Diklat COOL/PasCa/08: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
(Baru)
 
k (upd)
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{pasca
{{pasca
  | fullpagename= Diklat COOL/PasCa/04
  | fullpagename= Diklat COOL/PasCa/08
  | displaytitle= Penumpangan tangan
  | displaytitle= Penumpangan tangan
  | subdisplaytitle= (''Pastoral Care Handbook'')
  | subdisplaytitle= (''Pastoral Care Handbook'')
  | hiddensummary= Pelayanan Penumpangan Tangan merupakan doktrin dasar dari pelayanan Gereja mula-mula, dimana para Rasul dalam pelayanan mereka juga melakukan dan mengajarkan penumpangan tangan. Seperti Petrus dan Yohanes ketika melayani di Samaria, juga ketika Paulus melayani di Efesus.
  | hiddensummary= Pelayanan penumpangan tangan merupakan doktrin dasar dari pelayanan Gereja mula-mula, di mana para Rasul dalam pelayanan mereka juga melakukan dan mengajarkan penumpangan tangan.
}}
}}
== A. Introduksi ==
== A. Introduksi ==
<div class="ml-sm-4">
<div class="ml-sm-4">
Pelayanan penumpangan tangan merupakan doktrin dasar dari pelayanan gereja mula-mula, dimana para rasul dalam pelayanan mereka juga melakukan dan mengajarkan penumpangan tangan. Seperti Petrus dan Yohanes ketika melayani di Samaria, juga ketika Paulus melayani di Efesus. Demikian juga dengan Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya melakukan penumpangan tangan. Jadi maksud dan tujuan pelayanan penumpangan tangan adalah untuk mengimpartasikan kuasa kesembuhan, memberkati, baptisan dalam ROH, pengurapan untuk memperoleh karunia rohani, pengutusan untuk tugas khusus dan peneguhan Firman Tuhan. Maka setiap pelayan jemaat, khususnya gembala gereja/cool, dapat melakukan pelayanan penumpangan tangan.
Pelayanan penumpangan tangan merupakan doktrin dasar dari pelayanan gereja mula-mula, di mana para rasul dalam pelayanan mereka juga melakukan dan mengajarkan penumpangan tangan.
 
Seperti Petrus dan Yohanes ketika melayani di Samaria, juga ketika Paulus melayani di Efesus. Demikian juga dengan Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya melakukan penumpangan tangan. Jadi maksud dan tujuan pelayanan penumpangan tangan adalah untuk mengimpartasikan kuasa kesembuhan, memberkati, baptisan dalam Roh, pengurapan untuk memperoleh karunia rohani, pengutusan untuk tugas khusus dan peneguhan Firman Tuhan. Maka setiap pelayan jemaat, khususnya gembala gereja/COOL, dapat melakukan pelayanan penumpangan tangan.


Pelayanan penumpangan tangan dapat dilakukan secara perseorangan atau secara korporat, yaitu menumpangan-tangan secara bersama-sama terhadap satu individual. Apa sebabnya orang sakit harus di layani?
Pelayanan penumpangan tangan dapat dilakukan secara perseorangan atau secara korporat, yaitu menumpangkan tangan secara bersama-sama terhadap satu individual.
</div>
</div>


== B. Dasar Firman Tuhan ==
== B. Dasar Firman Tuhan ==
<div class="ml-sm-4">
<div class="ml-sm-4">
* {{sabdaweb2v|Matius 9:18; 19:13, Markus 6:5, Kisah 6:6; 8:17; 13:3; 19:6; 28:8; Ibrani 6:2, 1 Timotius 4:14, 2 Timotius 1:6}}
* {{sabdaweb2v|Matius 9:18; 19:13; Markus 6:5; Kisah 6:6; 8:17; 13:3; 19:6; 28:8; Ibrani 6:2; 1 Timotius 4:14; 2 Timotius 1:6}}
</div>
</div>


