KOM/KOM 200/210.1.1: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
< KOM‎ | KOM 200
Lompat ke: navigasi, cari
k (upd pagename)
k (fmt)
 
(3 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 5: Baris 5:
  | title= Orang yang miskin hatinya
  | title= Orang yang miskin hatinya
  | titleno= 210.1.1
  | titleno= 210.1.1
  | edition= 8
  | edition= 2 (ebook)
  | year= 2019
  | year= 2021
  | month= 3
  | month= 9
}}
}}
{{blockquote/Ayat
{{blockquote/Ayat
Baris 14: Baris 14:
}}
}}


Secara teologis, '''"8 ucapan berbahagia"''' dapat dianggap sebagai konstitusi baru dari Kerajaan Allah.
'''Secara teologis, "8 ucapan berbahagia" dapat dianggap sebagai konstitusi baru dari Kerajaan Allah. '''Ketika Allah untuk pertama kalinya memperkenalkan kerajaan-Nya di Gunung Sinai, Dia memperkenalkan Hukum-hukum Kerajaan-Nya supaya kehidupan bangsa Israel berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya. Ada keteraturan dan pengaturan yang spesifik bagi bangsa Israel. Kemudian kita masuk ke dalam Perjanjian Baru, di mana Tuhan Yesus memperkenalkan “satu lompatan paradigma”; yaitu Hukum-hukum Kerajaan Allah yang diperbaharui.


Ketika Allah untuk pertama kalinya memperkenalkan kerajaan-Nya di Gunung Sinai, Dia memperkenalkan Hukum-hukum Kerajaan-Nya supaya kehidupan bangsa Israel berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya. Ada keteraturan dan pengaturan yang spesifik bagi bangsa Israel. Kemudian kita masuk ke dalam Perjanjian Baru, di mana Tuhan Yesus memperkenalkan "satu lompatan paradigma" yaitu Hukum-hukum Kerajaan Allah yang baru.
{{pmb0 | Khotbah di bukit adalah manifesto dari Kerajaan Allah bagi setiap orang yang dipenuhi oleh Roh-Nya.}}
* Di dalam '''Perjanjian Lama''', intinya Allah menetapkan; kalau Israel menaati seluruh Hukum-hukum Taurat maka mereka akan diberkati. Ketetapan itu meliputi ketaatan-ketaatan di dalam area ''‘physical action’'' yang ditimpali dengan berkat-berkat fisik pula.
* Di dalam '''Perjanjian Baru''', Yesus mengajarkan sikap-sikap hati yang kalau kita letakkan di dalam hidup kita maka kita akan menjadi orang yang berbahagia, diberkati dalam arti yang sesungguhnya.


Khotbah di Bukit adalah manifesto dari Kerajaan Allah bagi setiap orang yang dipenuhi oleh Roh-Nya.
Hal inilah yang dipahami oleh Rasul Paulus, seperti yang dinyatakan dalam {{sabdaweb2v| 1 Korintus 15:46}} di mana: “'''''yang mula-mula datang adalah yang alamiah, kemudian barulah datang yang rohaniah.'''''”
* Di dalam Perjanjian Lama, intinya Allah menetapkan kalau Israel mentaati seluruh hukum-hukum Taurat maka mereka akan diberkati. Ketetapan itu meliputi ketaatan-ketaatan di dalam area ''physical action'' yang ditimpali dengan berkat-berkat fisik pula.
* Di dalam Perjanjian Baru, Yesus mengajarkan sikap-sikap hati yang kalau kita letakkan di dalam hidup kita maka kita akan menjadi orang yang berbahagia, diberkati dalam arti yang sesungguhnya.


Hal inilah yang dipahami oleh Rasul Paulus, seperti yang dinyatakan dalam {{sabdaweb2v|1 Korintus 15:46}} di mana: '''''“yang mula-mula datang adalah yang alamiah, kemudian barulah datang yang rohaniah."'''''
Pada kenyataannya, semua dari kita pasti sepakat bahwa pengertian bahagia itu bukanlah karena kita memiliki “Delapan Kebahagiaan” dalam hidup kita. Kekristenan pada kenyataannya juga meliputi berkat-berkat yang merupakan janji Allah kalau kita menaati firman-Nya. Tetapi tentu kita harus dapat membedakan dan memisahkan antara berkat materi dengan berkat dalam arti '''kebahagiaan batiniah'''. Kata ''blessed ''arti literalnya adalah ‘diberkati’. Kata ‘diberkati di sini meliputi sesuatu yang lebih berharga/luhur daripada kata ’bahagia’. Karakter seorang Kristen dimulai dari sini. Ini adalah kunci kepada kebahagiaan sejati yang Yesus ajarkan.


