Kristologi (Pengajaran Dasar GBI)
Dalam Pengakuan Iman Gereja Bethel Indonesia dikatakan,
- Yesus Kristus adalah Anak Allah yang tunggal, dilahirkan oleh perawan Maria yang dinaungi oleh Roh Kudus. Bahwa Yesus telah disalibkan, mati, dikuburkan, dan dibangkitkan pada hari yang ketiga dari antara orang mati. Bahwa la telah naik ke Surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa sebagai Tuhan, Juruselamat, dan pengantara kita.
A. Pendahuluan
Dari pengakuan iman ini akan kita jabarkan pokok pembahasan tentang Yesus Kristus.
Siapakah Yesus Kristus? Pertanyaan ini dalam bahasan teologia dikenal dengan sebutan "Kristologi".
B. Nama Yesus Kristus
Yesus {Jehoshua) yang berarti sang penyelamat (juru selamat): sesungguhnya dalam Dia Allah sendiri mendatangi manusia dengan pertolongan dan keselamatan yang daripada-Nya. Nama ini adalah pemberian malaikat Allah seperti tertulis dalam Mat 1:21 "la akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka". Nama ini sangat berhubungan erat dengan misi-Nya bagi dunia yaitu untuk menyelamatkan umat manusia. Dan nama itu menunjukkan kepada kita hubungan yang langsung dengan sejarah serta bahasa bangsa Israel: Yesus orang Nazaret itu adalah seorang Yahudi yang hidup pada kurun waktu tertentu dan dalam suatu lingkungan tertentu.
Kristus (KRISTOS) dalam Perjanjian Baru sejajar dengan pengertian dalam Perjanjian Lama yang artinya "the anointed one” Dia yang diurapi seperti seorang raja ataupun imam bagi jabatannya (Kel. 29:7, Im 4:3, Hak 9:8, 1 Sam 9:16, 1 Sam 10:1, 2 Sam 19:10). Raja disebut “yang diurapi Allah" (1 Sam 24:6). Sebutan "Mesias" berhubungan dengan janji Allah kepada orang- orang Yahudi di mana Allah menjanjikan akan datangnya "Sang Mesias" orang yang diurapi Allah sebagai penolong dan pembebas bagi umat-Nya. Pembebas di sini tidak diartikan sebagai pembebasan secara jasmani tetapi lebih mengarah kepada pembebasan umatnya dari belenggu dosa.
C. Keilahian Yesus
"Anak Allah" menunjukkan hubungan yang sangat dekat antara Yesus dengan Allah Bapa. Dalam Efesus 1:3 dikatakan, "Terpujilah Allah dan Bapa kita Tuhan Yesus Kristus". Bapa menunjuk kepada pribadi Allah, hal ini lebih dari hanya sekadar sebutan, tetapi mengarah kepada pengertian hubungan antara Yesus dengan Bapa (pribadi Allah). Juga sering digunakannya nama “Anak Allah" sehubungan dengan keberadaan Keallahan-Nya dan pekerjaan ilahi-Nya (Luk 1:35). Selain itu nama "Anak Allah" juga berhubungan dengan ketrinitasan (Mat 11:27, Mat 14:28-33, Mat 16:16, Mat 21:33-46, Mat 22:41-46). Hubungan antara Bapa dan Yesus sangatlah unik karena bersifat kekal (Yoh 17:1-5). Yesus digambarkan sebagai anak tunggal Bapa; hal ini melukiskan tentang Bapa yang dengan kasih sayang telah memberikan Anak- Nya yang sangat dikasihi kepada kita (Yoh 1:1).
Bukti tentang Keilahian Yesus:
- Gelar Anak Allah yang banyak dicatat oleh penulis Alkitab (Kis 8:37, 1 Kor 1:19, Gal 2:20, Ef 4:13) menunjukkan keilahian Yesus.
- la adalah Firman dan Firman itu adalah Allah (Yoh 1:1).
- la mampu mengampuni dosa (Mat 9:2-7).
- Setan pun mengakui Yesus adalah Allah (pengusiran setan dari orang yang kerasukan di Gadara).
- la mati dan bangkit pada hari yang ke-tiga, membuktikan la sebagai Allah yang hidup.
- la disembah oleh orang-orang (Mat 2:2).
