Fire for Breakthroughs Api Terobosan Paradigma (Eloy Zalukhu, MBA)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Satu bukti bahwa Roh Kudus hadir memenuhi Saudara dan saya, justru ketika kita belajar seperti yang Tuhan ajarkan, mengosongkan diri. It is not about me, bukan lagi mengenai aku, ini mengenai bagaimana aku bisa sharing, membagikan kasih dan anugerah Allah.

Shalom, puji nama Tuhan, kita bersyukur untuk malam hari ini urapan Tuhan betul-betul nyata di tengah-tengah kita dan menyambut Roh Kudus turun mengurapi kita semua. Saudara-saudara, malam hari ini kita akan bersama-sama untuk merenungkan firman Tuhan.

Tema malam ini adalah Fire for Breakthroughs in Paradigm, Api Terobosan Paradigma. Jadi malam-malam sebelumnya dan dilanjutkan besok dan seterusnya akan membahas breakthroughs, terobosan-terobosan. Pembahasan kita malam ini bagaimana Roh Kudus bisa menolong kita memperoleh terobosan paradigma.

Saudara-saudara jadi saya Eloy, bagi teman-teman yang baru bertemu dengan saya, paradigma itu ada saya bahas di beberapa buku yang saya tulis baik itu di TML dan juga the di buku yang sedang saya kerjakan sekarang, The Neuroscience of Habits. Dalam pertemuan kita malam hari ini, kira-kira 10 menit pertama saya akan berbicara mengenai what is paradigm. Paradigma itu apa. Supaya ketika nanti kita membahas terobosannya, kita memiliki pemahaman tentang arti dari kata ini.

Apa maksud ketika Rasul Paulus mengatakan bahwa kita harus renew our mind jadi mindset pola pikir ini berbicara mengenai paradigma.

Malam hari ini kita akan melihat, Roh Kudus menolong kita itu pasti, tetapi bagaimana sebagai anak-anak Tuhan kita juga punya tanggung jawab untuk berlatih untuk taat, untuk obey. Dalam Yohanes pasal yang ke-14 ayat 16 dan seterusnya

seterusnya ya so Saudara-saudara inilah yang menjadi kerinduan kita, api terobosan paradigma dan mentalitas. Bagaimana kita memperingati turunnya Roh Kudus dan bagaimana Roh Kudus dalam hidup kita membawa terobosan paradigma dan mentalitas atas para murid, yaitu Saudara dan saya.

What is a paradigm?

Sekarang coba lihat gambar foto yang ada di layar karena kita sekarang mau berbicara what is paradigm. Paradigma itu apa? Lihat apa yang ada di foto ini.

Saudara adakah di antara Saudara yang mengatakan bahwa foto ini sedang menghadap ke kiri? Tetapi adakah di antara Saudara yang juga melihat, oh tidak ini bukan menghadap ke kiri tapi menghadap lurus ke depan! Saudara-saudara, this is what we call paradigm. Inilah paradigma itu. Ada yang mengatakan menghadap ke kiri, ada yang mengatakan lurus ke depan, ada yang mengatakan dua-duanya. Yang mana yang benar, ini menjadi pertanyaannya.

Saudara mari kita lihat foto ini. Adakah di antara Saudara yang melihat foto ini seorang wanita tua? Bagaimana dengan yang melihat, no, ini bukan wanita tua ini adalah wanita muda?

Bagaimana dengan foto ini Saudara? Coba lihat coba lihat foto, adakah di antara Saudara-Saudara yang melihat, "Wow foto ini kita lagi menghadap ke teras ya, kita melihat ke bawah." Good, tapi adakah di antara Saudara yang mengatakan, "No, no, no, no, no, ini kita lagi menghadap ke atas."

Nah kalau kita berbicara mengenai terobosan paradigma, ini berarti berbicara mengenai pola pikir, ini berbicara mengenai mindset, ini berbicara mengenai mentalitas kita sebagai anak-anak Tuhan.

We don't see things as they are, we see them as we are.

— Anaïs Nin

Ada sebuah kutipan dari Anaïs Nin mengatakan, "We do not see things as they are." Kita itu sebetulnya tidak melihat suatu kejadian atau suatu hal seperti apa adanya. No, no, no, "We see things as we are." Kita melihat sesuatu, termasuk pertemuan malam hari ini, termasuk intonasi suara saya, mungkin termasuk slide yang sedang Anda saksikan, we see things as we are. Belum tentu realitasnya demikian, Saudara.

