Pikiran Kerajaan Allah (Kingdom of God mindset)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Matius 6:10, .... datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Matius 6:33, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Tuhan Yesus berkata "… '''carilah dahulu Kerajaan-Nya '''" maka kepada kita ditambahkan apa yang kita perlu dapatkan dari Tuhan. Tuhan mengajarkan untuk kita mengutamakan Kerajaan Allah. Karena itu, untuk dapat melaksanakan dengan benar, kita perlu mengerti pola pikir Kerajaan Allah.

Ketika Kerajaan Allah dan Sang Raja menjadi pusat pikiran dan fokus kita, maka pikiran Kerajaan akan terbangun dalam kita. Pola pikir Kerajaan Allah adalah pikiran yang diperbarui di dalam Kristus. Pola pikir Kerajaan terbentuk ketika pikiran kita dibangun ulang menjadi selaras dengan pikiran Kristus. Pola pikir Kerajaan ini dibangun dari pengalaman bertemu dengan Sang Raja. Pengalaman perjumpaan Ilahi dengan Allah menjadikan kita menerima dan memiliki benih Allah di dalam roh kita.

1 Yohanes 3:9, Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

Untuk dapat mewujudkannya, bangunlah hidup penyembahan dalam Roh dan perenungan firman Tuhan yang membawa kita mengalami perjumpaan pribadi dengan Allah. Penyembahan kita kepada Tuhan dan perenungan firman haruslah berakibat pikiran Kristus meresap ke dalam pengertian, menjadi pikiran kita yang baru.

Perjumpaan dengan Allah secara rohani selalu menjadi awal terjadinya perubahan mendasar. Pertama perubahan sifat dasar roh kita, menjadi Ilahi, selanjutnya perubahan perilaku, meniru Kristus. Perubahan perilaku sesungguhnya adalah hasil dari tindakan akibat mengalami perubahan pikiran. Tanpa pembaharuan pikiran, tidak ada perubahan perilaku. Perubahan pikiran dari pikiran lama menjadi pikiran Kristus adalah faktor penentu yang menjadikan kita bisa mencapai keserupaan dengan Kristus. Kita dapat meniru gaya hidup Kristus di bumi.

Kita dapat menjadi serupa dengan Kristus karena memiliki benih Ilahi saat lahir baru, dan mengalami transformasi pikiran (Roma 12:12). Transformasi pikiran adalah proses yang berlangsung tahap demi tahap, pikiran salah diubahkan, dan dengan keterbukaan mau menerima dan mengenakan pikiran Kristus.

Pikiran yang diperbarui memiliki kemampuan untuk menyadari kehadiran Allah (1 Yohanes 2:10). Ketika pikiran baru diberikan input rohani firman Tuhan dan dijaga untuk tidak dikeruhkan atmosfir dunia sekitar, maka pikiran baru berperan sebagai pintu gerbang untuk menerima apa yang berasal dari surga yang disediakan bagi kita. Janji firman buat kita tidak akan diragukan lagi, karena pikiran selaras dengan maksud Tuhan. Ketika pola pikir Kerajaan dikenakan, kita akan dapat menghidupi prinsip hidup Kerajaan Allah dalam keseharian di manapun kita berada. Baik di kantor, di rumah, di tengah-tengah jemaat Tuhan, bahkan di antara orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, kita menghadirkan gaya hidup Kerajaan Allah menurut Roma 14:17.

Roma 14:17-18, Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.

Ketika mengenakan pikiran Kerajaan, maka kita bisa tegak di atas kebenaran menghadapi apapun, dan senantiasa diselimuti damai dari Tuhan, dan sukacita-Nya. Ketika konsisten menghidupinya dengan benar, maka kita berkenan kepada Allah dan terhormat di depan pandangan manusia.

Ketika konsisten mengenakan pikiran Kerajaan, maka:

  1. Pikiran menjadi gerbang yang bisa terhubung ke alam surgawi
  2. Memiliki kepekaan dan sadar akan kehadiran Roh Kudus
  3. Pikiran tidak dihuni oleh rasa penasaran "tentang apa yang Allah belum buat", melainkan diisi dengan pewahyuan siapa Dia sesungguhnya.
  4. Pikiran yang "tap on" [terhubung dan melekat] ke surga, men-download sumber Ilahi

Ketika kita mengenakan pola pikir Kerajaan Allah dan konsisten menghidupinya, maka sementara kita masih di bumi, kita mengalami pengalaman hidup secara surgawi, dan menghadirkan suasana surgawi kepada orang-orang sekitar kita.

Amin.

Sumber