Baris 23: Baris 24:
<li>Pelayanan penumpangan tangan harus bersumber dari kepekaan akan perintah Roh Kudus atas beberapa orang atau semua orang yang hadir.</li>
<li>Pelayanan penumpangan tangan harus bersumber dari kepekaan akan perintah Roh Kudus atas beberapa orang atau semua orang yang hadir.</li>
<li>Janganlah terburu-buru menumpangkan tangan karena harus disertai dengan sikap hati-hati sesuai tujuan pelayanannya ({{sabdaweb2v|I Timotius 5:22}}).</li>
<li>Janganlah terburu-buru menumpangkan tangan karena harus disertai dengan sikap hati-hati sesuai tujuan pelayanannya ({{sabdaweb2v|I Timotius 5:22}}).</li>
<li>Jika diperlukan, jelaskan maksud dan tujuan dari penumpangan tangan atau pengurapan yang akan di lakukan.</li>
<li>Jika diperlukan, jelaskan maksud dan tujuan dari penumpangan tangan atau pengurapan yang akan dilakukan.</li>
<li>Penumpangan tangan pada umumnya dilakukan dengan menyentuh kepala atau dahi. Untuk orang sakit bisa dilakukan pada bagian tubuh yang sakit, apabila diizinkan</li>
<li>Penumpangan tangan pada umumnya dilakukan dengan menyentuh kepala atau dahi. Untuk orang sakit bisa dilakukan pada bagian tubuh yang sakit, apabila diizinkan</li>
<li>Penumpangan tangan dapat dilakukan dengan atau tanpa minyak urapan.</li>
<li>Penumpangan tangan dapat dilakukan dengan atau tanpa minyak urapan.</li>
<li>Mendoakan dengan cara menumpangkan tangan harus memperhatikan:</li>
<li>Mendoakan dengan cara menumpangkan tangan harus memperhatikan:</li>
* Orang yang akan di doakan dengan penumpangan tangan merasa nyaman/tidak keberatan akan tindakan ini.
* Orang yang akan didoakan dengan penumpangan tangan merasa nyaman/tidak keberatan akan tindakan ini.
* Dapat dilakukan pada bagian dada, dengan catatan pria dengan pria, wanita dengan wanita.
* Dapat dilakukan pada bagian dada, dengan catatan pria dengan pria, wanita dengan wanita.
* Jangan mendorong dengan tujuan agar yang di doakan jatuh.
* Jangan mendorong dengan tujuan agar yang didoakan jatuh.
* Sebelum menumpangkan-tangan, pastikanlah di belakang orang tersebut tidak ada benda yang menghalangi atau ada seorang catcher, seandainya orang tersebut rebah atau jatuh.
* Sebelum menumpangkan tangan, pastikanlah di belakang orang tersebut tidak ada benda yang menghalangi atau ada seorang ''catcher'', seandainya orang tersebut rebah atau jatuh.
</ol>
</ol>
</div>
</div>
Baris 37: Baris 38:
<div class="ml-sm-4">
<div class="ml-sm-4">
*  Dalam pelayanan penumpangan tangan, manifestasi teriak-teriak, nangis, muntah, bergetar bukanlah sesuatu yang mutlak harus terjadi.
*  Dalam pelayanan penumpangan tangan, manifestasi teriak-teriak, nangis, muntah, bergetar bukanlah sesuatu yang mutlak harus terjadi.
*  Jika menumpangkan-tangan untuk suami-istri, mintalah mereka berdua untuk berpegangan tangan dan posisi suami ada pada kiri, istri pada sebelah kanan, sehingga ketika saudara menumpangkan-tangan atas mereka, tangan kanan saudara ada pada sang suami dan tangan kiri saudara pada sang istri.
*  Jika menumpangkan-tangan untuk suami-istri, mintalah mereka berdua untuk berpegangan tangan dan posisi suami ada pada kiri, istri pada sebelah kanan, sehingga ketika Saudara menumpangkan-tangan atas mereka, tangan kanan Saudara ada pada sang suami dan tangan kiri Saudara pada sang istri.
*  Jika saudara merasa bahwa yang di doakan pada posisi equal atau lebih tinggi secara rohani dengan saudara, maka penumpangan tangan dapat dilakukan dengan menyentuh bahunya.
*  Jika Saudara merasa bahwa yang didoakan pada posisi ''equal'' atau lebih tinggi secara rohani dengan Saudara, maka penumpangan tangan dapat dilakukan dengan menyentuh bahunya.
</div>
</div>