Paradigma adalah sekumpulan asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang membentuk cara pandang atau persepsi terhadap realitas.

Jadi, paradigma adalah sekumpulan asumsi. Dari mana datangnya asumsi-asumsi ini? Tentu saja datangnya dari informasi dan referensi masa lalu, dari buku yang kita baca, dari teman-teman terdekat kita, dari khotbah yang kita dengarkan, dari video yang kita tonton. Itu semua membentuk konsep, itu membentuk nilai, dan dari asumsi konsep dan nilai prinsip ini, membuat kita berperilaku. Demikian praktik hidup kita kemudian terbentuk.

Jadi ini tentang cara pandang atau persepsi terhadap realitas. Saudara-saudara pasti sangat ingat sekali kisah mengenai 12 pengintai di dalam Bilangan 13, mereka melihat Kanaan, mereka melihat tempat yang persis sama, tetapi ada yang kembali dan melaporkan kepada Musa bahwa kita tidak mungkin bisa ke sana, kita tidak mungkin bisa berhasil di sana, hanya Yosua dan Kaleb yang kemudian yang justru bisa memahami, No! Tuhan menyerahkan tanah itu untuk kita!

Kok bisa ini paradigma berbeda, bagaimana di dalam kehidupan sehari-hari Saudara di tengah-tengah kondisi ekonomi yang sekarang sedang tidak baik-baik saja, kondisi politik juga, yang masih terus kita doakan supaya bangsa ini masuk di dalam satu momen di mana politik itu bisa baik, sehingga ekonomi bisnis bisa bertumbuh dengan baik.

Bagaimana Anda melihatnya? Apakah ada yang melihat ini sulit sekali, ngga mungkin saya bisa mendapatkan pekerjaan, ngga mungkin bisa membuka toko baru, dan bisa mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Apakah itu paradigmanya atau kita mengatakan, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku."

Nah, Saudara-Saudara, inilah yang kita mau bahas pada malam hari ini. Bagaimana di dalam keluarga apakah ada suami yang berpikir, "Aku salah apa menikah dengan istri yang tidak menghargaiku?" Atau mungkin istri justru berpikir sebaliknya, "Aku sudah melayani Tuhan kenapa suamiku tidak setia kalau begini bagaimana aku bagaimana aku bisa melanjutkan imanku?"

Nah, Saudara-saudara, ini semua berbicara berasumsi. Ada konsep, ada prinsip yang terbentuk sejak kita masih kecil. Itulah kenapa kemudian di dalam Roma 12:2, Paulus mengatakan:

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Do not conform to the pattern of this world but be transformed by the renewing of your mind.

Roma 12:2

Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini. Loh maksudnya apa? Dari kecil kita itu dibombardir oleh informasi-informasi dunia apalagi sekarang kita bisa dengan mudah buka handphone kita, media sosial kita, platform macam-macam, dan begitu banyak informasi tanpa esensi yang membentuk paradigma, yang seringkali itu serupa dengan dunia dan semakin jauh dari prinsip-prinsip firman Allah. Maka Paulus mengatakan, "Berubahlah oleh pembaharuan budimu."

Apa itu renewing of your mind? Supaya apa? Supaya Saudara dan saya itu bisa membedakan kehendak Allah itu yang mana sih. Bagi saudara-saudara yang sedang berpikir untuk berganti pekerjaan, atau mau mulai bisnis baru, atau justru baru mau kuliah, mau ngambil jurusan apa, bagaimana tahunya sebetulnya apa panggilan Allah untukku? Paulus mengatakan, "Ngga mungkin Saudara dan saya bisa tahu kecuali renewing of the mind."

Saya sudah pernah menyinggung ini di gereja kita, ketika saya berada di sana menyampaikan firman sekitar awal-awal tahun ini ketika saya mengatakan oke ketika Paulus mengatakan renewing of your mind, maksudnya mind itu apa sih? Pikiran itu apa? Jadi paradigma ini bagian dari pikiran. Dan pikiran adalah bagian dari kerja otak.

Mind is the brain in action.

Pikiran adalah otak yang sedang bekerja.