Pada kenyataannya, semua dari kita pasti sepakat bahwa pengertian bahagia itu bukanlah karena kita memiliki "Delapan Kebahagiaan" dalam hidup kita. Kekristenan pada kenyataannya juga meliputi berkat-berkat yang merupakan janji Allah kalau kita menaati firman-Nya. Tetapi tentu kita harus dapat membedakan dan memisahkan antara berkat materi dengan berkat dalam arti kebahagiaan batiniah.
<p class="text-center">Yang diberkati” - ''“makarios” ''secara sederhana berarti “bahagia”.</p>


Kata ''blessed'' arti literalnya adalah 'diberkati'. Kata 'diberkati' di sini meliputi sesuatu yang lebih berharga/luhur daripada kata 'bahagia'. Karakter seorang Kristen dimulai dari sini. Ini adalah kunci kepada kebahagiaan sejati yang Yesus ajarkan.
Tetapi para sarjana Yunani dapat menceritakan kepada kita bahwa “bahagia” adalah istilah yang terlalu halus untuk menyatakan suatu kekuatan yang ingin Yesus nyatakan, karena kata yang lebih tepat adalah “yang diberkati”.


'''"Yang diberkati", "''makarios''" secara sederhana berarti “bahagia".'''
Sebenarnya adalah tentang orang yang menerima perkenanan Tuhan pada sisi lahiriahnya, dan keselarasan jiwa di dalam hati, ketika mereka menyadari arti kebahagiaan yang sebenarnya. Ini bukanlah tentang apakah kita miskin atau kaya. Ada banyak orang kaya yang tidak bahagia dan sebaliknya ada orang lemah/miskin yang bahagia. Jika kita mencari kebahagiaan yang ditawarkan oleh dunia fana ini, kita akan dikecewakan.


Tetapi para sarjana Yunani dapat menceritakan kepada kita bahwa "bahagia" adalah istilah yang terlalu halus untuk menyatakan suatu kekuatan yang ingin Yesus nyatakan karena kata yang lebih tepat adalah "yang diberkati".
== Makna “miskin di hadapan Allah” ==
{{ol-list-kom
| 1=  '''Konsep tentang ‘miskin’ dan ‘diberkati’'''
| p1=
{{ol-list-kom-lower-alpha
| 1= Pengertian yang salah:
| p1= {{ul-list-kom
  | Yang diberkati adalah mereka yang mempunyai ratusan miliar rupiah di dalam deposito jangka panjang.
  | Yang diberkati adalah mereka yang bisnisnya sedang meraih sukses.
  | Yang diberkati adalah mereka yang mendapat promosi jabatan.
  | Yang miskin ialah mereka yang tidak punya sesuatupun untuk dibanggakan.
  }}


Ini benar-benar berbicara tentang orang yang menerima perkenanan Tuhan pada sisi lahiriahnya dan keselarasan jiwa di dalam hati, ketika mereka menyadari arti kebahagiaan yang sebenarnya.
| 2= Pengertian yang benar:
 
| p2= {{ul-list-kom
Ini bukanlah tentang apakah kita miskin atau kaya. Ada banyak orang kaya yang tidak bahagia dan sebaliknya ada orang lemah/miskin yang bahagia. Jika kita mencari kebahagiaan yang ditawarkan oleh dunia yang fana ini, kita akan dikecewakan.
  | 1= Miskin di sini sama sekali bukanlah berarti tidak memiliki apa-apa, baik kekayaan atau kepemilikan material.
 