Baris 52: Baris 53:
  | publisher = Divisi Pengajaran [[GBI Jalan Jendral Gatot Subroto]]
  | publisher = Divisi Pengajaran [[GBI Jalan Jendral Gatot Subroto]]
  | location = Jakarta
  | location = Jakarta
  | chapter = Penumpangan tangan
  | chapter = Penumpangan Tangan
}}
}}

Revisi terkini sejak 28 Oktober 2022 20.29

Pelayanan penumpangan tangan merupakan doktrin dasar dari pelayanan Gereja mula-mula, di mana para Rasul dalam pelayanan mereka juga melakukan dan mengajarkan penumpangan tangan.

A. Introduksi

Pelayanan penumpangan tangan merupakan doktrin dasar dari pelayanan gereja mula-mula, di mana para rasul dalam pelayanan mereka juga melakukan dan mengajarkan penumpangan tangan.

Seperti Petrus dan Yohanes ketika melayani di Samaria, juga ketika Paulus melayani di Efesus. Demikian juga dengan Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya melakukan penumpangan tangan. Jadi maksud dan tujuan pelayanan penumpangan tangan adalah untuk mengimpartasikan kuasa kesembuhan, memberkati, baptisan dalam Roh, pengurapan untuk memperoleh karunia rohani, pengutusan untuk tugas khusus dan peneguhan Firman Tuhan. Maka setiap pelayan jemaat, khususnya gembala gereja/COOL, dapat melakukan pelayanan penumpangan tangan.

Pelayanan penumpangan tangan dapat dilakukan secara perseorangan atau secara korporat, yaitu menumpangkan tangan secara bersama-sama terhadap satu individual.

B. Dasar Firman Tuhan

C. Tindakan

  1. Pelayanan penumpangan tangan harus bersumber dari kepekaan akan perintah Roh Kudus atas beberapa orang atau semua orang yang hadir.
  2. Janganlah terburu-buru menumpangkan tangan karena harus disertai dengan sikap hati-hati sesuai tujuan pelayanannya (I Timotius 5:22).
  3. Jika diperlukan, jelaskan maksud dan tujuan dari penumpangan tangan atau pengurapan yang akan dilakukan.
  4. Penumpangan tangan pada umumnya dilakukan dengan menyentuh kepala atau dahi. Untuk orang sakit bisa dilakukan pada bagian tubuh yang sakit, apabila diizinkan
  5. Penumpangan tangan dapat dilakukan dengan atau tanpa minyak urapan.
  6. Mendoakan dengan cara menumpangkan tangan harus memperhatikan:
    • Orang yang akan didoakan dengan penumpangan tangan merasa nyaman/tidak keberatan akan tindakan ini.
    • Dapat dilakukan pada bagian dada, dengan catatan pria dengan pria, wanita dengan wanita.
    • Jangan mendorong dengan tujuan agar yang didoakan jatuh.
    • Sebelum menumpangkan tangan, pastikanlah di belakang orang tersebut tidak ada benda yang menghalangi atau ada seorang catcher, seandainya orang tersebut rebah atau jatuh.

D. Tips/kiat

  • Dalam pelayanan penumpangan tangan, manifestasi teriak-teriak, nangis, muntah, bergetar bukanlah sesuatu yang mutlak harus terjadi.
  • Jika menumpangkan-tangan untuk suami-istri, mintalah mereka berdua untuk berpegangan tangan dan posisi suami ada pada kiri, istri pada sebelah kanan, sehingga ketika Saudara menumpangkan-tangan atas mereka, tangan kanan Saudara ada pada sang suami dan tangan kiri Saudara pada sang istri.
  • Jika Saudara merasa bahwa yang didoakan pada posisi equal atau lebih tinggi secara rohani dengan Saudara, maka penumpangan tangan dapat dilakukan dengan menyentuh bahunya.

Sumber