— Eloy Zalukhu, The Neuroscience

Saya ulang, Saudara tolong dengarkan baik-baik. Paradigma itu bagian dari pola pikir

Kita, tetapi pola pikir kita adalah bagian dari cara kerja otak kita. Inilah yang dikatakan oleh Rasul Paulus tadi renewing of the mind, pembaharuan budi kita. Nah kalau demikian, sebetulnya kalau mau terobosan di dalam pikiran, kita meminta Roh Kudus itu mentransformasi apanya? Mentransformasi cara kerja otak kita! Dan cara kerja otak kita itu ada yang namanya neuron, Saudara. Salah satu pemikir di dalam ilmu ini namanya adalah John B Arden, beliau mengatakan, "You cannot change what you think you cannot change what you feel until you change the wire of your brain." Kalau ada di antara jemaat yang apa-apa itu ketakutan, takut mengambil risiko, nah kita mengatakan kaitkan imanmu kepada Kristus, mohon Roh Kudus karena Roh yang ada dalam dirimu lebih besar daripada roh yang ada di dunia. Kita minta Dia untuk mengubah ketakutan ini menjadi keberanian, untuk mengubah cepat menyerah menjadi orang yang tekun. How do we do that? Gimana caranya? Maka dari ilmu neuroscience mengatakan, neuron-neuron ini loh harus diubah. Caranya bagaimana? Firman Tuhan mengatakan salah satunya renungkanlah firman itu siang dan malam, dan itulah yang kita kerjakan malam hari ini, supaya neuron-neuron ini kemudian Tuhan ubahkan melalui Firman-Nya, dan kita menjadi orang-orang yang semakin mengenal Tuhan, kita mengenal identitas kita di dalam Dia. Bahwa kita sudah diselamatkan dan kita ada di sini untuk berbuah banyak!

Dalam Yohanes 15, dikatakan bahwa kalau kita berbuah banyak di situlah dunia akan tahu bahwa kita adalah murid-murid Tuhan!

Yesus menjanjikan penolong

Saudara-Saudara, kita sekarang masuk lebih dalam membahas di dalam Firman Tuhan mengenai Roh Kudus.

Yohanes 14:15-26,

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.
Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup.
Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."
Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?"
Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Kita akan bahas bagaimana Roh Kudus penolong itu, seperti yang Yesus janjikan, menolong kita untuk mendapatkan breakthrough di dalam pemahaman paradigma.

Karena kita memiliki Roh Kudus sebagai penolong, dan kalau betul Roh Kudus ada di dalam hidup kita, maka Saudara-saudara tidak ada satu hal pun yang membuat kita menjadi khawatir dan takut lagi.

D dalam Yohanes pasal yang ke-14 tadi ini sebetulnya perkataan Tuhan Yesus kepada para murid, sebelum Tuhan Yesus disalibkan. Nah bayangkan, Tuhan Yesus itu tahu bahwa ini adalah momen-momen terakhir untuk memberikan nasihat, untuk memberikan pengajaran.

Ya samalah Saudara-Saudara, kalau kita tahu bahwa kita akan segera pergi, bahkan bukan pergi untuk selamanya, tapi sekedar kita pergi ke luar kota selama 1 tahun, dan kita bertemu dengan istri atau suami atau anak-anak kita, pasti tidak membahas hal-hal yang sepele seperti tentang cuaca atau kemacetan. No, kita pasti membahas hal-hal yang sangat penting.

Kalau Saudara-Saudara membaca Yohanes pasa 14, 15, 16, 17, ini adalah pasal-pasal yang Tuhan khususkan sebelum kematian-Nya. Tuhan Yesus berbicara mengenai Roh Kudus. Sehingga ini mencerminkan bahwa doktrin Roh Kudus ini adalah sesuatu yang sangat penting di dalam kehidupan kita, orang-orang Kristen.

Terobosan paradigma

Ada tiga hal yang secara cepat akan saya sampaikan kepada Saudara, dari Yohanes 14:15-26:

  1. Siapakah Roh Kudus?
  2. Apa yang dikerjakan oleh Roh Kudus di dalam kehidupan kita orang percaya?
  3. Bagaimana kita bisa menerima apa yang disediakan oleh Roh Kudus kepada kita orang percaya?

Saya percaya Saudara, dengan tiga hal ini akan membawa terobosan di dalam paradigma kita, sehingga kita berbuah lebih banyak seperti yang Tuhan inginkan. Amin.