D. Kemanusiaan Yesus
1. Inkarnasi
Istilah ini berasal dari kata Latin "incarnatio" yang berarti "in the flesh" (in = masuk ke dalam dan caro/cornis/flesh= daging). Jadi inkarnasi adalah Kristus (Allah) masuk ke dalam daging atau Allah menjadi manusia (Yoh 1:14, Rom 8:3, 1 Tim 3:16, 1 Yoh 4:2, 2 Yoh 7). Dalam Yohanes 1:14 menekankan dua segi dari inkarnasi:
- Inkarnasi bermaksud untuk menyatakan bahwa Firman Allah telah menjadi daging; dengan kata lain "Allah benar-benar menjadi manusia".
- Inkarnasi menunjukkan bahwa la telah mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba (Fil 2:6-7).
Inkarnasi hanya terjadi dalam Yesus Kristus, kita menolak konsep "reinkarnasi" seperti yang diajarkan dalam agama lain.
Makna Inkarnasi:
- Inkarnasi adalah inisiatif Allah.
- Inkarnasi menunjukkan kasih Allah kepada manusia.
- Inkarnasi sebagai cara Allah untuk berkomunikasi dengan manusia.
- Inkarnasi menunjukkan gambaran Allah yang sempurna dalam diri Yesus bagi manusia.
- Inkarnasi mengarah kepada korban pendamaian.
- Inkarnasi mengarah pada konsep Imam Besar sebagai perantara Allah dan manusia.
2. Dilahirkan oleh Perawan Maria yang dinaungi oleh Roh Kudus.
Dari pengakuan iman itu kita percaya bahwa Yesus dilahirkan seperti bayi lainnya oleh Maria. Dengan demikian kita yakin bahwa Yesus sungguh-sungguh manusia. Ada sekte yang menolak Yesus sebagai manusia (Marcion) dengan pandangannya yang disebut doketisme yang mengatakan, "Tuhan Yesus disuruh Allah Bapa, dan membawa badannya dari sorga, maka bukanlah manusia sungguhan". Pandangan ini jelas tidak sesuai dengan iman Kristen, karena Alkitab dengan jelas dan gamblang menyebutkan bahwa "la dilahirkan dari seorang perawan Maria" (Luk 1:1). Maria dan Yusuf baru bertunangan saat itu, namun dalam Matius 1:8 dikatakan, "… ternyata ia mengandung dari Roh Kudus". Bahkan ditegaskan lagi oleh malaikat dalam ayat 20, "… anak yang dikandungnya adalah dari Roh Kudus". Dalam frase ini depan ek (Yunani) yang diterjemahkan "of = dari" menunjukkan sumber dari sesuatu. Jelas sekali bahwa Roh Kudus adalah sumber utama, Maria hanyalah orangtua secara biologis dari Yesus.
Yesus Kristus sendiri sering menggunakan istilah "Anak Manusia" yang berarti Ia adalah manusia, lahir dari manusia. Dengan demikian Anak Manusia mengandung arti yang istimewa yaitu Tuhan menghubungkan diri-Nya dengan nubuat-nubuat dari para nabi (Dan 7:13). Dengan kata lain Yesus ingin menyatakan bahwa Dia-lah yang telah dinubuatkan oleh para nabi, yang dinanti-nantikan orang, yang harus dipercayai.
Galatia 4:4 menyebutkan bahwa "lahir dari seorang perempuan" jelas bahwa Ia sama dengan bayi yang lain; hal ini menyatakan bahwa Ia sungguh-sungguh manusia. Meskipun di dalam hal ini Maria sebagai seorang wanita yang masih perawan karena ia belum pernah berhubungan badan dengan Yusuf, tunangannya.
3. Bukti lain tentang kemanusiaan Yesus
- la memiliki keadaan sama persis dengan keadaan manusia lain (lapar, haus, marah, sedih takut dll.).
- Struktur tubuhnya sama dengan manusia yang lain (darah, daging) la memiliki silsilah yang menunjukkan keadaannya sebagai manusia.
- Sebagai manusia kodrat-Nya pun terlihat di mana Ia mengeluarkan darah sewaktu dalam penyiksaan, mati dan dikuburkan.
- Namun sebagai manusia Ia berbeda dengan manusia yang lain; perbedaannya terletak pada "la sebagai manusia yang tidak berdosa”.