  | 2= Diberkati adalah sebuah kondisi yang berakar dari alam sorgawi, di mana orang percaya mengalami penghiburan dari Tuhan, menerima kemurahan hati Tuhan, dan lain-lain. Bukanlah semata-mata kesejahteraan materi dan kebahagiaan emosional, yang menjadi fokus manusia modern.
== Makna "miskin di hadapan Allah" ==
  }}
<ol class="list-kom">
}}
<li>'''Konsep tentang "miskin" dan "diberkati"'''''</li>
<ol class="list-kom list-kom-lower-alpha">
<li>Pengertian yang salah: </li>
* Yang diberkati adalah mereka yang mempunyai ratusan miliar rupiah di dalam deposito jangka panjang.
* Yang diberkati adalah mereka yang bisnisnya sedang meraih sukses.
* Yang diberkati adalah mereka yang mendapat promosi jabatan.
* Yang miskin ialah mereka yang tidak punya sesuatu pun untuk dibanggakan.
<li>Pengertian yang benar: </li>
* Miskin di sini sama sekali bukanlah berarti tidak memiliki apa-apa, baik kekayaan atau kepemilikan material.
* Diberkati adalah sebuah kondisi yang berakar dari alam surgawi, di mana orang percaya mengalami penghiburan dari Tuhan, menerima kemurahan hati Tuhan, dan lain-lain. Bukanlah semata-mata kesejahteraan materi dan kebahagiaan emosional, yang menjadi fokus manusia modern.
</ol>


<li>'''Orang Kristen harus dapat memahami bahwa tanpa Tuhan, kita secara spiritual menjadi lemah/miskin. Sebab itu kita sangat membutuhkan-Nya'''</li>
| 2= '''Tanpa Tuhan, secara spiritual kita miskin'''
* Ketika mata rohani kita terbuka, kita menyadari kegelapan hati kita yang terpisah dari rahmat-Nya.
| p2= {{ul-list-kom
* Menyadari betapa egoisnya diri kita karena satu-satunya orang yang benar-benar aku perhatikan adalah AKU! Sebab itu kita merendahkan hati dan diri kita di hadapan-Nya, dan mengakui keegoisan dan kesombongan kita.
| Ketika mata rohani kita terbuka, kita menyadari kegelapan hati kita yang terpisah dari rahmat-Nya.
| Menyadari betapa egoisnya diri kita karena satu-satunya orang yang benar-benar aku perhatikan adalah AKU! Sebab itu kita merendahkan hati dan diri kita di hadapan-Nya, dan mengakui keegoisan dan kesombongan kita.
}}
| 3= '''Kesadaran tentang siapa kita di hadapan Allah'''
| p3= {{ul-list-kom
| Tidak terobsesi untuk membuktikan sesuatu
| Tidak khawatir kehilangan sesuatu
| Tidak perlu menyembunyikan sesuatu
}}


<li>'''Hati yang miskin adalah ketika kita sadar bahwa kita telanjang di hadapan Tuhan'''</li>
* Tidak terobsesi untuk membuktikan sesuatu,
* Tidak kuatir kehilangan sesuatu, dan
* Tidak perlu menyembunyikan sesuatu.
Kita sadar bahwa kita ada hanya oleh anugerah Allah.
Kita sadar bahwa kita ada hanya oleh anugerah Allah.
</ol>
}}


== Sikap hati yang miskin di hadapan Allah ==
== Tiga level kemiskinan ==
<ol class="list-kom">
{{ol-list-kom
<li>{{BibleVerseQuoteBox | Mat 5:3 }} '''Seperti pengemis yang hanya bisa meminta-minta'''</li>
| 1= '''Seperti seorang pekerja harian'''
* Kata "lemah/miskin” yang dipergunakan di sini adalah kata Yunani "''ptochos''" yang artinya adalah "lemah/miskin sampai harus meminta-minta".
| p1= Kata Yunani nya ‘miskin’ adalah: ''“pena”'', digunakan menjelaskan tentang orang yang sedemikian miskinnya, sehingga harus bekerja setiap hari untuk kehidupan sehari itu.
* Kata Yunani lain "pena" yang juga diterjemahkan sebagai "miskin"; digunakan untuk menguraikan orang yang "miskin sehingga harus bekerja setiap hari untuk kebutuhan hidup". Keadaan di mana seseorang mengalami kebangkrutan dan keputusasaan.
* Kita "miskin di hadapan Allah” karena semua yang kita punyai adalah dari Dia, tetapi yang terutama adalah karena kita berhutang secara permanen kepada-Nya. Hutang yang tidak mungkin bisa kita bayar karena pengorbanan-Nya di Kayu Salib!


Miskin hati mengandung pengertian tentang pengharapan dan kebergantungan yang besar kepada Tuhan.
| 2= '''Seperti seorang pengemis'''
| p2= Kata Yunani lainnya untuk ‘miskin’ adalah ''‘ptochos’ ''yang digunakan untuk menjelaskan tentang orang yang sedemikian miskinnya sehingga harus meminta-minta.


