Khotbah: 20210711-0900/SR: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| summary =" menjadi "| longsummary= <!-- 4-5 kalimat --> | summary= <!-- 2-3 kalimat --> | shortsummary= <!-- 1 kalimat -->")
k (Penggantian teks - "| video1caption= Rekaman YouTube" menjadi "| video1caption= {{youtube}} YouTube")
 
(4 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 8: Baris 8:
  | completename = Pdt Sutadi Rusli
  | completename = Pdt Sutadi Rusli
  | name = Sutadi Rusli
  | name = Sutadi Rusli
  | articlegroup = Pesan Gembala
  | type= pesangembala
 
| type= Pesan Gembala
  | event = Ibadah Raya
  | event = Ibadah Raya
| date =2021-07-11
| date =2021-07-11
Baris 15: Baris 17:
  | city = Bogor
  | city = Bogor


  | foto =  
  | illustrationA5 =  
  | illustration16x9= Sutadi Rusli-20210711-16x9.jpg
  | illustration16x9= Sutadi Rusli-20210711-16x9.jpg
  | ilustrasi1x1 = Sutadi Rusli-20210711-1x1.jpg
  | illustrationA5=
| illustration1x1= Sutadi Rusli-20210711-1x1.jpg


  | video1service= youtube
  | video1service= youtube
Baris 24: Baris 27:
  | video1date= 2021-07-11
  | video1date= 2021-07-11
  | video1group=  
  | video1group=  
  | video1caption= Rekaman YouTube
  | video1caption= {{youtube}} YouTube
  | video1shortcaption=  
  | video1shortcaption=  
  | video1host=  
  | video1host=  

Revisi terkini sejak 21 November 2024 03.02

Shalom, Saudara yang dikasihi Tuhan, sungguh kita boleh bersyukur kalau kembali pada hari ini kita boleh beribadah bersama-sama. Saudara, hari-hari ini kita ada di dalam suatu prokes COVID-19 yang luar biasa ketatnya. Pada hari ini saya khotbah bukan di tempat yang biasa secara live, tetapi saya sudah direkam di rumah saya sendiri. Saudara yang dikasihi Tuhan, hari-hari ini Tuhan pesankan kepada kita, ayo kita sama-sama untuk stay at home. Kita jaga kesehatan, karena kita tahu bagaimana pada hari-hari ini begitu banyak orang yang tertular. Untuk itu tentu kita mau ikuti apa yang menjadi anjuran dari pada pemerintah yaitu PPKM darurat. Kurangi mobilitas kita, jaga dengan Prokes COVID-19 yang betul-betul ketat, supaya kita semuanya tetap ada dalam perlindungan Tuhan.

Saudara pada hari ini saya mau memberikan satu tema yaitu Ujilah aku, Tuhan. Di dalam suasana pandemi hari-hari ini, kita begitu banyak mendapatkan masukan dari ahli-ahli kesehatan, “Ayo kita semuanya jaga, tingkatkan imun kita, supaya kita boleh terhindar dari COVID-19.” Lalu orang-orang berlomba-lomba melakukan pengecekan, ada yang cek vitamin D, cek tekanan darah, cek untuk gula darahnya, macam-macam. Itu menurut saya tentu semuanya saran medis yang baik, supaya imun kita semakin meningkat. Tapi seringkali kita justru lupa untuk kita mengecek inner man kita. Saudara Tuhan ingatkan di dalam Mazmur 62:2,

Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.

Ada satu pujian yang diciptakan oleh Bapa Rohani kita Pak Niko, di mana pada waktu pujian ini dinaikkan, banyak hamba-hamba Tuhan tidak berani menyanyikan lagu ini, karena mereka takut untuk menguji diri mereka! Tapi Tuhan inginkan supaya kita seperti pemazmur, Daud. Saudara, pada hari ini saya ajak, ayo kita uji, kita cek semuanya. Kita cek jasmani kita, tapi bukan itu saja yang penting, terlebih lagi inner man kita karena Tuhan mau segera datang, untuk itu kita perlu mengecek manusia rohani kita, manusia batin kita.

Ada dua hal yang penting dan harus kita cek sama-sama.

#1 Hati

Amsal 17:3,

Kui adalah untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.

Yang pertama, uji hati kita. Lihat, kita boleh penampilan hebat dari luar, tetapi yang Tuhan uji itu adalah hati kita. Sebelum Tuhan yang menguji, saya ajak Saudara dan saya untuk kita menguji diri kita terlebih dahulu, bagaimana kondisi kita. Saya selalu ingat bagaimana cerita dari Matius 18:

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" (Matius 18:21)

Suatu waktu Petrus datang kepada Tuhan Yesus, dan menanyakan ayat tersebut. Karena buat orang-orang Yahudi, memberi maaf kepada seseorang cukup tiga kali. Tidak boleh lagi keempat, tidak ada gunanya. Waktu Petrus dia datang kepada Tuhan Yesus dia pikir pasti dia dipuji, “Luar biasa kamu Petrus, orang-orang biasanya tiga kali, kamu siap untuk tujuh kali.” Tapi ternyata Tuhan katakan bukan 7 kali, tetapi 77 kali 7 kali. Saudara kalau dihitung itu tentu ratusan jumlahnya, tetapi makna daripada angka ini bukan sekedar ratusan atau liburan, tetapi kita tidak pernah berhenti untuk mengampuni.

Tuhan berikan perumpamaan kepada Petrus:

Ada seorang raja dan hamba. Hambanya memiliki hutang yang begitu banyak, tapi karena belas kasihan dari rajanya, maka akhirnya hamba yang punya hutang diampuni oleh rajanya.