4. Bukti ketidakberdosaan Yesus
- Yesus tidak pernah membuat pengakuan dosa.
- la dibaptis bukan sebagai tanda pertobatan-Nya melainkan untuk menggenapi seluruh kebenaran (ia sebagai orang Yahudi mentaati adat dan kebiasaan di sana).
- Yesus selalu menang dalam mengatasi pencobaan (Mat 16:23), hal ini membuktikan bahwa Yesus tidak tenggelam dan hanyut dalam dosa.
- Pengakuan-pengakuan Yesus sendiri (Akulah terang dunia: Yoh 8:12, la dan Bapa adalah satu: Yoh 10:30) mengidentifikasikan bahwa la tidak berdosa.
- Yohanes memberikan argumentasi "di dalam Dia tidak ada dosa” (1 Yoh 3).
- Dalam doa para murid-Nya, "Kis 4:24 menyebutkan, “Yesus hamba-Mu yang kudus" membuktikan ketidakberdosaan-Nya.
- Paulus menyimpulkan dalam II Kor 5:21, "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita."
- Ibrani 4:15, "... Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa."
- Petrus menggambarkan Yesus sebagai orang yang tak berdosa dengan menyebut "darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” (1 Pet 1:19).
Makna Teologis dari ketidakberdosaan Yesus:
- Hubungannya dengan inkarnasi (menjadi manusia), bukan berarti Ia harus terlibat dalam dosa tetapi karena yang diselamatkannya adalah manusia; dan dengan la menjadi manusia, Allah bisa berkomunikasi langsung dengan manusia.
- Justru dalam kaitannya dengan ketidakberdosaan Yesus, makna teologisnya mengarah kepada ketaatan-Nya kepada misi Bapa.
- Ketidakberdosaan Yesus menunjukkan la sebagai Allah.
- Kita tidak bisa memisah-misahkan keilahian dan kemanusiaan Yesus secara tajam karena hal itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh.
E. Konsep kemesiasan Yesus Kristus
Konsep Mesias (Pembebas/Penyelamat) sudah dikenal bangsa Israel sejak PL. Yaitu seorang yang menjadi wakil Allah untuk pembentukan suatu zaman baru bagi umat-Nya. Para pengikut Kristus yakin bahwa Yesus adalah "Mesias", orang yang diurapi Allah (Kristus). Mereka begitu giat memberitakan hal itu, sehingga orang-orang lain menyebut mereka "pengikut-pengikut Kristus". Hal itu terjadi di Antiokhia, dan di sinilah jemaat pertama-tama dibangun di tengah-tengah orang Yahudi.
Ada beberapa konsep "Mesias" yang berkembang dari waktu ke waktu:
- Dalam PL (kitab nabi-nabi) banyak disebutkan tentang masa kemesiasan yang akan datang yang menawarkan masa depan cerah bagi umat-Nya (Yes 26-29, Yeh 40-48) dari arah pembicaraan para nabi zaman itu istilah kemesiasan lebih ditujukan kepada yang diurapi untuk tugas khusus seperti imam atau raja-raja.
- Selama masa PL dan PB arti dan istilah kemesiasan mengalami beberapa perubahan, dan arti teknis dari orang yang diurapi Tuhan menjadi lebih menonjol. Pengharapan kedatangan mesias mempunyai bentuk yang berbeda-beda, tetapi yang paling menonjol adalah mengenai Raja Keturunan Daud, yang akan mendirikan kerajaan di dunia bagi umat Israel dan akan menghancurkan musuh-musuh Israel. Mesias akan merupakan tokoh politik, tetapi dengan kecenderungan ke arah agama. Konsep ini merupakan gabungan pengharapan nasional dan rohani.
- Dalam Naskah Laut Mati disebutkan adanya dua orang mesias yaitu seorang dari Harun dan seorang dari Israel.
- Orang-orang Yahudi sendiri memiliki pemikiran bahwa Mesias adalah orang yang akan membebaskan mereka dari jajahan Romawi.
- Yesus memperkenalkan diri sebagai "Mesias" yaitu seorang yang akan membebaskan mereka dari dosa. Jadi bukan mesias politik seperti yang dipahami oleh orang-orang Yahudi.
