Ia telah dibangkitkan pada yang hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci” (1 Kor 15:3a-4). Ini sesuai dengan penjelasan Roma 6:3-5. Maka makna baptisan adalah tindakan iman, bahwa kehidupan lama dengan seluruh dosa kita dikuburkan bersama kematian dan penguburan Yesus Kristus Tuhan, dan dibangkitkan bersama dengan Kristus Yesus oleh kemuliaan Allah, dan memperoleh hidup baru di dalam Yesus Kristus. Karena itu sesuai dengan nasehat rasul, agar kita pun beroleh hidup baru, terlepas dari kuasa dosa dan hidup memuliakan Tuhan dengan kehidupan yang berkemenangan atas dosa.

E. Pelaksanaan baptisan

Baptisan dilaksanakan dengan menyelamkan peserta baptisan, sesuai dengan arti dan metode yang dilaksanakan dalam Alkitab, tentu sesuai dengan arti kata perintah “baptiskan” (baptiste) mereka.

Matius 3:13-17 menjelaskan tentang Yesus dibaptis Yohanes, maka pada ayat 16 dikatakan: "Sesudah dibaptis, Yesus segera 'keluar' dari air", bukan dari sungai Yordan. (kata air = udatos, dan kata sungai = potamos). Kesimpulannya Yesus diselamkan di dalam air sehingga Ia keluar dari air. (Band, dengan Mark 1:9-10).

Dalam Kisah Para Rasul 8:38-39, dikatakan bahwa, “Keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia dan setelah mereka keluar dari air” (bukan dari kolam air, jelas dipakai kata Yunani "anebesan ek tou hudatos" artinya muncul dari air; jelas mengandung arti penyelaman).

Dalam Alkitab, baptisan selalu dilaksanakan secara selam yang memberi pengertian penguburan (dalam air) dan kebangkitan (keluar dari air) yang diuraikan dalam Roma 6 ayat 3-34.

Sejajar dengan pengertian baptis sebagai alat pembaharuan oleh kebangkitan Yesus (Rom 6:3-4, Kol 2:11-12 dan 1 Pet 1:3) maka dalam PL diberikan dua gambaran bahwa bumi dilanda air bah (banjir besar) sehingga air menutupi seluruh bumi, sebagai "baptisan bumi" dan juga ketika bangsa Israel menyeberangi Laut Kolsom/Teberau berjalan pada dasar laut tersebut sebagai "baptisan" (Kej 7 dan Kel 14) bahkan ada yang mengemukakan bahwa pada Kejadian 1, bumi masih belum berbentuk maka diliputi air yang setelah berpisah menjadi air di bawah dan air di atas, kemudian terjadilah darat dan laut, merupakan baptisan bumi purba.

Di samping itu pada tradisi penerimaan bangsa non-Yahudi yang masuk agama Yahudi mereka mendapat baptisan proselit dengan penyelaman dalam air untuk penyucian dari dosa dan kehidupan non-Yahudi-nya.

Bila memperhatikan terjemahan dalam bahasa Belanda "doop" artinya celup, dan bahkan arti kata bapto dalam pemakaian sehari- hari adalah celup (dalam zat warna), maka baptisan tidak bisa dengan cara lain kecuali diselam.

Bagaimana dengan baptis yang dilakukan dengan percik?

Kata percik dalam bahasa Yunani ada dalam bentuk rantiso, erantisa, rantismos. Dalam Alkitab dihubungkan dengan pemercikan darah, dan dalam PL dihubungkan dengan pengudusan, sehingga dalam PB pun mempunyai kaitan dengan pengudusan dan pengampunan (Ibr 9:19-22, 9:13, 11:28, 12:24, 1 Pet 1:2). Namun demikian dalam PB yang diperintahkan Tuhan adalah baptisan yang secara harafiah berarti penyelaman atau pencelupan. Kesaksian Alkitab bagi orang yang percaya dan menerima Tuhan Yesus selalu dibaptis selam.

Bagaimana dengan bayi dan anak-anak kecil?

Dalam Alkitab, syarat untuk dibaptis adalah bertobat (Kis 2:38), percaya dan menerima Yesus/menjadi murid Tuhan (Mrk 16:15- 16, 1 Kor 15:24, Mat 28:19). Anak-anak belum mempunyai pengertian tentang dosa yang dihubungkan dengan pertobatan maupun penebusan, sehingga pada umumnya baptisan dilakukan untuk mereka yang berumur 12 tahun ke atas.

GBI melakukan penyerahan anak-anak kecil seperti Tuhan Yesus diserahkan di bait Allah (Luk 2:21-22), dan setelah umur 30 tahun, barulah Ia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis untuk memenuhi seluruh kebenaran firman.

