Devosi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 10 Februari 2010 10.48 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
Lompat ke: navigasi, cari
Devosi minggu ini

Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?" Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan? (Mazmur 42:4; 56:9)

Ketika kehidupan terasa semakin keras, daya tarik dunia semakin kuat menarik kita dan kita tetap bertahan untuk tetap berada di dalam Dia maka iblis semakin bekerja keras dengan menggunakan tipu muslihatnya melalui orang-orang di sekitar kita dan menekan kita, sebagai manusia normal kita bisa merasakan penderitaan itu.

Kita bisa merasakan betapa sakitnya dilecehkan, dicemooh, ditinggalkan, dianiaya orang-orang bahkan oleh orang yang menyebut dirinya Kristen justru ketika kita mempertahankan untuk tetap tinggal di dalam kebenaran firman-Nya.

Kita bukan saja memasuki sebuah tahun yang baru tetapi sebuah dekade yang baru, sebuah siklus 10 tahun yang baru. Tahun Ibrani 5770 atau 2010 adalah tahun transisi yang paling intensif awal dari dekade berikutnya. Ini adalah tahun di mana Tuhan sedang membawa keteraturan ilahi di dalam hidup anda. Secara rohani, di seluruh dunia ada sebuah pergeseran yang terjadi, sebuah perubahan di dalam atmosfir rohani. Tangkap momentum ini!

Di dalam keheningan hati kita mulai bertanya-tanya, apakah Tuhan benar-benar memahami penderitaan dan kesusahan kita ketika kita menangis? Dapatkah Ia benar-benar merasakan penderitaan kita?

Ketika kita mengalami kesusahan dan "menangis sepanjang malam", ketahuilah Saudaraku, Yesus yang kita layani dan kita sembah juga pernah merasakan apa yang saat ini kita rasakan bahkan penderitaan-Nya lebih hebat lagi, Ia merasakan setiap jeritan hati kita: Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. (Ibrani 4:15)

Imam Besar Agung kita saat ini berjalan menghampiri setiap kita, Ia mau menyapa kita dengan kasih-Nya yang begitu lembut "air matamu berarti bagi-Ku ... akan Kutampung setiap tetes air matamu dan akan Kuingat penderitaanmu"

Mungkin saat ini Saudara bertanya: mengapa Ia menyimpan air mata kita? Seberapa berartinya air mata kita bagi-Nya? Apakah ini merupakan isyarat bahwa kelak masih akan dipergunakan lagi?

Air mata yang mengalir dari anak-anak-Nya dan diserahkan kepada-Nya untuk ditampung dalam kirbat-Nya, jelas bukan air mata yang berasal dari sikap hati yang memberontak ataupun dari sikap hati yang tidak ikhlas melainkan air mata dari seseorang yang hatinya sangat mengasihi Tuhan dan air mata yang tercurah untuk sebuah kesetiaan yang sangat menyentuh hati-Nya. Air mata yang dicurahkan dari hati yang saleh pada saatnya akan dikembalikan kepada pemiliknya, setelah diubah menjadi penghiburan oleh Dia yang berkuasa mengubah air menjadi anggur (Yoh 2:1-11).

Saudaraku yang terkasih, tetap kuat di dalam Tuhan karena Ia selalu bersama dengan Saudara dan Saudara akan mengalami penghiburan dari Tuhan yang belum pernah Saudara alami sebelumnya karena tahun 2010 ini adalah Tahun Pemulihan dan Kelimpahan.

Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya. (Mazmur 126:1, 5)

Tuhan Yesus memberkati Saudara dan keluarga berlimpah-limpah.

Sumber

Artikel devosi