Fire for Breakthroughs Api Terobosan Keluarga (Pdt Himawan Hadirahardja)
Ringkasan Khotbah | |
---|---|
Ibadah | Fire for Breakthroughs |
Tanggal | Minggu, 1 Juni 2025 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Grha Amal Kasih |
Kota | Bogor |
Video | YouTube |
Khotbah lainnya | |
| |
|
Hari ini kita akan membahas sebuah topik yang penting, berkaitan dengan keluarga. Menjelang merayakan Pentakosta, pencurahan Roh Kudus, kita diingatkan kembali pada hal yang sangat mendasar yaitu keluarga, sebuah institusi pertama yang Tuhan bentuk.
Shalom Bapak/Ibu, sebuah sukacita buat saya untuk melayani dalam sebuah ibadah yang khusus ini, karena selama beberapa hari ke depan, kita akan berdoa bersama-sama bersatu hati, sungguh-sungguh minta betul lawatan Tuhan dan api Roh Kudus dalam kehidupan kita.
Hari ini kita akan membahas sebuah topik yang penting, berkaitan dengan keluarga. Menjelang merayakan Pentakosta, pencurahan Roh Kudus, kita diingatkan kembali pada hal yang sangat mendasar yaitu keluarga, sebuah institusi pertama yang Tuhan bentuk, bahkan di Alkitab, kalau Bapak/Ibu baca baik-baik, seringkali terobosan itu dimulai dari keluarga.
Kita akan belajar dari satu keluarga yang dilawat Tuhan dan ada terobosan yang luar biasa yang Tuhan berikan kepada mereka. Kenapa kita tidak boleh melewatkan mengenai keluarga? Keluarga adalah sebuah fondasi, unit terkecil masyarakat. Keluarga yang kuat akan membangun gereja, negara yang kuat. Keluarga yang tidak hanya berjaya, tapi keluarga yang juga bisa mengatasi masalah-masalah.
Banyak keluarga yang bergumul, konflik, luka, masalah ekonomi. Dan bisa saja kita berjumpa dengan keluarga-keluarga Kristen, bahkan Kristen lama, sudah pelayanan, bahkan keluarga Hamba Tuhan. Ketika ditanya, puji Tuhan, semua baik. Tapi ketika ditanya gimana keluarga, oh itu dia. Usaha, karyawan baik, tapi istri gimana? Nah itu dia Pak, ada salibnya tersendiri. Eh, istrimu bukan salibmu, tapi teman pewaris kasih karunia! Setiap kita punya iblis yang kita gumuli, di keluarga saya itu istri saya. Loh istri itu bukan iblis!
Kita seringkali salah menempatkan, usaha, pelayanan, didahulukan, tapi keluarga nanti. Ada yang katakan, dahulukan Tuhan, pasti Tuhan yang pelihara keluargamu. Tidak salah, tapi prakteknya ngga bener. Kalau bener kita mendahulukan pelayanan dan pekerjaan dibanding keluarga kita, ayat Firman Tuhan katakan, kalau tidak memperhatikan keluarga, dia lebih jahat daripada orang murtad.
Kita seringkali diberi kesempatan oleh Tuhan dan mengoreksi pola pikir kita yang salah. Yang mungkin selama ini menjadi biangnya, kenapa hidup kita ngga pernah ada breakthrough, muter di situ-situ saja. Kadang kita berpikir, kita harus menerima lagi Roh Kudus. Nanti dulu. Saya tidak bilang itu tidak penting Saudara. Saya tadi ajak kita bersama-sama berbahasa lidah bersama-sama. Tapi banyak orang yang punya pemikiran salah, bahwa terobosan itu harus minta lagi Roh Kudus. Kita harus melakukan sesuatu dulu untuk mendapatkan sesuatu.
Tapi mungkin ngga perlu yang hebat-hebat, tapi mungkin sebetulnya paradigmanya aja yang dikoreksi. Mungkin hati pikiran yang tidak fokus lagi aja yang geser dari seharusnya.
Kita akan belajar, ketika Roh Kudus bekerja, ada terobosan yang dialami sebuah keluarga.
- Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
- Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.
- Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.
- Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!"
- Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas.
- Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?"
- Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
- Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.
- Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis.
- Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.
