Kembali kepada kasih yang semula di tengah pandemi (Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo)
Pesan Gembala Pembina | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 18 Juli 2021 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Online |
Kota | Bogor |
Video | YouTube |
Khotbah lainnya | |
| |
|
Shalom, Wahyu 2:1-7 adalah pesan Tuhan Yesus kepada jemaat di Efesus.
Tuhan Yesus berkata:
“Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu.
Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat,
Ada yang menyebut dirinya rasul, tetapi sebenarnya mereka berdusta.
Engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku;
dan engkau tidak mengenal lelah.
engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
Namun demikian Aku mencela engkau,
karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh!
Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.
Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu
dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya,
jikalau engkau tidak bertobat.”
Penjelasan Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan tentang "mengambil kaki dianmu", artinya menolak dan mengeluarkan dari dalam kerajaan-Nya, yang berarti kehilangan keselamatan. Pesan Tuhan Yesus kepada jemaat di Efesus ini, juga berarti pesan buat kita semua yang dapat disimpulkan sebagai berikut: Kalau kita melihat apa yang dilakukan jemaat di Efesus untuk melayani pekerjaan Tuhan itu sungguh luar biasa. Tetapi apa pun yang mereka lakukan untuk melayani pekerjaan Tuhan, meskipun itu sungguh luar biasa tetapi kalau tidak didasarkan kepada kasih yang semula, maka Tuhan akan berkata:
- "Betapa dalamnya Engkau telah jatuh. Bertobatlah dan lakukan lagi apa yang semula engkau lakukan, jika tidak demikian maka engkau akan kehilangan keselamatan."
Tetapi barangsiapa menang, artinya kembali kepada kasih yang semula, maka akan diberi makan dari pohon kehidupan yang ada di dalam taman Firdaus Allah, artinya akan masuk sorga. Ini suatu peringatan yang tidak main-main dan sangat serius.
Karena itu saya mengajak Saudara untuk melihat diri kita masing-masing. Mungkin kita kelihatan begitu rajin, tekun, sabar, mau menderita dalam melayani pekerjaan Tuhan. Pertanyaannya: Apakah itu dilakukan dengan dasar kasih yang semula? Banyak orang yang kelihatan luar biasa dalam melayani pekerjaan Tuhan; bukan karena didasarkan kepada kasih yang semula, tetapi karena kewajiban atau ada motivasi yang lain.
Miliki kasih yang semula
Tuhan mau supaya kita kembali kepada kasih yang semula. Kasih yang semula adalah kasih yang kita miliki pada waktu baru bertobat dan mengalami kelahiran baru. Waktu saya baru bertobat dan mengalami kelahiran baru, saya begitu haus akan Tuhan, akan firman-Nya. Dan saya selalu menjaga kehidupan saya agar selalu hidup kudus sesuai dengan firman Tuhan. Dan puji Tuhan ini tetap saya jaga sampai dengan hari ini, bahkan kasih saya kepada Tuhan semakin bertambah.
Orang yang memiliki kasih yang semula:
- Pasti akan hidup sama seperti Kristus telah hidup.
- Pasti hidup sebagai orang yang berintegritas, hidup tulus dan jujur di hadapan Tuhan.
- Pasti akan keluar sebagai pemenang.
Dan akhirnya akan ikut dalam pengangkatan dan masuk sorga. Yang percaya katakan: Amin!
Nyanyi:
Kucinta Kau Yesus
Hanya Engkau bagiku Yesus
Sungguh kurindu mengatakannya
Betapa aku mengasihi-Mu
Engkau Allah dan Rajaku
Kekasih dalam hidupku
Engkau s'galanya bagiku
Kubersyukur kepada-Mu
Coda
Kubersyukur kepada-Mu
Kubersyukur kepada-Mu
Pada waktu Tuhan Yesus ditanya oleh murid-murid-Nya tentang tanda kedatangan-Nya kembali dan tanda kesudahan dunia ini. Tuhan Yesus menjawab dalam Lukas 21:11, bahwa salah satunya adalah penyakit sampar. Jadi COVID-19 ini adalah salah satu tanda dari kedatangan Tuhan Yesus kembali dan tanda kesudahan dunia ini.