F. Tata ibadah (liturgi) baptisan air

Sebelum mereka menerima baptisan, maka terlebih dulu mereka mengikuti katekisasi pra-baptisan (kurang lebih 12-16 kali pertemuan, masing-masing 1-3 jam), baik mengenai keberdosaan manusia, hingga penghukuman berlaku, termasuk hukum tabur- tuai. Dengan demikian pengertian keselamatan adalah anugerah semata-mata dari Allah yang telah mengaruniakan Anak-Nya. Yesus - yang menjadi manusia (Yoh 1:14, Rom 3:23 dll.), pemberian keselamatan cuma-cuma di dalam Yesus.

Mengenai siapa Allah (Bapa) dan siapa Yesus Tuhan serta Roh Kudus dan lain-lain doktrin mendasar mengenai kepercayaan Kristen. Dan menjelang baptisan masih diberikan penjelasan Alkitab yang memberikan mereka kesempatan mengambil keputusan pribadi, memilih dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat, serta menyerahkan diri sepenuhnya termasuk seluruh dosa (ketidakpercayaan mereka dan penyembahan berhala yang mereka lakukan atau allah lain yang mereka anut) maupun kesediaan diperbaharui dan dilepaskan dari segala ikatan-ikatan seperti: keterikatan jimat, benda magis dan bahkan kelepasan dari keterikatan pada rokok, tembakau serta pinangnya, kebiasaan judi, madat/narkoba, dll.). Dan dengan iman, ia rela menyerahkan diri sepenuhnya untuk dikuburkan bersama kematian Yesus dalam baptisan, percaya dan menerima pembaharuan bersama kebangkitan Yesus oleh kuasa kemuliaan Allah Bapa, hidup kudus dan penuh kemenangan dalam Kristus Yesus (1 Pet 1:3).

Akan lebih berkesan mendalam apabila setelah selesai baptisan mereka mendapat kesempatan untuk pertama kali menerima perjamuan kudus dalam ibadah raya di gereja, mereka diterima sebagai anggota persekutuan orang percaya, anggota penuh gereja, dan menerima surat Akta Baptisan dan Kartu Anggota GBI setempat. Dengan pemberian akta dan kartu anggota tersebut, maka jemaat dengan sukacita menyambut mereka dengan memberi jabatan tangan sebagai ucapan selamat kepada mereka yang baru dibaptis dan menjadi anggota baru dari gereja lokal.

G. Formula dalam membaptis

Ada perbedaan kecil namun spesifik dan kadang menimbulkan pertengkaran gereja/organisasi gerejawi tentang bagaimana memakai formula atau kata-kata pada saat membaptis peserta baptisan.

Ada gereja yang menggunakan formula: "Saya baptiskan Saudara A (sebut nama yang dibaptis), dalam nama Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus" atau "atas nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mat 28:19), itu saja menimbulkan masalah karena yang satu pakai kata Allah dan yang lain tidak menggunakannya. Ada pula gereja yang membaptis berdasarkan Kisah 2:38, dan 19:5, membaptis dalam nama Yesus.

GBI dalam menghindarkan pertengkaran tersebut maka memakai secara lengkap, “Saya baptiskan saudara dalam Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.”

H. Tindak lanjut setelah menerima baptisan air

Kepada para anggota baptisan yang baru, maka gereja melanjutkan pembinaan iman Kristen agar mereka didewasakan dan hidup dalam persekutuan seperti yang terjadi pada jemaat mula-mula dalam Kisah 2:41-42. "Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.”

Dalam surat kepada Jemaat Efesus, Rasul Paulus menerangkan bahwa Allah memberikan rasul, nabi, pemberita Injil, gembala dan pengajar untuk memperlengkapi orang-orang kudus atau jemaat, bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, “sampai kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa- rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Tuhan Yesus Kristus yang adalah kepala” (Ef 4:11-16).

Jadi dengan katekisasi lanjutan ini, seorang anggota gereja yang baru menerima baptisan dididik, dibina secara teratur, dari minggu ke minggu tentang pengajaran dasar iman Kristen, serta segala kelengkapan untuk mendapat kesempatan mengambil bagian berupa hak dan kewajiban, serta tanggung jawabnya sebagai anggota gereja. Dan sebagai ungkapan terima kasih maupun membalas kasih Tuhan ia boleh mengambil bagian dalam aktivitas dan pelayanan gerejawi yang ditugaskan kepadanya. Ada kalanya mereka meminta nama baptisan seperti Petrus, Daud, Priskila, Febe dll., yang diberikan oleh pendeta atau majelis setempat. Dan nama baptis ini biasanya dipakai di depan nama sebenarnya misal Stefanus Sudono, Sarah Triyati Dono dll. Hal tersebut tidak dilarang namun juga tidak diharuskan.

Lihat pula