Profetik

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Cawankecapi.png Pelayanan profetik merupakan wadah pelayanan para pendoa dan imam pujian dan penyembahan. Doa, pujian, dan penyembahan merupakan satu kekuatan yang tidak terpisahkan bagi orang percaya. Pelayanan ini berawal dari visi Gembala Pembina tentang Cawan dan Kecapi dalam Wahyu 5:8,

Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Secara khusus, seorang pendoa juga haruslah seorang pemuji penyembah, begitu juga seorang imam pujian penyembahan haruslah seorang pendoa. Apabila ini benar dilakukan, maka akan bangkit pendoa dan imam pemuji penyembah yang tangguh dan terobosan-terobosan akan terjadi, sehingga menjadi berkat untuk keluarga, lingkungan, kota, bangsa, bahkan bangsa-bangsa (Wahyu 5:8).

Renungan profetik

Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Mazmur 51:19

Sebuah kebenaran rohani yang mendalam dalam Mazmur 51:9 bahwa yang terutama bagi Allah bukan persembahan ritual atau materi melainkan korban hati kita. Jiwa yang hancur dan hati yang remuk adalah berharga di mata Tuhan. Kuasa dari hati yang remuk ditunjukkan pada saat kita mengaku segala kekurangan kita dan membutuhkan anugerah-Nya.

Di dalam dunia yang memuja kekuatan, kekayaan dan kesombongan ini, Tuhan justru menghargai hati yang hancur di hadapan-Nya. Tuhan tidak akan menolak umat-Nya yang datang dengan hati yang remuk dengan penyesalan yang mendalam. Ini menjadi penerimaan ilahi yang sangat bernilai. Tuhan tidak dekat dengan mereka yang sombong, tetapi Ia selalu dekat dengan orang yang remuk dan hancur hatinya karena Ia siap untuk menyelamatkan dan memulihkan. Ketika kita berhenti menyembunyikan kerapuhan kita dan datang dengan jujur di hadapan-Nya kita akan menyentuh hati-Nya dan merasakan belas kasihan-Nya,

Mazmur ini ditulis Daud setelah jatuh dalam dosa yang besar, di tengah rasa bersalah yang menghimpit ia tidak mencari pembenaran diri, tidak bersembunyi dan tidak lari dari Tuhan, sebaliknya ia datang dengan kerendahan hati kepada Allah. Terkadang kita merasa tidak layak, merasa kotor akibat dosa di masa lalu, tetapi Tuhan menghargai kejujuran kita.

Hati yang hancur bukanlah tanda kegagalan spiritual tetapi tanda kita masih peka dengan suara Tuhan dan mau taat melakukan segala perintah-Nya. Hati yang remuk adalah hati yang telah dipecahkan dari keangkuhan dan pembenaran diri. Kuasa hati yang remuk memaksa kita untuk dibersihkan dari kekuatan diri sendiri dan memberikan ruang bagi Roh Kudus untuk bekerja dan menjadikan kita semakin serupa dengan Kristus.

Hati yang remuk seperti bejana tanah liat yang dihancurkan tetapi tidak dibuang, melainkan dibentuk ulang oleh sang penjunan agung. Hati yang remuk dapat menghasilkan buah-buah Roh seperti biji gandum yang harus mati di tanah yang subur supaya bertumbuh, hati yang remuk adalah hati yang bersedia "mati" bagi kehendak diri sendiri dan menempatkan kehendak Tuhan diatas segalanya.

Kuasa hati yang remuk adalah kehancuran yang jujur di hadapan Tuhan dan berujung pada peningkatan kerohanian yang membawa kita semakin melekat dengan Tuhan. Amin.

Hati yang hancur bukanlah tanda kegagalan spiritual tetapi tanda kita masih peka dengan suara Tuhan dan mau taat melakukan segala perintah-Nya. Hati yang remuk adalah hati yang telah dipecahkan dari keangkuhan dan pembenaran diri.

Lihat pula