Profetik

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Cawankecapi.png

Pelayanan profetik merupakan wadah pelayanan para pendoa dan imam pujian dan penyembahan. Doa, pujian, dan penyembahan merupakan satu kekuatan yang tidak terpisahkan bagi orang percaya. Pelayanan ini berawal dari visi Gembala Pembina tentang Cawan dan Kecapi dalam Wahyu 5:8,

Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Secara khusus, seorang pendoa juga haruslah seorang pemuji penyembah, begitu juga seorang imam pujian penyembahan haruslah seorang pendoa. Apabila ini benar dilakukan, maka akan bangkit pendoa dan imam pemuji penyembah yang tangguh dan terobosan-terobosan akan terjadi, sehingga menjadi berkat untuk keluarga, lingkungan, kota, bangsa, bahkan bangsa-bangsa (Wahyu 5:8).

Renungan profetik

Kata "TEKUN atau KETEKUNAN" dapat diartikan sebagai ketetapan hati yang kuat (teguh) untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan tugas apa pun. TEKUN juga berarti fokus, konsisten dan tidak mudah putus asa terhadap apa yang sedang dikerjakannya. Orang-orang yang memiliki KETEKUNAN melakukan tugas dan pekerjaannya pastilah akan berhasil dengan baik. Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan saja untuk meraih kesuksesan atau keberhasilan.

Siapa mau BERTEKUN pastilah nantinya akan menuai hasilnya. Maksudnya, KETEKUNAN menjadi KUNCI untuk meraih kesuksesan atau keberhasilan. Alkitab mencatat: "Sebab kamu memerlukan KETEKUNAN, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperolah apa yang dijanjikan itu." (Ibrani 10:36).

Ada begitu banyak anak-anak Tuhan yang tidak memperoleh janji Tuhan, tidak memperoleh kemenangan dan pemulihan karena mereka tidak memiliki KETEKUNAN. Dalam melayani Tuhan, ketika ada masalah sedikit, lalu memilih untuk mundur dari pelayanan atau keluar dari pelayanan. Dalam bekerja, ketika ada masalah sedikit di pekerjaan lalu memilih untuk mengundurkan diri atau keluar dari tempat bekerja.

Lihatlah Abraham, yang TEKUN selama 25 tahun menantikan seorang anak yang Tuhan janjikan, sampai waktunya Ishak lahir. Lihat pula Nuh, yang dengan TEKUN tetap mengerjakan pembuatan bahtera selama 100 tahun walaupun banyak orang sudah mengolok-oloknya, mencemooh dan bahkan menganggap ia gila. Mereka adalah orang-orang yang memiliki KETEKUNAN, dan mereka telah menerima janji Allah.

Kesuksesan atau keberhasilan bahkan untuk menerima dan mengalami setiap janji Tuhan, tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dibangun dengan doa, kerja keras, pengorbanan dan KETEKUNAN. Jadilah anak-anak Tuhan yang kuat dan miliki KETEKUNAN. Apapun yang Tuhan percayakan dalam hidup kita saat ini, TEKUNLAH untuk mengerjakannya dan menyelesaikannya. Tetap Semangat dan Teruslah Bertekun dalam segala hal. (AH)

Kata "TEKUN atau KETEKUNAN" dapat diartikan sebagai ketetapan hati yang kuat (teguh) untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan tugas apa pun.


Lihat pula