Nubuatan tentang akhir zaman
- Awal tahun 2009 Tuhan berbicara kepada saya dengan sangat serius dari Wahyu 3:11a, “Aku datang segera! Saya gemetar dan bertanya: “Tuhan, apa yang akan Tuhan lakukan dan apa yang harus saya kerjakan?” Lebih kurang 6 bulan kemudian Tuhan baru menjawab pertanyaan saya dengan berkata:
- “Aku akan mencurahkan Roh-Ku.
Aku akan mencurahkan Roh-Ku.
Pada saat Aku mencurahkan Roh-Ku akan terjadi seperti Yoel 2:28-32.” - Anak-anak, pemuda, dan orangtua akan dipakai Tuhan secara luar biasa.
- Mujizat-mujizat terjadi secara luar biasa.
- Goncangan-goncangan juga terjadi secara luar biasa.
- Tahun 2013 Tuhan memberikan nama untuk pencurahan Roh-Kudus ini adalah Pentakosta Ketiga.
Melalui tiga tanda ini, maka Yoel 2:32 akan terjadi, yaitu akan banyak orang yang berseru kepada nama Tuhan dan mereka yang berseru kepada-Nya; akan diselamatkan. Jadi akan terjadi penuaian jiwa besar-besaran.
Jadi salah satu tanda terjadinya Pentakosta Ketiga adalah goncangan-goncangan. Sejak tahun 2009, hampir di setiap khotbah, saya selalu mengingatkan tentang goncangan ini. Saya sering berkata: “Kalau Saudara percaya akan terjadi goncangan-goncangan, katakan ‘Amin!’” Tetapi sering ‘Amin’ nya hanya sekedar berkata amin saja. Saya selanjutnya akan berkata: “Saudara tidak berkata ‘Amin’ pun, goncangan pasti terjadi.” Biasanya kita akan tertawa setelah saya berkata seperti itu.
Dalam masa pandemi ini kita harus mengerti bahwa:
- Pencurahan Roh Kudus yang disebut dengan Pentakosta yang Ketiga sedang terjadi.
- Ini adalah masa penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir dalam menyelesaikan Amanat Agung untuk menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus.
- Akan terjadi kebangkitan generasi Yeremia yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa, dan bergerak untuk memenangkan jiwa.
Nyanyi:
Sucikan dan kuduskan hati ini
Untuk layak menghadap hadirat-Mu
Tubuh, jiwa, rohku, kus'rahkan pada-Mu
Ku menyembah-Mu
Tinggikan nama-Mu, ya Tuhan
Mulialah nama-Mu, ya Tuhan
Tiada lain seperti Engkau, ya Allahku
Besar kuasa-Mu
Tiada lain seperti Engkau, ya Allahku
Besar kuasa-Mu.
Pemeliharaan pada masa pandemi
Mazmur 127:1-2 berkata,
- “Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk–duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa dalam segala hal, termasuk dalam masa pandemi ini, kita harus mengandalkan Tuhan, termasuk dalam hal membangun rumah, dalam hal perlindungan. Dalam Mazmur 91 dikatakan; kalau kita menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan dan kubu pertahanan kita, maka kita tidak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang, termasuk dalam hal mencari nafkah di tengah-tengah krisis ekonomi yang terjadi hari-hari ini. Kita harus tetap mengandalkan Tuhan.
Mungkin ada di antara Saudara yang kena PHK, atau mungkin mengalami kesulitan karena banyak faktor sehingga mengalami kerugian, kesulitan untuk mencari keuntungan. Tetapi sesuai dengan ayat firman Tuhan tadi, kita diingatkan bahwa Tuhan justru akan memberikan berkat-Nya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. Berkat yang diberikan pada waktu tidur di sini, bisa diartikan berkat yang diberikan:
- Bukan karena kehebatan kita,
- Bukan karena prestasi kita,
- Bukan karena kekuatan kita,
- Bukan karena kepandaian kita,
- Juga bukan karena usaha kita yang mati-matian.