Paulus dan Silas sedang dipenjarakan di Filipi. Sekarang mah ada penjara pakai AC, spring bed. Tapi penjara zaman itu benar-benar menakutkan dan tidak ada kejelasan kapan mereka bisa keluar. Karena kalau hukum berjalan baik, maka harusnya ada sidang dulu dst. Paulus dan Silas dipenjara semena-mena, dan tidak ada kejelasan. Sangat tidak menyenangkan. Jangan masuk penjara deh. Masih ingat zaman-zaman COVID? Beberapa dari Anda mungkin pernah kuliah COVID. Ada yang S1, S2, S3. Kita harus mendekam di kamar. Ada Netflix, ada hiburan macam-macam. Ada pujian penyembahan, lebih rohani rasanya. Enak ngga? Ngga enak! Itu bisa berminggu-minggu.
Saya dan istri, kami hanya seminggu. Tapi ada yang 3 minggu, sebulan. Rasanya kayak dipenjarakan. Di tengah-tengah situasi yang tidak enak, Paulus dan Silas lakukan apa? Mereka berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah!
Suasananya tidak memungkinkan, ngga cocok untuk menyanyi. Mereka memuji Tuhan, tapi tangannya diborgol. Ngga make sense. Mereka mungkin menyanyikan kemuliaan Tuhan, tapi kalau ada kemuliaan Tuhan, kenapa mereka dipenjarakan?
Perhatikan ini, orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka! Paulus dan Silas itu sangat berapi-api tentang penginjilan, di penjara pun mereka menginjil, caranya bukan khotbah tapi nyanyi. Anda kalau nyanyi pujian penyembahan, banyak yang mengutip kata-kata Firman. Anda menyaksikan kebaikan Tuhan, Kubersyukur, Kubersyukur, atas kasih setia-Mu.
Kata menyanyi puji-pujian pakai kata hymnos, hymn, menyembah Tuhan. Bukan cuma mendengarkan, akan tetapi terjadilah gempa bumi. Gempa bumi yang hebat bahkan! Kata aslinya adalah seismos. Ini adalah gempa yang bukan gempa biasa. Ini gempa yang khusus. Kenapa? Kalau ini gempa yang random aja, biasanya gempa itu bangunan runtuh. Mereka ngga ambruk. Ngga ada yang nimpa mereka. Ngga ada yang rontok. Tapi apa yang terjadi? Pondasi-pondasi goyah, lalu terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka.
Gempa apa yang bisa melepaskan belenggu kalau bukan pekerjaan Tuhan? Dahsyat! Kepala penjaranya sangat ketakutan, dia adalah orang yang bertanggung jawab. Dia langsung ambil pedang, menghunus pedangnya, dia takut napinya pada kabur karena kalau sampai kabur, dia mati.
- Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. (Kisah 16:27)
Tapi singkat cerita, Paulus dan Silas berseru:
- Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" (Kisah 16:28)
Paulus tahu, kepala penjaranya sudah mulai panik. Kepala penjaranya datang untuk memastikan semua masih ada di dalam. Sampai Paulus konfirmasi, tenang, tenang, kami masih di sini, kami masih di sini.
- Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. (Kisah 16:29)
Kalau orang lain, wah puji Tuhan ini belenggu copot, kita kabur! Kira-kira kalau kita di posisi Paulus dan Silas, pasti kabur dari penjara! Tapi kenapa Paulus dan Silas ngga mau kabur? Karena mereka punya tujuan yang lebih besar. Mereka mengejar jiwa kepala penjara ini! Ingat, bukan kepala penjara doang, mereka mengincar yang lebih besar, yaitu kemerdekaan kepala penjara dan keluarganya dari belenggu dosa. That's why they stay.
- Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" (Kisah 16:30)
Di situlah Paulus masuk,
- Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." (Kisah 16:31)
Kepala penjara mungkin waktu itu berpikir selamat secara fisik saja. Tapi Paulus tawarkan bukan hanya keselamatan fisikmu saja, tapi keselamatan kekal bagi kamu dan seisi rumahmu.
- Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. (Kisah 16:33)
Seketika itu juga! Ngga pake traktat, ngga pake khotbah 30 menit lalu altar call. Langsung! Mereka mau terima Tuhan Yesus. Bapak/Ibu/Saudara, walaupun tidak ada lidah2 api turun ke atas mereka, angin keras berhembus sebagaimana di catat dalam peristiwa pencurahan Roh Kudus di bagian Alkitab lainnya, tapi saya percaya, Roh Kudus menghinggapi mereka, Roh Kudus memenuhi mereka, karena cuma orang yang dipenuhi Roh Kudus yang bisa menyebut Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.