Ini bercerita bahwa rajanya adalah Tuhan Yesus, kita adalah hamba-Nya. Kita punya hutang banyak dengan Tuhan, kita punya dosa banyak dengan Tuhan. Tapi luar biasa, hanya karena kasih anugerah daripada Tuhan Yesus Kristus, yang datang ke dunia ini menebus dosa Saudara dan saya. Dosa kita begitu banyak Dia hapus, merah seperti kirmizi menjadi putih seperti salju, Haleluya!

Ketika hamba itu keluar dari istana dengan senang hati dalam perjalanan ketemu dengan temannya yang mempunyai hutang sangat kecil, tidak ada bandingannya dengan hutang dia kepada raja. Dia jebloskan temannya yang punya hutang begitu kecil ke dalam penjara. Waktu raja dengar, marahnya luar biasa. Kemudian, dia panggil hamba yang sudah diampuni dikasih kepada algojo lalu disiksa. (Matius 18:23-34)

Saudara, waktu kita tidak memiliki hati yang benar rasanya menyiksa hidup kita. Waktu kita kesal, benci, kita tidak bisa mengampuni seseorang hidup kita rasanya tidak enak. Kita harus bereskan hati kita. Ayo, Saudara yang dikasihi Tuhan uji hati kita. Yang harus kita perbuat ada dua:

  1. Menjaga hati kita
    Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)
    Sehingga mulai dari hati maka perjalanan, rumah tangga, dan bisnis kita akan diberkati Tuhan.
  2. Memiliki hati yang gembira
    Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. (Amsal 17:22)
    Jadi hati yang gembira di tengah-tengah pandemi ini menjadi obat, bukan hanya obat biasa tetapi obat yang manjur.

#2 Pikiran

Ada satu ungkapan katakan “you are what you think”. Ternyata peperangan yang paling besar bukan ada di perang dunia pertama atau kedua, atau di daerah timur tengah, tetapi peperangan yang paling besar ada dalam pikiran kita.

Efesus 6:16-18,

dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

Saudara ayat ini berbicara mengenai perlengkapan senjata Allah, ada breast plate, ada perisai, ada pedang, ada kasut, ada ikat pinggang. Tetapi ada satu yang penting yaitu ketopong keselamatan.

Saudara kalau naik motor pemerintah mewajibkan pakai helm yang benar, jangan hanya asal masuk. Kita tahu bahwa untuk prajurit-prajurit Romawi jaman dulu, mereka membuat ketopong begitu indah, lalu dipakai, dan diikat dengan kuat. Pada waktu dulu, hingga sekarang dalam setiap pertempuran yang nomor satu dituju adalah kepalanya. Ingat bagaimana Goliat bisa jatuh, karena dilempar dengan batu yang kecil oleh seseorang namanya Daud dan mengenai kepalanya.

Iblis itu tahu kelemahan manusia. Yang dia tuju nomor satu bukan dada kita, bukan kaki kita, bukan tangan kita. Tapi yang nomor satu dia tembak adalah pikiran-pikiran kita!

Tuhan pesankan kepada kita, ayo kita pakai ketopong keselamatan. Saudara yang dikasihi Tuhan, untuk prajurit orang-orang Romawi ketopong keselamatan begitu penting. Ke manapun mereka pergi nomor satu yang mereka bawa adalah ketopong keselamatan, karena pada ketopong mereka tahu ada keselamatan untuk hidup mereka. Saudara kemanapun Saudara pergi, Saudara harus pergunakan ketopong keselamatan. Kita harus menolak segala pikiran-pikiran, dan panah api dari si jahat. Di tengah-tengah pandemi ini begitu banyak berita-berita yang luar biasa menembak dalam pikiran kita. Seorang pujangga katakan, “kalau burung terbang di atas kepala saya, saya tidak dapat larang, tapi begitu burung itu sudah mulai bertengger di atas kepala saya, bahkan dia mulai membuat sarang di atas kepala saya, bertelur di atas kepala saya, saat itu saya harus usir burung itu.”

Saudara, jangan biarkan pikiran Saudara dimasuki oleh panah-panah berapi dari iblis yang menjatuhkan iman kita. Janganlah kita lebih percaya kepada berita-berita yang ada di luar dibandingkan kita percaya kepada Firman Tuhan. Berita di luar, roh ketakutan ditembakkan, roh kecemasan ditembakkan, roh kekhawatiran ditembakkan. Sementara kita jarang baca Firman, kita jarang memperkatakan Firman Tuhan, Mazmur 91 tidak pernah lagi kita katakan. Ayo Saudara yang dikasihi Tuhan, waktu kita dimasuki pikiran-pikiran, panah berapi dari si jahat, kita mulai memperkatakan Firman Tuhan. Waktu Tuhan Yesus dicobai iblis, Dia selalu katakan, “Ada tertulis”. waktu Saudara diberikan panah berapi, berita-berita yang menggoncangkan iman kita, Saudara harus tolak dan mulai perkatakan janji-janji Tuhan.

Kolose 2:3,

Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Yakobus 1:8,

Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

Kita boleh pilih, kita mau dengarkan berita-berita yang kacau-balau dari iblis, atau kita memilih mendengarkan berita-berita kerajaan sorga. Kita tidak bisa dua-duanya, kita akan bimbang. Kita harus komitmen kepada diri kita, untuk memegang berita kabar baik, yang Tuhan janjikan kepada setiap orang percaya.

Penutup

Mari Saudara yang dikasihi Tuhan, lakukan ini semua dan kita sanggup bersama Roh Kudus untuk menangkal pikiran-pikiran si jahat. Jadi ada dua yang kita diuji yaitu hati dan pikiran kita. Tuhan memberkati kita semuanya. (MGT)

Video