Melayani orang sakit (Pastoral Care Handbook)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 29 Oktober 2022 05.18 oleh Leo (bicara | kontrib) (Pelayan Jemaat ==> pelayan jemaat)
Lompat ke: navigasi, cari

Cover buku Pastoral Care (2021).jpg

Daftar  Handbook

  1. Kode etik pelayanan
  2. Prayer march/doa keliling
  3. Mengatasi hutang
  4. Melayani orang sakit
  5. Pemberkatan rumah/tempat usaha
  6. Pelayanan pelepasan
  7. Melayani orang yang di penjara
  8. Penumpangan tangan/pengurapan
  9. Mengatasi perselingkuhan
  10. Retret/gathering
  11. Perayaan ulang tahun
  12. Pelayanan diakonia (kontekstual)
  13. Ibadah penghiburan dan pemakaman
  14. Narkoba
  15. Berpacaran (dating)
  16. Pelayanan kesembuhan KKR (Counselor)
  17. LGBTI
  18. Memimpin pujian dan penyembahan

Pada masa sekarang ini ada banyak orang yang mengalami sakit penyakit yang diakibatkan oleh perubahan cuaca, krisis, tekanan dalam pergumulan dan persoalan di tengah-tengah keluarga, pekerjaan dan kehidupannya.

A. Introduksi

Pada masa sekarang ini ada banyak orang yang mengalami sakit penyakit yang diakibatkan oleh perubahan cuaca, krisis, tekanan dalam pergumulan dan persoalan di tengah-tengah keluarga, pekerjaan dan kehidupannya. Seorang pelayan jemaat harus memahami dan memiliki kemampuan yang memadai melayani orang atau Jemaat yang sakit agar cepat mengalami kesembuhan. Untuk orang yang divonis mendekati kematian, maka seorang pelayan jemaat dapat memberikan pelayanan khusus.

Apa sebabnya orang sakit harus di layani?

  1. Supaya mereka cepat sembuh
  2. Orang sakit dapat disembuhkan dengan cara:
    • Mendapat istirahat dan makanan yang baik.
    • Pengobatan secara medis.
    • Roh Kudus yang menghilangkan sikap batiniah yang penuh ketegangan dan kegelisahan dengan memberikan kedamaian yang menyembuhkan.
    • Tuhan yang langsung memberikan kesembuhan.

    Tuhan tidak hanya menggunakan kuasa-Nya secara langsung tetapi juga menggunakan apa yang ada di alam ini, termasuk para dokter.

  3. Supaya mereka dapat mendengarkan Firman Tuhan
  4. Perhatian dan kasih yang ditunjukkan dalam sebuah kunjungan sudah berbicara lebih dari sebuah perkataan. Pelayan jemaat adalah alat Tuhan untuk mengasihi orang sakit, sekalipun dia tidak pergi ke Gereja. Dalam hal ini pelayan jemaat/anggota Gereja atau COOL yang mengunjungi adalah alat Tuhan untuk memberikan penghiburan dan kata-kata yang membangun bagi orang sakit tersebut. Jadi dalam sebuah kunjungan tidak perlu diadakan seperti sebuah kebaktian di Gereja.

  5. Supaya mereka tetap tinggal dekat pada Tuhan
  6. Kondisi sakit dapat dipandang sebagai suatu kesempatan untuk mendorong ia semakin bertekun dan bertumbuh dalam iman, memahami dan merasakan kebaikan Tuhan di balik situasi penderitaan sakitnya.

    Keadaan khusus apa yang harus kita perhatikan dari orang sakit?

    • Seorang sakit tergantung kepada orang lain, tidak lagi bisa mandiri.
    • Merasa ketakutan, yang pada hakikatnya adalah ketakutan akan kematian.
    • Orang sakit mempunyai banyak waktu yang luang, sehingga ia bisa merenung dan bergumul.

B. Dasar Firman Tuhan

C. Tindakan

C.1. Metode dasar penggembalaan kepada orang sakit

  1. Pergi dengan kelompok kecil yaitu 2 atau 3 orang.
  2. Percakapan harus berkenaan dengan situasi si sakit.
  3. Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan ketika berkunjung kepada orang yang sakit:
    • Jangan berbicara terlalu banyak.
    • Jangan tinggal terlalu lama.
    • Jangan bertanya secara mendetail kepada orang yang kita layani apa penyakitnya kecuali dia mau terbuka untuk menceritakannya.
    • Jangan berdebat dengan yang kita layani.
    • Jangan membicarakan orang lain yang juga pernah menderita penyakit yang sama, namun berakhir tragis.
    • Jangan paksa orang sakit tersebut untuk berdoa.
    • Jangan berdoa terlalu panjang atau bertele-tele.
  4. Beritakan Firman Tuhan yang menguatkan.
  5. Berdoa bagi kesembuhannya.
  6. Bagikan kesaksian (jika ada) bagaimana Tuhan bekerja dalam penderitaan seseorang yang memiliki sakit yang serupa.