F. Jabatan-jabatan Yesus
1. Sebagai Raja
Jabatan Yesus berkaitan satu dengan yang lain dan ini tidak bisa dipisahkan. Ketika Yesus harus menjalani siksaan dalam proses penyaliban kita bisa melihat bahwa jabatannya sebagai Raja nampak. la diolok-olok sebagai Raja (Yoh 19:3, Luk 23:2 dan Yoh 19:21). Demikian pula sewaktu Yesus masuk ke Yerusalem, orang mengelu-elukan dan menyanjung Dia sebagai Raja.
Kewajiban raja adalah memerintah, melindungi dan memelihara rakyatnya. Untuk melindungi rakyat-Nya Kristus telah berperang melawan Kerajaan Kegelapan, hingga la menang. Kristus menjadi Kepala dan Raja yang memerintah umat-Nya; dan lebih tepat. Ia sebagai Raja rohani yang akan terus memerintah sampai selamanya.
2. Sebagai Nabi
Nabi adalah orang yang dipanggil untuk menjadi mulut Allah, la harus siap menyampaikan firman Allah kepada umat-Nya. Yesus memegang jabatan itu. la bukan saja menyampaikan firman kebenaran Allah tetapi la-lah Firman dan Kebenaran itu. Banyak nabi-nabi di PL harus menderita sengsara terkait dengan tugasnya. Demikian juga Yesus harus mati dan disalibkan terkait dengan tugas dan ketaatan-Nya kepada Bapa.
3. Sebagai Imam
Tugas imam adalah memanggil umat-Nya dan mempersembahkan korban, mendoakan umat dan memberkatinya. Dalam tugasnya sebagai imam Yesus tidak mempersembahkan korban dengan menyembelih domba, melainkan diri-Nya sendiri sebagai domba yang dipersembahkan sehingga terjadi pendamaian antara manusia dengan Allah. Di sorga la menjadi pengantara kita (Ibr 7:25).
Sebagai Imam, la pun meninggalkan damai sejahtera kepada kita sebelum kenaikan-Nya ke sorga. Dalam Kitab Ibrani Yesus sebagai Imam Besar menurut peraturan Melkisedek, bukan menurut peraturan Harun. la bukan keturunan Lewi melainkan keturunan Yehuda. Hal ini diartikan bahwa Yesus sebagai imam yang kekal.
G. Karya-karya Yesus
1. Kematian Yesus
Jika kita berbicara tentang kematian Yesus Kristus maka arah pembicaraan kita tertuju kepada kematian fisik-Nya. Yesus mati bukan karena kecelakaan, atau karena sakit penyakit, tetapi karena putusan pengadilan yang menyamakan Dia sebagai seorang penjahat yang harus dihukum mati; bahkan atas desakan imam-imam kepala dan pemimpin rakyat Yahudi, Pilatus akhirnya melepaskan Barabas yang seharusnya dihukum mati saat itu karena pemberontakan dan pembunuhan yang ia lakukan (Luk 23:25). Perlakuan orang-orang Yahudi terhadap Yesus dengan memukuli, menyesah dan menghina Yesus saat la menghadap sidang-sidang pengadilan atau saat penyaliban menunjukkan seakan-akan Dia adalah penjahat yang harus diperlakukan demikian. Namun kita bisa melihat karakter Yesus yang sesungguhnya dari peristiwa itu. la tidak membalas, la memiliki kerendahan hati yang luar biasa dan la setia terhadap misi yang sedang ia jalani. Seperti seekor anak domba yang sedang digiring ke dalam pembantaian, demikianlah Yesus tanpa pemberontakan sedikitpun Ia menjalaninya demi kasih-Nya kepada kita (Yoh 3:16).
Dasar utama la harus mati di kayu salib ialah karena dosa umat manusia yang harus la tebus, sebagai bukti kasih Allah kepada manusia.
Arti teologis dari kematian Yesus Kristus:
- Kematian-Nya bukan suatu kekalahan tetapi justru suatu kemenangan (Kol 2:13).
- Kematian Yesus Kristus sebagai penggenapan nubuat dalam Perjanjian Lama.
- Kematian Yesus membuktikan kerelaan-Nya menanggung dosa umat manusia (1 Kor 15:3b).
- Kematian Yesus membawa penebusan bagi umat manusia yang berdosa
- Kematian-Nya sebagai bukti ketaatan-Nya kepada misi Allah untuk menebus manusia yang berdosa.