Nanti sebagai kesimpulan dari segalanya, tiga poin ini harusnya membawa terobosan di dalam paradigma pola pikir kita, dan dengan demikian kita berbuah banyak seperti yang Tuhan inginkan. Amin!

Siapakah Roh Kudus?

Kita bicara mengenai dua saja, karena sebetulnya tentang Roh Kudus ada banyak dalam Kitab Suci kita, bahkan bukan hanya dalam Perjanjian Baru, di Perjanjian Lama pun ada pembahasan khusus mengenai hal ini, misalnya di Yehezkiel 36.

#1 Holy Spirit is a Person

Tapi malam ini kita hanya fokus pada Yohanes 14:15-26. Di situ Tuhan Yesus mengatakan, Holy Spirit is a Person. Roh Kudus itu adalah pribadi, Dia bukan suatu tenaga atau kekuatan yang tak berpribadi. Kalau Dia hanya sebagai tenaga, kekuatan, yang tak berpribadi, maka nanti pemahaman kita mengenai Roh Kudus ini akan salah. Kita akan berpikir, "Oh saya diisi oleh Roh Kudus saya dipenuhi oleh Roh Kudus." Seperti kita membayangkan ada satu galon air, ada dua galon air, ada tiga galon air, saya dipenuhi. Maka kita mulai berpikir teknik-teknik tertentu supaya semakin banyak galon air ini masuk ke dalam hidup kita. No, this is a person!

Pertanyaannya, bagaimana sih satu pribadi itu memenuhi kehidupan Saudara dan saya? Itu sama seperti jatuh cinta, Saudara. Yang paling penting yang harusnya terlihat dari Roh Kudus hadir di dalam kehidupan kita adalah holiness, kekudusan.

Nanti kita melihat, itulah yang dikerjakan oleh Roh Kudus, menyadarkan kita akan

dosa-dosa kita. Jadi, kalau kita itu berbicara mengenai Roh Kudus, dan bahkan kita melihat ada tanda-tanda Roh Kudus dalam kehidupan kita, pertanyaannya, pribadi Roh Kudus ini betulkah membuat Saudara semakin membenci dosa? Betulkah Saudara semakin senang mencintai apa yang Tuhan cintai, dan membenci apa yang Tuhan benci yaitu dosa?

Karena kalau tidak, jangan-jangan itulah yang dikatakan oleh Yesus di Matius 7, bahwa banyak orang yang kemudian nanti menyebut nama Tuhan, "Tuhan, Tuhan, bukankah kami melayani-Mu, menyembuhkan dan segala macam, tapi Tuhan mengatakan "I do not know you!" Aku tidak mengenalmu, hai pembuat kejahatan."

So, yang pertama, Holy Spirit is a person. Kita bisa melihat itu dalam ayat ke-17,

the Spirit of Truth. The world cannot accept him, because it neither sees him nor knows him. But you know him, for he lives with you and will be in you.
yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

Holy Spirit is a person! Haleluya!

#2 Holy Spirit is God

Yang kedua Saudara-Saudara, bukan hanya only a person. Holy Spirit is God!

Saudara-Saudara pasti tahu ini seperti dikatakan di ayat yang ke-16 tadi,

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
And I will ask the Father, and he will give you another advocate to help you and be with you forever–

Saudara saya mau membahas mengenai advocate. Dalam Alkitab, ada yang mengatakan Roh Kudus sebagai helper ada juga advocate, dan ada juga yang mengatakan counselor.

Ada beberapa istilah yang lain Saudara-Saudara. Kenapa ada beberapa istilah untuk Roh Kudus? Karena bahasa manusia tidak sanggup tidak mampu untuk menjelaskan siapa Roh Kudus. Ini sebetulnya karena beyond, lebih daripada apa yang manusia bisa pahami. Tapi minimal dia adalah advocate, sebagai seorang pengacara, sebagai seorang yang membela kita. Dia adalah seorang penolong, helper, dia seorang counselor, dan seterusnya.

Saudara-saudara, advocate di dalam bahasa Yunani memiliki dua arti:

  • another unlike
    Aku akan mengirim seorang penolong yang berbeda dengan yang mengirimkan. Ketika Yesus mengatakan seorang penolong yang lain, dalam bahasa Gerikanya itu berarti berbeda sama sekali antara Bapa yang mengirim, Yesus yang meminta, dengan yang diberikan, yaitu Roh Kudus. Ini adalah tiga pribadi yang berbeda.
  • another exactly like
    Advocate juga isa berarti another exactly. Artinya yang meminta yaitu Kristus, dan yang mengirim yaitu Bapa, dan yang dikirim yaitu Roh Kudus, ketiganya adalah sama.