Dan.....berkat yang seperti itu hanya diberikan kepada orang yang dicintai-Nya. Haleluya!
Kalau kita mengandalkan Tuhan kita pasti menjadi orang yang dicintai Tuhan. Orang yang mengandalkan Tuhan adalah orang yang mengikuti segala perintah yang diberikan tanpa ragu-ragu, tanpa banyak pertanyaan, tanpa bersungut-sungut, tetapi dengan hati yang percaya disertai ucapan syukur. Demikian juga dalam menghadapi pandemi ini kalau kita mengandalkan Tuhan, itu berarti kita sedang mengikuti perintah-perintah-Nya.
Tuntunan Tuhan dalam masa pandemi
Saya akan mengingatkan kembali tuntunan Tuhan sejak awal dari pandemi ini. Apakah Saudara ingat dan tetap melakukannya? Mungkin ada yang berpikir bahwa pandemi ini sesuatu yang biasa, mungkin karena sudah bosan dan jenuh, ingatlah kita boleh bosan dan jenuh tetapi COVID nya belum bosan. Karena itu kita harus dengan serius menghadapi pandemi ini.
Mari, saya akan ajak Saudara untuk mengingat kembali tuntunan Tuhan.
- Sesuai dengan 2 Tawarikh 7:13-14 yang mengatakan bahwa kalau kita mengalami pandemi dan krisis ekonomi, maka kita harus merendahkan diri, berdoa, mencari wajah Tuhan serta berbalik dari jalan-jalan yang jahat.
- Kita diminta untuk menghardik COVID-19 dan krisis ekonomi dengan berkata: “Dalam nama Yesus, diam tenanglah!”
Kita diminta memperkatakan Mazmur 91 karena kita percaya akan janji Tuhan.
- Kita diminta melakukan seperti yang dilakukan oleh Daud ketika Tuhan menghukum orang Israel di mana ada 70.000 orang yang mati karena penyakit sampar.
- Daud waktu itu membuat mezbah di pengirikan milik Arauna dengan membayar harganya. Waktu itu Arauna akan memberikan secara gratis kepada Daud. Tetapi Daud tidak mau. Dia tetap mau membayar harga. Setelah Daud membuat mezbah, maka tulah sampar itu berhenti.
- Kalau kita mengharapkan pandemi akan berhenti, maka kita sebagai gereja-gereja Tuhan harus membuat mezbah doa, pujian dan penyembahan bersama-sama dalam unity. Minta belas kasihan. Tuhan turun ke atas Indonesia.
- Gereja jangan saling menyalahkan satu sama lain.
- Gereja jangan saling menjelekkan.
- Gereja harus membayar harganya dengan unity.
- Sesuai dengan Yesaya 26:20-21, maka kita diminta oleh Tuhan untuk bersembunyi barang sesaat lamanya sampai amarah itu berlalu, karena Tuhan akan menghukum penduduk bumi karena kesalahannya. Amsal 27:12 berkata:
- “Kalau orang bijak melihat malapetaka bersembunyilah ia,
tetapi yang tidak berpengalaman berjalan terus lalu kena celaka.”
Karena itu, mari biarlah kita menjadi orang yang bijak. - Memakai masker.
- Mencuci tangan dengan sabun.
- Menjaga jarak.
- Mengurangi mobilitas.
- Menjauhi kerumunan.
- Melakukan vaksinasi.
Kalau kita melakukan itu, maka Tuhan akan mendengar dari sorga dan akan mengampuni dosa kita serta memulihkan negeri kita Indonesia yang tercinta. Katakan: Amin!
Apakah Saudara sudah melakukan ini?