<li>{{BibleVerseQuoteBox | Mzm 131:1-3 }} '''Seperti anak yang disapih dari ibunya'''</li>
| 3= '''Seperti seorang yang bangkrut'''
Ketika seorang bayi masih menyusui maka sifatnya sangat menuntut, sangat ''self-centered''. la diberi makan saat ia ingin makan, sebab ia memintanya dengan berteriak, menangis, menyepak dengan marah. Tetapi ketika ia di sapih, ia hanya bisa menunggu dan berharap di samping ibunya. Ia tahu bahwa pada waktu yang tepat, sang ibu akan menyediakan apa yang ia perlukan.
| p3= Kata ''''miskin dihadapan Allah’ mengandung makna seperti orang yang bangkrut sehingga seumur hidupnya tidak mampu membayar hutangnya.


Ini adalah pengertian yang sangat mendasar tentang sikap hati yang hanya berserah dan takluk kepada Tuhan, di mana kita sungguh-sungguh percaya dan berharap hanya kepada-Nya!
Hal ini berbicara tentang pengorbanan Kristus di Kayu Salib yang membuat kita berhutang yang secara permanen tidak bisa kita lunasi.
}}


<li>{{BibleVerseQuoteBox | Luk 18 }} '''Mengakui kebutuhan yang mendalam akan belas kasihan Tuhan'''</li>
== Gaya hidup seorang yang miskin hati ==
* Sulit bagi seseorang untuk merendahkan hati ketika ia merasa sempurna dalam banyak hal dan merasa telah hidup benar.
{{ol-list-kom
* Sulit bagi seseorang untuk merendahkan hati ketika keadaan hidupnya semakin hari semakin baik, semakin naik, semakin sukses.
| 1= {{BVQB | 1 Tes 5:16; 1 Tim  6:6}} '''Mengucap syukur'''
</ol>
| p1= Bersyukur untuk segala hal yang Tuhan telah berikan dalam hidup kita dan tidak berkeluh kesah tentang apa yang belum Ia berikan.


== Gaya hidup seseorang yang miskin di hadapan Allah ==
Bersyukur untuk setiap hal kecil yang dianugerahkan pada kita, dan tidak merasa iri kepada mereka yang kelihatannya lebih berhasil daripada kita.
<ol class="list-kom">
<li>{{BibleVerseQuoteBox | 1 Tes 5:16; 1 Tim 6:6 }} '''Mengucap syukur'''</li>
Bersyukur dan berterima kasih untuk segala hal yang Tuhan telah berikan kepada kita sebagai ganti keluh kesah karena apa yang belum la berikan. Bersyukurlah untuk tiap hal kecil yang dianugerahkan pada kita, sehingga kita tidak merasa iri kepada mereka yang kelihatannya lebih berhasil daripada kita.


<li>{{BibleVerseQuoteBox | Flp 3:10 6; Kol 3:1-4 }} '''Hidup buat Tuhan'''</li>
| 2= {{BVQB | Flp 3:10; Kol 3:1-4}} '''Hidup buat Tuhan'''
Mengarahkan pengharapan kita kepada kekekalan yang akan kita alami kelak, kemuliaan yang Tuhan sediakan bagi kita yang percaya pada-Nya.
| p2= Mengarahkan fokus hati kita kepada kekekalan yang akan kita alami kelak, yaitu kemuliaan yang Tuhan sediakan bagi kita yang percaya pada-Nya.


<li>{{BibleVerseQuoteBox | 2 Kor 8:9; Yak 4:13-16 }} '''Kerendahan hati'''</li>
| 3= {{BVQB | 2 Kor 8:9; Yak 4:13-16}} '''Kerendahan hati'''
Berjalan dalam kerendahan hati dan hati yang hancur karena sesungguhnya kita sebenarnya tidak punya apa-apa, tetapi sekarang dalam Kristus, kita punya segalanya!
| p3= Berjalan dalam kerendahan hati dan hati yang hancur karena sesungguhnya kita sebenarnya tidak punya apa-apa, tetapi sekarang dalam Kristus, kita punya segalanya!
</ol>
}}


== Refleksi ==
== Refleksi ==
Pernahkah Anda berpikir hal-hal apakah yang dapat menyenangkan hati Anda?
Pernahkah kita merenungkan tentang hal-hal apa saja yang bisa menyenangkan hati kita