Dan bukan itu, perubahan, transformasi terjadi, mereka mau dibaptis. Baptisan memang tidak menyelamatkan, tapi baptisan adalah bukti otentik tak terbantahkan bahwa kita serius mau meninggalkan hidup lama dalam dosa dan mau hidup baru dalam Kristus. Ngga ada yang ngancem, voluntarily! Roh Kudus gerakkan.
- Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah. (Kisah 16:34)
Mereka semua bersukacita. Ada perubahan, transformasi!
- Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." (Kisah 16:31)
Oikos. Seisi rumah di sini bukan hanya pasangan dan anak-anak, tapi termasuk seisi rumah dilawat semuanya. Keselamatan tersedia bukan hanya kamu, tapi oikos, seisi rumahmu. Jelas hanya karya Roh Kudus yang memampukan untuk terjadinya terang kelepasan dan transformasi dari keluarga itu. And the same Holy Spirit, Roh yang sama, api yang sama tersedia juga buat Saudara dan saya! Tidak ada keluarga yang terlalu berat, rusak, untuk diubahkan oleh Tuhan melalui Roh Kudus!
Ada 3 hal yang bisa kita pelajari dari keluarga kepala penjara di Filipi ini.
#1 Terobosan dimulai dengan doa dan pujian di tengah tantangan
Ketika mereka berdoa dan menyanyi, fokus mereka bukan lagi kepada permasalahan, bukan lagi pada kelamnya penjara, ancaman hukuman yang menghadang mereka, tapi mereka refokus pada kebesaran Allah. Ini adalah tindakan iman yang luar biasa.
Di sini ada keluarga yang ngga punya masalah? Semua pasti punya masalah. Selama kita hidup, kita punya masalah. Bisa egoisme, cuma tahunya me, myself, and I. Selalu aku-aku-aku terus. Kita jalan-jalan yuk. Malah nanya balik, untungnya buat aku apa? Ikut COOL? Untungnya buat aku apa. Ada orang kayak gitu.
Mungkin pergumulanmu adalah adiksi, narkotik, seks bebas, narsistis, KDRT. KDRT bukan hanya fisik, tapi kata-kata yang menyakitkan. Menyalahgunakan ayat untuk mengendalikan seseorang. Menggunakan keuangan untuk mengendalikan seseorang. Suami ngga cerita penghasilan. Suami bilang, kalau mau tambah uang jajan, jangan usik saya. Kalau protes, uang dipotong. Itu juga KDRT.
Ada keluarga yang bergumul dengan hutang. Pinjol, judol, dan kawan-kawan. Tadi siang saya lihat berita, ada yang sudah terikat judol, ada iming-iming, ada orang yang mau jadi penjamin. Nanti saya ubah datanya. Eh yang ada, dipakai buat pinjaman tambah banyak. Bukannya hilang. Ada yang bergumul dengan perselingkuhan. SETIA, Selingkuh Tiada Akhir. Ada keluarga yang bergumul dengan komunikasi yang rusak. Sesak rasanya.
Bapak/Ibu/Saudara, mungkin Anda coba selesaikan masalah dengan kekuatanmu sendiri. Masalah tidak bisa hilang begitu saja, digoncang-goncang dengan kekuatanmu sendiri. Ngga bisa.
Engkau butuh Tuhan. Begitu kau bawa permasalahanmu kepada Tuhan, seperti Elia mempersembahkan korban bakaran, api turun menghanguskan korban bakaran. Mungkin tidak selesai langsung, tapi satu persatu masalah diselesaikan, dibakar hangus satu persatu.
Langkah praktis, caranya bagaimana?
- Bangun doa dan mezbah pujian di rumah
- Disiplin dan konsisten untuk bersyukur
- "Perintahkan jiwamu” untuk memuji
- Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! (Mazmur 103:1)
Mungkin kau bilang, saya ngga bisa menyanyi Pak. Tapi minimal banget, setel lagu. Spotify-mu diisi lagi-lagu rohani. YouTube premium boleh ngga? Jadikan pujian penyembahan sebagai soundtrack hidupmu. Jangan tunggu ada setannya dulu baru lagu rohani disetel. Istri saya kalau bangun pagi, langsung setel pujian penyembahan, masuk mezbah, doa. Ada waktu-waktu kami doa sendiri, ada waktu kami doa bersama.
Jadikan mezbah sebagai gaya hidup. Daripada cemas kuatir, ubah jadi doa pujian penyembahan.Saya kasih PR ya, setiap malam sebelum tidur, temukan satu alasan engkau bersyukur pada Tuhan.