Nyanyi:
Yesus Kaulah pembelaku
Pada siapa aku harus takut
Yesus Kau perlindunganku
Ku tak gentar menghadapi musuh
S'karang tegaklah kepalaku hadapi lawanku
Yang berada di sekelilingku
Dan mulutku memuji ber-Mazmur bagi-Mu
Bersorak bagi kebesaran-Mu
S'karang tegaklah kepalaku hadapi lawanku
Yang berada di sekelilingku
Dan mulutku memuji ber-Mazmur bagi-Mu
Bersorak bagi kebesaran-Mu
Coda
Bersorak bagi kebesaran-Mu
Bersorak bagi kebesaran-Mu
Pada tahun 1918 – 1920 pernah terjadi pandemi yang disebut Flu Spanyol. Kalau dibandingkan dengan COVID-19 dengan memakai data tanggal 29 Mei 2021, maka didapatkan hal-hal sebagai berikut:
No | Keterangan | Flu Spanyol | COVID-19 |
---|---|---|---|
1 | Jumlah Infeksi | 500 Juta | 162 Juta |
2 | Jumlah Kematian | 20 – 100 juta | 3,52 juta (jauh lebih sedikit) |
3 | Jumlah negara yang terpapar | Kurang dari 50% | Hampir 100% |
4 | Jumlah negara yang terpapar | Tidak lebih buruk dari jaman Depresi Ekonomi Global tahun 1930-an | Dikatakan yang terburuk sejak jaman Depresi Ekonomi Global tahun 1930-an. Tergantung kapan pandemi berakhir, kalau berlarut-larut krisis ekonomi COVID-19 bisa lebih buruk dari jaman Depresi Ekonomi Global tahun 1930-an |
Tetapi yang paling menonjol dari COVID-19 ini adalah angka depresi, kecemasan, stress, justru tertinggi sepanjang sejarah. Angka Depresi Global tahun 2020 adalah sebesar 25%, dibandingkan dengan angka Depresi Global tahun 2017 yang hanya 3,44%.
Dengan melihat ini semua, saya percaya rencana Tuhan bagi umat manusia adalah supaya mereka bertobat, mencari wajah Tuhan, sehingga terjadi penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali.
Sesuatu yang mengherankan dari Flu Spanyol ini adalah bahwa setelah infeksi gelombang kedua yang meningkat secara luar biasa, tiba-tiba virusnya menghilang entah ke mana perginya. Wow! Kita boleh berdoa kepada Tuhan agar ini juga terjadi pada COVID-19 serta varian-varian yang lain, yang tiba-tiba menghilang entah ke mana, karena amarah Tuhan sudah berlalu.
Karena itu sekali lagi saya mengingatkan agar kita melakukan tuntunan Tuhan untuk menghadapi pandemi COVID-19 ini dengan lebih serius dan sungguh-sungguh, supaya Tuhan juga menuntun kita di tengah pandemi yang sedang bergejolak ini. Saya percaya kalau kita kembali kepada kasih yang semula, kita akan berkata: "Tuhan, pakai saya menjadi alat-Mu untuk menyelesaikan Amanat Agung." Maranatha! Datanglah segera Tuhan Yesus.
Nyanyi:
Tuhan ini aku, jadikanlah ku alat-Mu
Untuk memberitakan injil-Mu
Tuhan ini aku, jadikanlah ku hamba-Mu
Untuk melakukan firman-Mu
Penuhi hidupku dengan Roh-Mu
Agar ku jadi saksi-Mu
Pakailah hidupku dan urapilah
Untuk kemuliaan nama-Mu
Coda
Untuk kemuliaan nama-Mu
Untuk kemuliaan nama-Mu
Video
- Halaman dengan argumen ganda di pemanggilan templat
- Pages using DynamicPageList3 parser function
- ArticleLink pages that already existed
- Khotbah
- Khotbah Niko Njotorahardjo
- Khotbah 2021
- Khotbah GBI Danau Bogor Raya
- Khotbah Ibadah Raya
- Ibadah Raya
- Unified info article
- Unified info article 2021
- Article 2021
- Pesan Gembala