KOM/KOM 100/120.2: Perbedaan antara revisi
k upd |
k upd |
||
Baris 92: | Baris 92: | ||
| chapter = ''120.2 Saat teduh'' | | chapter = ''120.2 Saat teduh'' | ||
| month = Jul | | month = Jul | ||
| year = | | year = 2024 | ||
| edition = 4 E-Book, Jul 2024 | | edition = 4 E-Book, Jul 2024 | ||
| id = ISBN 978-979-3571-16-4 | | id = ISBN 978-979-3571-16-4 |
Revisi per 24 September 2024 10.30
TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.
Tujuan
Peserta melakukan saat teduh dalam kehidupan sehari-hari.
Perjumpaan pribadi dengan Tuhan adalah saat yang sangat penting dalam hubungan kita dengan-Nya. Hal ini dilakukan melalui saat teduh setiap hari, yang kita lakukan secara khusus untuk bertemu dan berbicara dengan Tuhan melalui doa dan perenungan akan firman-Nya secara pribadi. Dengan cara ini kita mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan.
Alasan dan manfaat saat teduh
- Meneladani Tuhan Yesus Markus 1:35
- Merespons kerinduan Tuhan Ayub 7:7-18; Yesaya 55:3, 6
- Membangun persekutuan dengan Tuhan Lukas 10:42; Yesaya 50:4
- Mengisi bejana rohani kita Mazmur 90:14
- Membangun manusia batiniah Daniel 6:4, 11
- Mendapat kekuatan dari Tuhan Ratapan 3:22-23; Yesaya 40:30-31
Tuhan Yesus sebagai teladan hidup kita menyediakan waktu khusus untuk berjumpa dengan Bapa.
Seperti seorang bapak yang sayang dan selalu rindu bertemu dengan anaknya, demikian pula Tuhan sebagai Bapa merindukan kita sebagai anak-anaknya.
Persekutuan menghasilkan keintiman. Keintiman memampukan kita mendengar suara-Nya dan memahami kehendaknya.
Kasih setia dan anugerah-Nya memuaskan hati kita, memberikan gairah dan semangat dalam mengikut Dia.
Karena memiliki hubungan yang rutin dengan Tuhan setiap hari, Daniel memiliki roh yang luar biasa.
Hubungan dengan Tuhan mengalirkan kekuatan baru pada saat-saat kita mengalami kelemahan.
Hal-hal yang kita lakukan dalam saat teduh
- Menyembah Tuhan
- Berdoa
- Membaca, merenungkan, dan mencatat Firman Tuhan
Memuji dan mneyembah Tuhan, baik dengan akal budi (nyanyian) maupun dengan roh.
Doa yang dinaikkan merupakan doa syafaat bagi orang lain, bangsa dan negara, maupun doa permohonan bagi keluarga dan pribadi.
Membaca dan merenungkan firman Tuhan sampai beroleh rhema. Rhema adalah firman Allah yang berbicara secara khusus kepada kita dalam kondisi dan saat tertentu.
Tips
- Waktu yang terbaik adalah pagi hari
- Cari tempat yang tenang
- Mulailah dengan bersaat teduh 15 menit
- Mulailah dengan membaca bagian Alkitab yang mudah dicerna
- Catat setiap rhema
Karena suasana masih sepi dan tenang, fisik masih segar, pikiran belum disibukkan oleh urusan kehidupan sehari-hari.
Mengamati dan menemukan tempat di dalam rumah kita yang paling jarang dilintasi oleh orang.
Setelah itu tingkatkan menjadi 20 menit dan seterusnya.
Misalnya, kitab-kitab Mazmur dan kitab Injil.
Buku catatan rhema akan menolong kita mengevaluasi tuntunan Tuhan atas hidup kita dalam suatu kurun waktu.
Diskusi
- Bagian mana dari pemahaman-pemahaman di atas yang paling menggugah hati kita?
- Tantangan apa yang paling sulit kita atasi dalam membangun dan memelihara saat teduh?
Proyek ketaatan
Lakukan saat teduh mulai besok pagi, buat buku catatan saat teduh pribadi Anda. Belajar menangkap suara Allah dan mencatat dalam sebuah buku catatan pribadi tersebut.
Step out of your bed! Wake up, wash your face, drink a little coffee and if necessary do a little jogging or a morning walk. Sleepiness is a number one enemy of an effective devotion time. That’s why you need to refresh your body first.
— David Yonggi Cho
Lihat pula
- Ayo Saat Teduh - Bahan Saat Teduh setahun
Unduh
- Form saat teduh.pdf Form ini dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mencatat rhema dan pesan-pesan profetik yang diterima dari Tuhan pada saat melakukan saat teduh.
Sumber
- Abraham Lalamentik dan Tim (Jul 2024). "120.2 Saat teduh". Editor Robbyanto Tenggala. KOM Seri 100 Pencari Tuhan (edisi ke-4 E-Book, Jul 2024). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto, Senayan. ISBN 978-979-3571-16-4.
- Form saat teduh dibagikan dalam Diklat Profetik GBI Danau Bogor Raya, Januari 2010.