Nah, dalam bahasa aslinya, Yesus sengaja memilih another exactly like. Jadi Yesus mengatakan Roh Kudus bukan hanya pribadi, melainkan pribadi yang sama Keilahiannya dengan Yesus dan Bapa. Ini mengajarkan tentang apa? Tentang doktrin Allah Tritunggal!

Jadi Roh Kudus adalah pribadi, itulah kenapa mesti ada relationship, ada relasi intim antara kita dengan Dia. Ketika kita berdoa, kita tidak berdoa kepada sebuah filsafat, kita tidak berdoa kepada imajinasi yang tidak ada di sana. Pribadi itu mendengarkan kita Saudara.

Dan bukan hanya a person, tapi he is God! Itulah yang Tuhan kemudian ajarkan kepada kita.

Apa yang dikerjakan Roh Kudus?

Kita lihat ada dua hal juga.

#1 The Spirit of Truth (Roh Kebenaran)

Dikatakan di ayat yang ke-17, Roh Kebenaran.

yaitu Roh Kebenaran.

Jadi apa sih yang Dia kerjakan Saudara? Yang dikerjakan tentu saja menyadarkan kita tentang kebenaran. Di ayat yang ke-25-26,

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Ini indah sekali Saudara, jadi kalau Saudara pernah meragukan kebenaran dari Firman yang dituliskan oleh para murid, khususnya Perjanjian Baru, maka Saudara mulai malam ini doaku untukmu, Saudara tidak lagi meragukannya. Why? Memang betul yang menuliskan kitab suci Matius sampai Wahyu adalah manusia sama seperti juga Perjanjian Lama.

Dalam Perjanjian Lama, Tuhan sendiri yang bekerja dalam diri para nabi untuk menuliskan semuanya ini, tetapi untuk di Perjanjian Baru inilah yang dikatakan di ayat yang ke-25. Jadi, ketika murid-murid itu menuliskan kata demi kata, kalimat demi kalimat, buku demi buku, ayat demi ayat, bagaimana mereka bisa mengingat? Karena Yesus sudah mengatakan,

tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah kukatakan kepadamu.

Jadi Firman yang sekarang kita baca adalah Firman yang diilhami oleh Roh Kudus, karena Yesus memang menjanjikan The Spirit of Truth.

Tetapi Roh Kudus bukan hanya The Spirit of Truth. Kebenaran yang mana sebetulnya ketika kita betul-betul Roh Kudus ada dalam diri kita? Pertanyaannya, apakah kita hidup di dalam kebenaran Allah atau ternyata di dalam pekerjaan, well, kita hadir di dalam pertemuan-pertemuan ibadah seperti ini, tetapi kita juga masih menghalalkan segala cara di dalam bisnis. Di dalam pekerjaan kita masih tipu sana dan tipu sini, dan kalau tidak ada conviction di dalam hati kita, Saudara dan saya harus betul-betul berlutut loh, dan tanya Tuhan. Tuhan Yesus, tolong, Roh Kudus adalah pribadi, Roh Kudus adalah Tuhan, dan yang dikerjakan dalam diriku harusnya adalah kebenaran, mengingatkan semua pengajaran Yesus mengenai kebenaran. Kenapa hidupku masih jauh dari kebenaran Tuhan?

Yang namanya orang Kristen bisa berbuat dosa, Saudara. Bisa. Rasul Paulus sendiri mengatakan di antara semua orang berdosa, akulah yang paling berdosa. Semakin Roh Kudus bekerja dalam diri Saudara dan saya, justru Saudara dan saya semakin peka terhadap dosa. Bukankah Yohanes 15 mengatakan, "Engkau telah berbuah." Tetapi kalaupun sudah berbuah, tidak akan Tuhan biarkan. Tuhan gunting, Tuhan bersihkan! Supaya lebih banyak berbuah.

Jadi kita bisa jatuh dalam dosa. Bedanya, Saudara, kalau Roh Kudus sudah ada di dalam diri kita, dan dia adalah roh kebenaran itu, setiap kali kita berbuat dosa, kita salah, kita langsung sadar dan kita berlutut, dan mengatakan, "Tuhan kasihanilah aku."