C.2. Melayani orang yang tidak/belum menerima kesembuhan

  1. Kita dapat mendorong mereka untuk mengizinkan kita mendoakan mereka kembali di lain waktu. Tujuan komitmen dan perhatian kita adalah untuk menyatakan kasih dan anugerah Yesus Kristus sedemikian rupa sebagai konteks pelayanan meskipun doa kesembuhan orang itu belum terjawab.
  2. Kita perlu meyakinkan supaya orang yang belum menerima kesembuhan itu tidak merasa gagal atau bersalah.
  3. Kita mengarahkan supaya orang yang sakit tersebut untuk lebih banyak berkomunikasi dan masuk dalam hadirat Tuhan lebih dalam lagi secara pribadi (Ayub 33:14, 19).
  4. Menerima kenyataan bahwa bisa saja suatu penyakit mengandung maksud Allah (2 Korintus 12:7-9).

C.3. Melayani orang yang menderita penyakit stadium berat/menghadapi kematian

  1. Biasanya seorang yang mengetahui bahwa dirinya mengalami keadaan akan meninggal, bereaksi:
    • Penolakan:
      Sikap penolakan terhadap kenyataan bahwa dirinya segera akan meninggal, ditunjukkan dengan adanya pemikiran bahwa seolah-olah dokter salah mendiagnosa/khilaf.
    • Kemarahan:
      Reaksi marah dapat disimpulkan dengan pertanyaan: "Kenapa saya? Ini adalah nasib buruk saya? Kenapa Tuhan memberikan penyakit parah ini kepada saya? Kenapa saya harus mati?" Kemarahan ini ditujukan kepada dirinya, keluarga, bahkan kepada Tuhan.
    • Kesedihan:
      Sikap kesedihan yang mendalam merupakan saat yang paling sulit bagi seorang manusia yang tahu, bahwa akhir kehidupannya sudah dekat. Ia merasa seolah-olah telah mencoba segala jalan keluar tetapi ia tidak berhasil mengelakkan nasibnya. Ia merasa kecewa terhadap keluarga dan Tuhan karena tidak mampu menolong dirinya. Ini patut di mengerti dan di pahami oleh pelayan jemaat sehingga dapat menunjukkan sikap dan pelayanan yang tepat bagi orang yang sudah divonis untuk segera meninggal.
  2. Dasar ayat Firman Tuhan untuk situasi yang demikian: Ayub 33:22; 2 Korintus 1:3-4; 2 Timotius 4:6-8
  3. Pelayan jemaat tidak boleh menegur kalau orang tersebut memberontak terhadap keadaannya. Pahamilah bahwa dia merasakan nyawanya akan segera terambil.
  4. Pelayan jemaat lebih banyak berdiam diri dan dengan tenang mendengarkan setiap keluhan-keluhannya serta memberikan kesempatan untuk mengatakan sesuatu yang ada dalam hatinya.
  5. Pelayan jemaat dapat menghibur dengan membacakan ayat Firman Tuhan (Mazmur 6; 13; 86; 102; 130; 141).
  6. Tawarkan untuk berdoa bersama-sama kepada Tuhan dengan menaruh kebimbangan dan keragu-raguannya dihadapan Tuhan supaya ia melihat terang Tuhan.

C.4. Penggembalaan kepada keluarga orang yang sakit

Keluarga orang yang sakit dapat di bantu dalam hal jasmani dan rohani. Bantuan dana, pertolongan dalam merawatnya atau membantu meringankan pekerjaannya, menghiburkan mereka dalam kesusahan, pergumulan dan ketakutan mereka dengan mendoakan dan membagikan Firman Tuhan. Pelayan jemaat dapat menyarankan adanya orang yang khusus yang di tunjuk untuk menangani orang sakit, sehingga si sakit benar-benar diperhatikan.

C.5. Tugas anggota COOL terhadap orang sakit

Tugas penggembalaan bukan hanya tugas seorang Gembala COOL tetapi juga melibatkan seluruh anggota COOL, karena kita satu tubuh Kristus. Kalau ada satu anggota tubuh yang sakit maka semua akan ikut menderita/terkena dampaknya.

D. Tips/kiat

  • Mendoakan dan menumpangkan tangan disertai dengan mengoleskan minyak (Yakobus 5:14) namun jangan memberhalakan minyak pengurapan.
  • Untuk orang yang sudah tidak sadarkan diri, kita masih dapat membisikkan kata-kata doa kita di telinganya (termasuk doa tuntunan lahir baru).
  • Untuk orang sakit yang belum percaya, kita dapat mendoakannya sesuai dengan respon yang bersangkutan. Akan lebih baik jika orang itu mau menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat baru menerima doa kesembuhan.
  • Jika berkunjung ke Rumah Sakit perhatikanlah tata tertib yang berlaku, terutama bila yang sakit berada sekamar dengan pasien yang lain.
  • Pelayanan terhadap orang yang mengalami stadium berat/menghadapi kematian, tawarkanlah pelayanan

Sumber