- Kematian-Nya membawa pendamaian antara manusia dengan Allah
- Kematian-Nya membawa keselamatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
- Kematian-Nya membawa kelepasan dari belenggu dosa bagi umat manusia yang percaya kepada-Nya.
- Kematian-Nya memenuhi semua tuntutan (hukuman Allah) manusia yang berdosa.
2. Kebangkitan Yesus Kristus
Kematian Yesus di kayu salib bukanlah akhir dari apa yang telah Allah kerjakan. Melalui kebangkitan Anak Tunggal Allah, Yesus Kristus menjadi bukti bahwa Dia telah menang atas maut. Dan kebangkitan Yesus Kristus menjadi penggenapan dari apa yang Kitab Suci telah tuliskan: "bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari ketiga" (1 Kor 15:4).
- Kematian dan kebangkitan Yesus adalah kejadian nyata dari sejarah. Beberapa kali dalam Alkitab dituliskan kubur kosong (Mat 28:6, 16:6, Luk 24:3) membuktikan bahwa la telah bangkit dari antara orang mati. Demikian juga kebangkitan Yesus dilanjutkan dengan beberapa kali la menampakkan diri kepada murid-murid-Nya (Luk 24:31, 39-40, Yoh 20:27, 21:1-23, 1 Kor 15:4-9).
- Kebangkitan Yesus merupakan kejadian yang penting bagi dunia. Yesus mati bagi dosa seluruh dunia, dan kebangkitan- Nya mendemonstrasikan kuasa Allah bagi keselamatan kita. Kematian dan kebangkitan Yesus membawa pengampunan dosa bagi seluruh isi dunia.
Arti teologis kebangkitan Yesus
- Kebangkitan Kristus memberi pengharapan bagi seluruh umat percaya (1 Kor 15:35-58). Kalau Kristus mati dan bangkit, maka kita, orang percaya, memiliki pengharapan bahwa nanti kita pun yang telah mati akan bangkit sama seperti Kristus. Alkitab berkata bahwa kebangkitan Kristus merupakan "the first fruits" (aparche = buah sulung) yang menunjukkan akan pengharapan dan keteladanan kebangkitan Kristus bagi semua orang percaya.
- Kebangkitan Yesus memberikan kehidupan baru. Menurut Efesus 2:5-6, kematian dan kebangkitan Kristus sekaligus membangkitkan kita juga dan memberikan kehidupan yang baru bagi setiap orang percaya.
- Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa la adalah Allah yang hidup, yang menang atas kuasa maut.
- Kebangkitan-Nya membuktikan ucapan-Nya bahwa la mati dan pada hari yang ketiga bangkit dari antara orang mati, dengan demikian seluruh ucapan Yesus pasti digenapi-Nya.
- Kebangkitan Yesus memosisikan diri-Nya sebagai Pembela bagi kita (Rom 8:34).
3. Kenaikan Yesus ke Sorga
Tugas Yesus di bumi (dalam kedatangan-Nya yang pertama) diakhiri dengan kenaikan Yesus ke sorga dari bukit Zaitun, setelah empat puluh hari lamanya la berulang kali menampakkan diri, membuktikan bahwa la HIDUP kepada murid-murid-Nya (Kis 1:1- 12).
Makna Kenaikan Yesus:
- Melalui peristiwa kenaikan-Nya ke sorga bukan berarti Yesus tidak ada lagi secara nyata di bumi, melainkan Yesus secara rohani masih tetap ada saat ini. Bahkan Kristus berjanji akan tetap menyertai mereka sampai akhir zaman (Mat 28:20).
- Kenaikan-Nya berhubungan erat dengan pencurahan Roh Kudus. Yesus sendiri menyatakannya dalam Yohanes 7:39, Roh Kudus baru diberikan setelah pemuliaan-Nya.
- Saat ini Yesus menjadi Pendoa syafaat dan Pengantara bagi kita, semua orang percaya (Ibr 7:25, 9:24).
- Kenaikan-Nya ke sorga sehubungan dengan janji kedatangan- Nya kedua kali (Kis 1:1).
- la naik ke sorga duduk di sebelah kanan Allah Bapa sebagai Pembela bagi kita (Rom 8:34).
- Kenaikan Yesus ke sorga merupakan bagian dari pemuliaan-Nya (Kis 1:6-11, Luk 24:51 dan Mar 16:19).