Dan memang kita tidak akan sempurna, tetapi kalau kita membandingkan tahun lalu 5 tahun lalu, 10 tahun lalu, di dalam anugerah Tuhan kita bisa melihat perjalanan hidup kita di dalam kekudusan Allah itu semakin hari semakin baik. Kalau tidak makin baik, Saudara dan saya harus bertanya kenapa ini tidak real di dalam hidupku.

#2 The Ultimate Friend (Sahabat Sejati)

Saudara-Saudara, bukan hanya menolong kita untuk memahami kebenaran dan hidup di dalam kebenaran Allah tetapi yang kedua adalah dia sebagai sahabat sejati.

Ketika Saudara mendapatkan Roh Kudus, bukan hanya Roh Kudus, tapi Yesus, dan Bapa. Jadi ketiga-tiganya sebetulnya sekarang ada dalam hidup kita.

Bayangkan, bagaimana Saudara melihat hidup Saudara sekarang ketika nanti malam tidur, lalu besok pagi bangun, pergi bekerja, pergi kuliah, ke toko, ke sekolah, and you know that you are not living your life on your own. Saudara tidak lagi hidup sendirian, tapi Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus itu ada di dalam dirimu.

Dia berjanji, Dia akan bersama kita selama-lamanya! Apa artinya Saudara-Saudara? Roh Kudus dalam bahasa Yunani adalah parakletos.

Ini menarik sekali karena para berarti always with you dan always for you! Selalu bersamamu dan selalu hadir untukmu. Itu para parakletos. Jadi ini adalah sahabat sejati, bukan seorang konselor, bukan seorang coach yang datang menolong kita 1 jam dalam seminggu, lalu dia pergi. No! Always for you, always with you! Tetapi bukan hanya itu, Saudara, kalau hanya always for you dan always with you tetapi tidak membuat kita menjadi lebih baik itu tidak ada bedanya dengan pemahaman lain yang tidak berbicara mengenai kebenaran.

Tetapi yang always with you and always for you, always with me and always for me adalah Allah yang adalah kebenaran. Itu adalah kletos. Kletos berarti menyatakan, berdebat, menyadarkan. Maksudnya apa ini? Paling gampang kita pahami dalam Roma 8:16,

Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Nah itulah kletos, bersama-sama dengan roh kita. Kadang-kadang kita meragukan, "Apa betul Allah mengasihiku?" Ketika kita lagi berbuat kesalahan, lagi kita berbuat dosa, kita mulai bertanya, "Betulkah Allah mati bagiku dengan semua dosa yang seperti ini masih maukah dia memakai aku?" Dan di situlah roh itu ada di situ, menyatakan, berdebat, tetapi ketika kita juga merasa diri kita terlalu baik, aku baik-baik saja, aku tidak membutuhkan salib, di situ juga Roh Kudus hadir untuk menyadarkan kita. Itulah Yohanes 16:8,

Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;

So, itulah kletos, di saat di satu sisi ketika kita sedang jauh dari Tuhan, Dia membawa kita kembali, mengingatkan bahwa you belong to Jesus, He died for you, dan kalau hanya ada satu orang di dunia yaitu dirimu maka Saudara ingat, Yesus tetap akan turun dan mati untukmu!

Tetapi ketika Saudara dan saya merasa diri baik-baik saja, kita pikir masih banyak orang di luar sana yang lebih berdosa, di saat itu Roh yang sama juga bekerja untuk menginsafkan kita akan dosa-dosa kita.

Ada sebuah kalimat dari Max Lucado, seorang pengkhotbah yang sangat terkenal, mengatakan God loves you just the way you are, but he refuses to leave you that way. He wants you to be like Jesus! Allah mengasihimu dan mengasihiku apa adanya, tidak ada satu hal pun yang bisa Saudara lakukan untuk membuat Tuhan menarik cinta-Nya darimu. Why? Tetelestai. Sudah selesai di atas kayu salib.

Semua ini adalah anugerah saja tetapi tidak ada satu hal pun yang Saudara juga bisa lakukan untuk membuat Tuhan semakin mencintaimu. No, cinta Tuhan tidak naik turun. Karena apa? Karena cinta Tuhan itu agape. Tanpa syarat.