{{blockquote/Famous
{{blockquote/Famous
| ''The humbler a man is in himself, the more obedient toward God, the wiser will he be in all things, and the more shall his soul be at peace:''</p>
| ''“The more a humble a man is in himself, the more obedience toward God, the wiser will he be in all things, and the more shall his soul be at peace.”''
| ''Thomas A Kempis''
| Thomas A. Kempis
}}
}}


==Sumber==
== Sumber ==
* {{cite book
* {{cite book
  | last = Divisi Pengajaran
  | last = Abraham Lalamentik dan Tim
  | first =  
  | first =  
  | authorlink = Pengajaran
  | authorlink = Abraham Lalamentik
  | editor =  
  | editor = Robbyanto Tenggala
  | title = ''Pelayan Tuhan''
  | title = '''The Servant'''
  | publisher = GBI Jalan Gatot Subroto
  | publisher = GBI Jalan Gatot Subroto
  | location = Jakarta
  | location = Jakarta
  | chapter = ''210.1.1 Orang yang miskin hatinya''
  | chapter = ''210.1.1 Orang yang miskin hatinya''
  | month = Maret
  | month = September
  | year = 2019
  | year = 2021
  | edition = 8
  | edition = 2 (ebook)
  | id = ISBN 979-3571-06-3
  | id = ISBN 978-979-3571-17-1
}}
}}

Revisi terkini sejak 28 September 2024 15.52

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."

Matius 5:3

Secara teologis, "8 ucapan berbahagia" dapat dianggap sebagai konstitusi baru dari Kerajaan Allah. Ketika Allah untuk pertama kalinya memperkenalkan kerajaan-Nya di Gunung Sinai, Dia memperkenalkan Hukum-hukum Kerajaan-Nya supaya kehidupan bangsa Israel berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya. Ada keteraturan dan pengaturan yang spesifik bagi bangsa Israel. Kemudian kita masuk ke dalam Perjanjian Baru, di mana Tuhan Yesus memperkenalkan “satu lompatan paradigma”; yaitu Hukum-hukum Kerajaan Allah yang diperbaharui.

Khotbah di bukit adalah manifesto dari Kerajaan Allah bagi setiap orang yang dipenuhi oleh Roh-Nya.

  • Di dalam Perjanjian Lama, intinya Allah menetapkan; kalau Israel menaati seluruh Hukum-hukum Taurat maka mereka akan diberkati. Ketetapan itu meliputi ketaatan-ketaatan di dalam area ‘physical action’ yang ditimpali dengan berkat-berkat fisik pula.
  • Di dalam Perjanjian Baru, Yesus mengajarkan sikap-sikap hati yang kalau kita letakkan di dalam hidup kita maka kita akan menjadi orang yang berbahagia, diberkati dalam arti yang sesungguhnya.

Hal inilah yang dipahami oleh Rasul Paulus, seperti yang dinyatakan dalam 1 Korintus 15:46 di mana: “yang mula-mula datang adalah yang alamiah, kemudian barulah datang yang rohaniah.

Pada kenyataannya, semua dari kita pasti sepakat bahwa pengertian bahagia itu bukanlah karena kita memiliki “Delapan Kebahagiaan” dalam hidup kita. Kekristenan pada kenyataannya juga meliputi berkat-berkat yang merupakan janji Allah kalau kita menaati firman-Nya. Tetapi tentu kita harus dapat membedakan dan memisahkan antara berkat materi dengan berkat dalam arti kebahagiaan batiniah. Kata blessed arti literalnya adalah ‘diberkati’. Kata ‘diberkati di sini meliputi sesuatu yang lebih berharga/luhur daripada kata ’bahagia’. Karakter seorang Kristen dimulai dari sini. Ini adalah kunci kepada kebahagiaan sejati yang Yesus ajarkan.

Yang diberkati” - “makarios” secara sederhana berarti “bahagia”.

Tetapi para sarjana Yunani dapat menceritakan kepada kita bahwa “bahagia” adalah istilah yang terlalu halus untuk menyatakan suatu kekuatan yang ingin Yesus nyatakan, karena kata yang lebih tepat adalah “yang diberkati”.

Sebenarnya adalah tentang orang yang menerima perkenanan Tuhan pada sisi lahiriahnya, dan keselarasan jiwa di dalam hati, ketika mereka menyadari arti kebahagiaan yang sebenarnya. Ini bukanlah tentang apakah kita miskin atau kaya. Ada banyak orang kaya yang tidak bahagia dan sebaliknya ada orang lemah/miskin yang bahagia. Jika kita mencari kebahagiaan yang ditawarkan oleh dunia fana ini, kita akan dikecewakan.

