Diklat COOL/PasCa/08
- Kode etik pelayanan
- Prayer march/doa keliling
- Mengatasi hutang
- Melayani orang sakit
- Pemberkatan rumah/tempat usaha
- Pelayanan pelepasan
- Melayani orang yang di penjara
- Penumpangan tangan/pengurapan
- Mengatasi perselingkuhan
- Retret/gathering
- Perayaan ulang tahun
- Pelayanan diakonia (kontekstual)
- Ibadah penghiburan dan pemakaman
- Narkoba
- Berpacaran (dating)
- Pelayanan kesembuhan KKR (Counselor)
- LGBTI
- Memimpin pujian dan penyembahan
Pelayanan Penumpangan Tangan merupakan doktrin dasar dari pelayanan Gereja mula-mula, dimana para Rasul dalam pelayanan mereka juga melakukan dan mengajarkan penumpangan tangan. Seperti Petrus dan Yohanes ketika melayani di Samaria, juga ketika Paulus melayani di Efesus.
A. Introduksi
Pelayanan penumpangan tangan merupakan doktrin dasar dari pelayanan gereja mula-mula, dimana para rasul dalam pelayanan mereka juga melakukan dan mengajarkan penumpangan tangan. Seperti Petrus dan Yohanes ketika melayani di Samaria, juga ketika Paulus melayani di Efesus. Demikian juga dengan Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya melakukan penumpangan tangan. Jadi maksud dan tujuan pelayanan penumpangan tangan adalah untuk mengimpartasikan kuasa kesembuhan, memberkati, baptisan dalam ROH, pengurapan untuk memperoleh karunia rohani, pengutusan untuk tugas khusus dan peneguhan Firman Tuhan. Maka setiap pelayan jemaat, khususnya gembala gereja/cool, dapat melakukan pelayanan penumpangan tangan.
Pelayanan penumpangan tangan dapat dilakukan secara perseorangan atau secara korporat, yaitu menumpangan-tangan secara bersama-sama terhadap satu individual. Apa sebabnya orang sakit harus di layani?
B. Dasar Firman Tuhan
C. Tindakan
- Pelayanan penumpangan tangan harus bersumber dari kepekaan akan perintah Roh Kudus atas beberapa orang atau semua orang yang hadir.
- Janganlah terburu-buru menumpangkan tangan karena harus disertai dengan sikap hati-hati sesuai tujuan pelayanannya (I Timotius 5:22).
- Jika diperlukan, jelaskan maksud dan tujuan dari penumpangan tangan atau pengurapan yang akan di lakukan.
- Penumpangan tangan pada umumnya dilakukan dengan menyentuh kepala atau dahi. Untuk orang sakit bisa dilakukan pada bagian tubuh yang sakit, apabila diizinkan
- Penumpangan tangan dapat dilakukan dengan atau tanpa minyak urapan.
- Mendoakan dengan cara menumpangkan tangan harus memperhatikan:
- Orang yang akan di doakan dengan penumpangan tangan merasa nyaman/tidak keberatan akan tindakan ini.
- Dapat dilakukan pada bagian dada, dengan catatan pria dengan pria, wanita dengan wanita.
- Jangan mendorong dengan tujuan agar yang di doakan jatuh.
- Sebelum menumpangkan-tangan, pastikanlah di belakang orang tersebut tidak ada benda yang menghalangi atau ada seorang catcher, seandainya orang tersebut rebah atau jatuh.
D. Tips/kiat
- Dalam pelayanan penumpangan tangan, manifestasi teriak-teriak, nangis, muntah, bergetar bukanlah sesuatu yang mutlak harus terjadi.
- Jika menumpangkan-tangan untuk suami-istri, mintalah mereka berdua untuk berpegangan tangan dan posisi suami ada pada kiri, istri pada sebelah kanan, sehingga ketika saudara menumpangkan-tangan atas mereka, tangan kanan saudara ada pada sang suami dan tangan kiri saudara pada sang istri.
- Jika saudara merasa bahwa yang di doakan pada posisi equal atau lebih tinggi secara rohani dengan saudara, maka penumpangan tangan dapat dilakukan dengan menyentuh bahunya.
Sumber
- Pdt Henky Pesulima dan Tim (2021) [2009]. "Penumpangan tangan". Editor Pdt Chris Silitonga. Pastoral Care (edisi ke-3). Jakarta: Divisi Pengajaran GBI Jalan Jendral Gatot Subroto.