Tetapi Allah yang mengasihimu dan mengasihiku apa adanya tadi tidak pernah mengizinkan kita tetap di saat, di posisi yang sama, paradigma yang ketakutan, paradigma yang cepat menyerah, paradigma yang berpikir negatif, paradigma yang malas, paradigma yang tidak berusaha, paradigma yang tidak mau melayani.

Allah tidak mau izinkan kita selalu di situ Saudara-Saudara. Roh Kudus menolong kita dalam dua hal ini, karena unik sekali manusia ini, Saudara. Di satu sisi ada saatnya kita itu merasa kita ini tidak seberdosa yang lain. Kita lupa bahwa Alkitab mengatakan, lakukan 9 dari 10 hukum Taurat, satu saja gagal semuanya dihitung gagal.

Kadang-kadang kita merasa, "Ah aku tidak seburuk orang lain, lah saya kan cuman ngambil ya tipu dikit-dikitlah. Lagian kalau kita bisnis di Indonesia ini, mana mungkin sih kita bisa berhasil kalau ngga tipu-tipu? Masih banyak kok orang yang menggelapkan pajak, aku kan cuman dikit." Jadi ini adalah manusia, Saudara, yang bisa menemukan alasan untuk berbuat salah dan di situ Roh Kudus mengatakan, No! You belong to Jesus, engkau adalah anak Allah! Karena itu tidak boleh engkau melakukan semua tipu-tipu ini sekecil apapun itu. Tetapi di saat yang sama ada waktunya kita merasa, "Masa sih aku dikasihi, diterima oleh Kristus seperti yang dikatakan oleh Alkitab? Aku kan manusia berdosa."

Di sinilah terobosan itu kemudian bisa mentransformasi paradigma kita Saudara-Saudara.

Bagaimana menerima apa yang disediakan oleh Roh Kudus bagi kita?

Gimana caranya supaya apa yang disediakan oleh Allah kepada umat-Nya, termasuk janji terobosan paradigma itu bisa menjadi milik kita?

Love and obey: Selflessness

Di dalam ayat-ayat tadi berapa kali Tuhan berbicara mengenai, if you love me you will obey. Jikalau Engkau mengasihi aku. Pertanyaannya, bagaimana sih kita bisa mengasihi Allah?

Ada lima tingkatan mengasihi.

  • Yang pertama adalah knowing, mengenal Allah. Kalau Saudara mengenal Allah, mengenal Kristus, dan Roh Kudus.
  • Dan apa yang sudah dikerjakan untuk Saudara, tidak mungkin tidak, Saudara akan tiba di tahapan yang kedua, yaitu dari knowing kepada loving.
    Tidak mungkin ada orang yang mengasihi Allah kalau dia tidak mengenal Allah yang benar.
  • Nah dari knowing kepada loving, yang ketiga adalah serving, melayani Allah.
    Jadi Saudara-Saudara yang melayani Allah, pertanyaannya betulkah melayani Allah karena memang mengasihi Dia, atau terlihat melayani Allah karena sebetulnya lagi mengejar hal yang lain? Entah itu materi, nama, kedudukan, I don't know, tapi saya percaya orang yang melayani Allah dengan hati yang sungguh adalah orang-orang yang memang mengasihi Allah. Kenapa dia mengasihi Allah? Karena dia mengenal Allah yang mati disalib untuk dia, dan bahkan Roh Kudus dikirimkan untuk menolong dia agar bisa memahami kebenaran dan hidup di dalamnya.
  • Yang keempat, enjoying. Enjoy itu menikmati Allah. Pertanyaannya, ketika Saudara melayani Allah entah itu di gereja atau di marketplace, ketika buka toko, ketika lagi mengerjakan tugas, atau ada adik-adik sekarang lagi ujian, tahukah adik-adik bahwa ketika Saudara lagi belajar dan besok ujian, engkau sedang melayani Dia. Pertanyaannya, ada suka citakah di sana? Selama sukacita Saudara itu dari mobil mewah, rumah mewah, jalan-jalan keluar ke luar negeri setiap bulan, nothing wrong with that, tetapi kalau itu sumber sukacita Saudara yang terdalam, jangan-jangan iman kita bukan iman yang benar. Karena iman yang benar sukacita itu datangnya dari melayani Allah. Dari mana datangnya melayani Allah? Dari mengasihi Dia. Dari mana datangnya hati yang mengasihi Dia? Dari mengenal Dia.
  • Jadi sudah ada empat kata: knowing (mengenal), loving (mengasihi), serving (melayani), enjoying (menikmati), dan yang terakhir, sharing. Sharing itu berarti membagikan kasih-Nya.