Makna “miskin di hadapan Allah”

  1. Konsep tentang ‘miskin’ dan ‘diberkati’
    1. Pengertian yang salah:
      • Yang diberkati adalah mereka yang mempunyai ratusan miliar rupiah di dalam deposito jangka panjang.
      • Yang diberkati adalah mereka yang bisnisnya sedang meraih sukses.
      • Yang diberkati adalah mereka yang mendapat promosi jabatan.
      • Yang miskin ialah mereka yang tidak punya sesuatupun untuk dibanggakan.

    2. Pengertian yang benar:
      • Miskin di sini sama sekali bukanlah berarti tidak memiliki apa-apa, baik kekayaan atau kepemilikan material.
      • Diberkati adalah sebuah kondisi yang berakar dari alam sorgawi, di mana orang percaya mengalami penghiburan dari Tuhan, menerima kemurahan hati Tuhan, dan lain-lain. Bukanlah semata-mata kesejahteraan materi dan kebahagiaan emosional, yang menjadi fokus manusia modern.

  2. Tanpa Tuhan, secara spiritual kita miskin
    • Ketika mata rohani kita terbuka, kita menyadari kegelapan hati kita yang terpisah dari rahmat-Nya.
    • Menyadari betapa egoisnya diri kita karena satu-satunya orang yang benar-benar aku perhatikan adalah AKU! Sebab itu kita merendahkan hati dan diri kita di hadapan-Nya, dan mengakui keegoisan dan kesombongan kita.

  3. Kesadaran tentang siapa kita di hadapan Allah
    • Tidak terobsesi untuk membuktikan sesuatu
    • Tidak khawatir kehilangan sesuatu
    • Tidak perlu menyembunyikan sesuatu
    Kita sadar bahwa kita ada hanya oleh anugerah Allah.

Tiga level kemiskinan

  1. Seperti seorang pekerja harian
  2. Kata Yunani nya ‘miskin’ adalah: “pena”, digunakan menjelaskan tentang orang yang sedemikian miskinnya, sehingga harus bekerja setiap hari untuk kehidupan sehari itu.

  3. Seperti seorang pengemis
  4. Kata Yunani lainnya untuk ‘miskin’ adalah ‘ptochos’ yang digunakan untuk menjelaskan tentang orang yang sedemikian miskinnya sehingga harus meminta-minta.

  5. Seperti seorang yang bangkrut
  6. Kata miskin dihadapan Allah’ mengandung makna seperti orang yang bangkrut sehingga seumur hidupnya tidak mampu membayar hutangnya. Hal ini berbicara tentang pengorbanan Kristus di Kayu Salib yang membuat kita berhutang yang secara permanen tidak bisa kita lunasi.

Gaya hidup seorang yang miskin hati

  1. 1 Tes 5:16; 1 Tim 6:6 Mengucap syukur
  2. Bersyukur untuk segala hal yang Tuhan telah berikan dalam hidup kita dan tidak berkeluh kesah tentang apa yang belum Ia berikan. Bersyukur untuk setiap hal kecil yang dianugerahkan pada kita, dan tidak merasa iri kepada mereka yang kelihatannya lebih berhasil daripada kita.

  3. Flp 3:10; Kol 3:1-4 Hidup buat Tuhan
  4. Mengarahkan fokus hati kita kepada kekekalan yang akan kita alami kelak, yaitu kemuliaan yang Tuhan sediakan bagi kita yang percaya pada-Nya.

  5. 2 Kor 8:9; Yak 4:13-16 Kerendahan hati
  6. Berjalan dalam kerendahan hati dan hati yang hancur karena sesungguhnya kita sebenarnya tidak punya apa-apa, tetapi sekarang dalam Kristus, kita punya segalanya!

Refleksi

Pernahkah kita merenungkan tentang hal-hal apa saja yang bisa menyenangkan hati kita

“The more a humble a man is in himself, the more obedience toward God, the wiser will he be in all things, and the more shall his soul be at peace.”

— Thomas A. Kempis

Sumber

  • Abraham Lalamentik dan Tim (September 2021). "210.1.1 Orang yang miskin hatinya". Editor Robbyanto Tenggala. The Servant (edisi ke-2 (ebook)). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-17-1.