Konselor KKR Pelayanan Kesembuhan (Pastoral Care Handbook)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Salah satu bentuk dari cara penjangkauan jiwa-jiwa adalah dengan menyelenggarakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) atau yang dalam bahasa Inggris umum disebut sebagai Crusade.

A. Introduksi

Salah satu bentuk dari cara penjangkauan jiwa-jiwa adalah dengan menyelenggarakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) atau yang dalam bahasa Inggris umum disebut sebagai Crusade.

Yang menjadi fokus dalam KKR adalah menyatakan kasih Tuhan melalui pemberitaan Injil dan menyatakan kuasa Tuhan melalui mujizat-mujizat kesembuhan Ilahi. Itulah sebabnya peranan seorang konselor KKR menjadi penting karena sebagai pelaksana dan penyalur langsung kasih-kuasa Tuhan kepada orang-orang yang butuh di doakan dan merindukan mujizat kesembuhan bagi dirinya.

Peran utama seorang konselor KKR pada suatu KKR adalah sebagai seorang pendoa, penghibur dan penasehat. Oleh karena setting KKR yang berbeda dengan keadaan/kondisi jika kita melayani orang sakit di rumahnya atau di rumah sakit atau tempat lainnya, maka suatu pedoman harus disusun untuk memudahkan pelayan jemaat melakukan tugasnya sebagai seorang konselor KKR. Inilah yang akan diketengahkan pada Handbook Pastoral Care ini.

B. Dasar Firman Tuhan

C. Tindakan

C.1. Sakit-penyakit dan peran konselor KKR

Ada 4 (empat) jenis kesakitan yang bisa dialami seseorang dalam hidupnya:

  • Sakit secara fisik/jasmani.
  • Sakit secara mental/jiwa.
  • Sakit dalam hal keuangan.
  • Sakit dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama.

Apapun kondisi sakit-penyakit yang sedang di derita seseorang yang datang ke KKR, seorang konselor KKR memberikan pelayanan kepadanya dan menjadi kepanjangan tangan Tuhan untuk menyatakan kasih-kuasa-Nya pada orang tersebut.

Keberadaan seorang konselor sangat dibutuhkan sebagai Peneguh, Pemberi Kekuatan dan Iman kepada yang di doakan. Seseorang mengalami mujizat, bisa karena:

  1. Kehendak Tuhan atas orang tersebut,
  2. Iman dari orang yang di doakan, dan/atau:
  3. Iman dari orang yang mendoakan, yaitu seorang konselor.

C.2. Sosok seorang konselor KKR

Seorang konselor adalah seorang hamba yang dipercaya untuk Mendoakan Orang-orang Sakit, yang menderita dan membutuhkan jamahan Tuhan melalui pelayanan doa-doa. Seorang konseli juga menjadi seorang pendengar yang baik, peduli dan memberikan kata-kata iman, penguatan dan penghiburan.

  • Konselor datang lebih awal dan pulang lebih akhir dibandingkan jemaat/orang yang datang ke KKR.
  • Konselor memiliki hati yang penuh kasih untuk mendoakan siapa pun yang memerlukan kasih dan jamahan Kristus.
  • Konselor adalah pribadi yang tertib dan taat kepada otoritas yang ditempatkan di atasnya.
  • Konselor menjaga suasana hatinya di hadapan Tuhan dan manusia saat melakukan tugas pelayanannya.
  • Konselor menyadari sepenuhnya bahwa mujizat berasal dari Tuhan. Dirinya hanyalah alat yang dipakai oleh-Nya untuk menyatakan Kasih dan Kuasa-Nya.

C.3. Pelaksanaan KKR

  1. Sebelum memulai pelayanan, agar berdoa terlebih dahulu bersama-sama. Juga amat disarankan untuk mengambil doa-puasa beberapa hari sebelum Hari-H KKR diselenggarakan.
  2. Jika ada orang sakit yang telah tiba di lokasi atau ada yang ingin didoakan agar segera dilayani, sekalipun acara KKR itu sendiri belum di mulai.
  3. Konselor menjalankan tugas pelayanan dari sebelum Ibadah dimulai sampai akhir Ibadah, kecuali saat pemberitaan Firman. Ajak orang-orang tersebut mendengarkan Firman Tuhan dengan seksama karena Firman itu juga yang akan memerdekakan mereka.
  4. Bercakap-cakap dan tanyakanlah apa yang menjadi pergumulan/apa yang hendak di doakan. Mintalah izin sebelum Saudara mendoakan dia; jika izin tidak diberikan jangan meneruskan mendoakan.
  5. Konselor dapat melayani secara pribadi per orang, tetapi sangat disarankan agar melayani secara berdua-berdua (tidak sendirian).
  6. Konselor melayani hanya sesama gender, dalam hal mendoakan secara pribadi. Perkecualian untuk beberapa Pendeta yang mungkin akan ada di lapangan untuk melayani siapa saja, tanpa melihat gender-nya.
    • Apabila tidak memungkinkan dan harus mendoakan orang yang berbeda gender, maka doakanlah orang tersebut hanya dengan menumpangkan tangan di dahi-nya.
  7. Jangan berdoa sedemikian rupa dengan maksud agar orang itu tumbang/rebah. "Rest in the Spirit" adalah karya Roh Kudus, bukan karena Saudara dorong paksa supaya terjatuh.
  8. Jangan menumpang tangan secara langsung kepada bagian-bagian tubuh yang masih terluka atau sakit jika disentuh, termasuk tidak boleh mendoakan bagian-bagian tubuh kepriaan/kewanitaan sekalipun mungkin bagian tubuh itu yang sakit.
  9. Berdoalah dalam bahasa roh dan juga dalam bahasa Indonesia/yang dimengerti oleh orang yang Saudara doakan. Biarlah ia mendengarkan doa dan imannya dibangkitkan oleh kata-kata doa yang Saudara ucapkan.
  10. Jika belum terjadi mujizat, jangan bersedih hati. Biarkan Roh Kudus berkarya dalam waktu-Nya. Saudara bisa kembali kepada orang tersebut setelah mendoakan orang yang lain lagi.
  11. Jangan pernah patah iman jika yang Saudara doakan tidak/belum sembuh. Ingatlah bahwa bukan Saudara yang memberikan kesembuhan, tetapi Tuhan di dalam nama Yesus Kristus.
  12. Sehabis mendoakan, cek/periksa-lah apakah mujizat terjadi atau mulai bekerja. Tanyakanlah pada yang bersangkutan, ada bagian tubuh tertentu yang mungkin sakit apakah sudah mengalami perubahan. Khusus untuk bagian-bagian tubuh yang sensitif, mintalah agar yang bersangkutan memeriksanya sendiri.
  13. Yang mengalami mujizat, mintalah orang itu untuk mengucap syukur. Saudara bisa melakukan hal ini juga bersamanya dan bersukacita bersama dia. Mintalah ia untuk menyatakan bahwa Tuhan Yesus yang memberikan Kesembuhan, agar semua puji-hormat-kemuliaan hanya bagi-Nya.

D. Tips/kiat

  • Catatlah setiap kesaksian dan mujizat yang terjadi setelah didoakan oleh konselor.
  • Guna memudahkan jemaat untuk mencari konselor, ada baiknya para konselor mengenakan pakaian atau seragam atau tanda pengenal yang sama.
  • Berkoordinasilah dengan Usher/Pemerhati dalam hal mengatur alur atau menolong jemaat yang susah untuk bergerak karena sakit-penyakit mereka.
  • Perhatikan barang bawaan Saudara dan juga jemaat yang dilayani.

Sumber