Jadi justru semua kesuksesan, entah itu dalam bentuk materi, kedudukan, dan lain itu, untuk dibagikan kepada orang-orang, umat-umat Allah, dan orang-orang yang membutuhkan. Jadi, Saudara-Saudara, bisakah kita punya selflessness seperti ini? Sharing selflessness, tidak mementingkan diri sendiri. Jadi kalau Saudara dan saya malam hari ini minta, Tuhan, aku minta terobosan dalam paradigmaku, kalau Saudara betul-betul menginginkan itu, malam ini minta Tuhan, tolong aku supaya tidak mementingkan diri sendiri. Jikalau kamu mengasihi Aku, kata Tuhan, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Dan Saudara-Saudara, selflessness tidak mementingkan diri sendiri. Bayangkan, inilah yang diajarkan oleh Tuhan di dalam ayat-ayat ini. Allah Bapa merelakan Anak-Nya yang tunggal itu kan untuk kita, itu adalah selflessness. Kalau Allah Bapa tidak merelakan, maka semua kita masuk neraka ini. tetapi bukan hanya Allah Bapa, Allah Anak rela mengosongkan diri-Nya, seperti dikatakan dalam Filipi, Allah yang tidak terbatas mau dibatasi di dalam perut wanita muda, Maria. Kenapa Dia melakukannya? Love, selflessness. Kalau Saudara melihat apa yang dikerjakan Roh Kudus, Dia itu tidak menunjukkan dirinya dan mengatakan, "Look at me." No, semua yang dikerjakan oleh Roh Kudus adalah menunjuk kepada karya Kristus. Jadi Allah Bapa selflessness, Allah Anak mengosongkan dirinya, dan Roh Kudus tidak hadir untuk mempromosikan diri-Nya sendiri, melainkan menuju kepada karya dan kuasa Kristus.

Penutup

Saudara-Saudara, jadi sebagai penutup, Saudara ingin mengalami terobosan Roh Kudus dalam paradigma Saudara?

Berhentilah terus-menerus memikirkan dan mengutamakan kepentingan diri sendiri, tetapi layanilah Tuhan dan layani sesama. Mulailah dari rumah.

Karena menjadi satu bukti bahwa Roh Kudus hadir memenuhi Saudara dan saya justru ketika kita belajar seperti yang Tuhan ajarkan, mengosongkan diri. It is not about me, bukan lagi mengenai aku, ini mengenai bagaimana aku bisa sharing, membagikan kasih dan anugerah Allah.

Ini bisa berbicara mengenai voluntarily sacrificial. Kita berkorban secara voluntarily, dan layanilah Tuhan, layanilah sesama.

Mulai dari mana Saudara? Bagaimana kalau kita mulai dari rumah? Adakah di antara suami atau istri, papa-mama, anak-anak, yang mungkin dalam keluarga beberapa hari beberapa minggu terakhir tidak ada rasa damai?

Roh Kudus itu memberikan damai. Adakah hati yang mengatakan ini bukan siapa yang menang, siapa yang salah, bukan siapa yang benar, siapa yang kalah? No, no, no, ini tentang aku membagikan kasih Kristus melalui Roh Kudus yang ada di dalam diriku. Mulai dari rumah, peluklah istri, hai suami katakan, "I'm sorry." Hai istri katakan kepada suami "Aku minta maaf." Ini bukan lagi mengenai kita.

Saya membaca buku dari Timothy Keller, The Meaning of Marriage, dan dia juga ada khotbah sembilan seri mengenai pernikahan. Dia mengatakan begini, semua pernikahan yang rusak, semua pernikahan yang tidak lagi mengalami harmonis dan damainya Allah, adalah pernikahan entah dua-duanya atau salah satunya egonya terlalu tinggi. Jadi kalau mau Kristus masuk di dalam keluarga membawa rekonsiliasi damai dan keharmonisan, Timoti Keller mengatakan dimulai dari: mintalah kepada Allah untuk diberikan hati yang tidak memikirkan diri sendiri dan egonya sendiri, tetapi tunduk kepada Allah, kosongkan dirimu, dan katakan Roh Kudus, ini aku, ubahkan paradigmaku.

Amin.

Video