Kode etik pelayanan (Pastoral Care Handbook)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Seorang pelayan jemaat perlu memahami dan memperhatikan Kode Etik Pelayanan, sebelum dan saat melakukan pelayanan apa pun. Hal ini perlu karena dapat mempengaruhi nilai pelayanan tersebut.

A. Introduksi

Seorang pelayan jemaat perlu memahami dan memperhatikan Kode Etik Pelayanan, sebelum dan saat melakukan pelayanan apa pun. Hal ini perlu karena dapat mempengaruhi nilai pelayanan tersebut. Kode Etik Pelayanan yang akan dipaparkan berikut ini adalah Kode Etik yang harus dijalankan dalam semua bentuk pelayanan, oleh karena itu menjadi dasar dan yang pertama dalam handbook Pastoral Care ini.

B. Dasar Firman Tuhan

  • 1 Timotius 3:1-7 (penilik dalam pengertian Pelayan Jemaat)
  • Imamat 9:23-24 (pentingnya persiapan dan masuk dalam hadirat Tuhan terlebih dahulu sebelum berbicara kepada Jemaat atau siapapun yang akan dilayani)

C. Tindakan pelayanan

C.1. Persiapan sebelum melakukan pelayanan apa pun

  1. Memiliki disiplin kehidupan rohani:
    1. Mempunyai kerohanian yang baik, yaitu adanya buah- buah Roh dalam dirinya (Gal 5:22-26).
    2. Memiliki sifat lemah lembut, yaitu mengatakan kebenaran tetapi tetap dalam kelembutan, dan sensitif terhadap mereka yang datang dengan berbagai persoalan (Gal 6:1).
    3. Bersedia menolong meringankan beban orang yang di layani, walaupun ini seringkali tidak mudah bahkan kadang menyakitkan, tetapi ini adalah tuntutan Firman TUHAN yaitu meringankan beban satu dengan yang lain (Gal 6:2).
    4. Rendah hati, yaitu tidak boleh menyombongkan diri dengan kemampuan dan pengetahuannya, melainkan ia melihat bahwa hanya karena anugerah Tuhan lah maka ia dapat menolong orang lain (Gal 6:6).
    5. Sabar, yaitu seorang Pelayan Jemaat harus setia menanti waktunya TUHAN dalam menyelesaikan masalah yang di hadapi Jemaat.
    6. Rajin berbuat baik, yaitu bahwa pelayanan yang baik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pribadi sang Pelayan Jemaat (Gal 6:10).
    7. Sudah menang dalam masalah tersebut, karena orang yang masih bermasalah tidak mungkin dapat membimbing orang yang memiliki masalah yang sama.
  2. Berdoa (kalau perlu juga berpuasa), masuk dalam hadirat TUHAN untuk mencari hikmat dan tuntunan, sehingga ketika melakukan pelayanan menjadi tepat sasaran, tepat waktu (kairos), tepat perkataan dan sesuai dengan kehendak TUHAN.
  3. Kita harus tahu siapa yang akan dilayani (suku, agama, umur, permasalahan, jenis kelamin, latar belakang keluarga). Hal ini akan mempermudah kita dalam melayani.
  4. Pastikan apakah pelayanan akan dilakukan dapat di lakukan secara sendiri atau harus melibatkan tim/beberapa orang.
  5. Perhatikan penampilan fisik: baju yang sopan dan bersih, bebas bau badan dan bebas bau mulut, serta sisiran rambut yang rapi. Berpakaianlah secara konstekstual.
  6. Sebelum melakukan kunjungan, adakan pemberitahuan kepada pihak yang akan dikunjungi.
  7. Aturlah hari dan waktu untuk melakukan pelayanan yang tepat, termasuk durasi pelaksanaannya.

C.2. Hal-hal yang harus diingat saat melakukan pelayanan

  1. Penuh dengan penguasaan diri.
  2. Perhatikan situasi dan kondisi lingkungan masyarakat sekitar.
  3. Jika mau menumpangkan tangan pada seseorang, pastikan orang yang dilayani nyaman dengan hal tersebut (pelajari lebih lanjut pada pedoman "Penumpangan Tangan/Pengurapan").
  4. Jika harus melakukan konseling secara pribadi atau memeluk orang yang dilayani, pastikan hanya sesama gender.
  5. Perhatikan ekspresi bahasa tubuh saat melakukan percakapan.
  6. Saat berbicara/berdoa kontrollah intonasi dan jarak antara Saudara dengan orang yang dilayani.
  7. Jangan mencari keuntungan atau memasukkan agenda pribadi.

D. Tips/kiat

  • Mempersiapkan kesehatian tim yang akan melayani, apabila pelayanan di lakukan secara tim.
  • Bila menggunakan minyak urapan, oleskan secukupnya saja. Ingatlah, penggunaan minyak urapan bukanlah suatu keharusan.
  • Menonaktifkan handphone saat melayani. Bahkan jiwa ada pesan teks (e-mail, sms, message) masuk, usahakan tidak membukanya agar Saudara tetap terkonsentrasi dengan pelayanan yang sedang Saudara jalankan.
  • Sekalipun Alkitab Saudara ada di dalam handphone, akan lebih baik jika Saudara menggunakan Alkitab cetak atau yang ada dalam tablet, agar menghindari kesan sedang melihat-lihat/cek handphone Saudara saat berbicara dengan orang yang sedang di layani.
  • Seandainya memungkinkan, bawalah buah tangan, misalnya saat kunjungan ke rumah sakit, kunjungan ke rumah, pengucapan syukur, ibadah padang, bawalah sesuatu ke sana.
  • Mengenai kehidupan disiplin rohani, dapat juga mempelajarinya di Modul C2 Handbook Community of Love.

Sumber