Kalau perlu, tulis satu reason. Hitung berkatmu satu persatu. Ini kita latihan. Masalah selalu ada, tapi kita mau refokus pada kebaikan dan kebesaran Tuhan.
Temukan alasan untuk bersyukur. Stop complaining, stop fokus pada hal-hal yang buruk, latih fokus pada berkat. Pada blessing bukan pada masalah.Saya kadang bingung, saya berapa kali khotbah di anak-anak muda, ini true story. Saya ngga langsung khotbah, kadang nyanyi dulu. Kadang saya ngintip, yang semangat angkat tangan itu dua baris di depan doang. Selebihnya 80-90% tepuk tangan aja lemas, asal-asal aja. Ngga sedikit yang main handphone sambil berdiri.
Kenapa kamu ngga muji-nyembah Tuhan? Ngga mood. Kadang Gembala, Hamba-Hamba Tuhan, perlu lihat hal-hal kecil seperti ini. Selesai ibadah kita bisa tanya ke dia, kenapa kamu ngga antusias, kenapa? How can I pray for you? Maaf Pak, masalah lagi banyak.
Saudara, Daud itu masalahnya banyak ngga? Ada waktu-waktu Daud ngga pingin muji Tuhan. Tapi dalam Mazmur, kacau sekalipun, Daud katakan,
Dia memuji Tuhan bukan karena keadaannya baik. Dia memuji Tuhan karena dia punya Tuhan yang layak dipuji disembah!
Kita pujian itu bukan sekedar luapan emosi. Pujian itu tindakan memaksa kita untuk refokus dari masalah kita kepada Dia, sumber pertolongan kita.#2 Terobosan sejati saat Kristus menjadi ‘Pusat Keluarga’
Kepala penjara tanya, apa yang harus aku perbuat supaya aku selamat?
- Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
Sama seperti perempuan Samaria bilang apa? Aku tahu kamu haus, ini aku kasih minum. Tapi Yesus bilang apa? Kalau aku minum air yang kau berikan kepada-Ku, Aku akan haus lagi. Tapi kalau kamu minum air yang Kuberikan kepadamu, kamu ngga akan haus lagi, bahkan dari dalam dirimu akan keluar air hidup.
Perempuan Samaria ngomong kebutuhan fisik. Kepala penjara ngomong keselamatan fisik nyawanya. Yesus tawarkan air hidup, solusi yang lebih eternal, solusi yang lebih kekal. Paulus katakan engkau akan selamat bukan cuma sekarang, tapi selama-lamanya dan bukan cuman buat kamu, engkau dan seisi keluargamu!
Terobosan sejati bukan dari usaha manusia, tapi Roh Kudus. Ini dari iman yang mendalam kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Harus dimulai dari situ.
Kalau Tuhan belum jadi pusat dalam hidupmu jangan-jangan ini yang selama ini jadi penghambat dalam hidupmu. Engkau Kristen, KTP-mu Kristen, hari Minggu engkau ke gereja, Jumat engkau COOL, tapi Tuhan Yesusnya cuma ada di Gereja, Tuhan Yesusnya cuma ada di COOL. Di hari-hari biasa, bisnis zigzag, pembukuan bukan cuma dua, tiga kalau perlu. Pengelolaan keuangan berantakan. Karyawan digencet segencet-gencetnya. Atasan ngga dihormati.
Saudara, Yesus itu bukan hanya ada di gereja. Bukan hanya ada di COOL. Tapi ada di setiap hari kehidupanmu. Dia ada di hatimu! Tidak jauh-jauh! Yesus ada di hatimu! Permasalahannya, Kau yakin ngga Yesus ada di dalam hatimu?
Langkah praktis, bagaimana caranya?
- Doa bersama keluarga
- Baca dan renungkan Firman bersama
- Fokus pada praktik pengampunan dan kasih: Pengampunan sebagai wujud kasih Kristus
Cukup 5 menit saja. Kalau bingung mau doa apa, saya kasih tips, lihat kelima jari kita. Nomor satu ibu jari, bersyukur kepada Tuhan. Kedua, lihat telunjuk, doakan para guru, penginjil, hamba-hamba Tuhan, para pemimpinmu, Gembala. Ketiga, jari tengah paling tinggi. Doakan pemerintah, presiden, walikota, bupati. Semua terlepas dari ketidaksempurnaan mereka dalam memimpin kita. Mereka butuh doa, bukan celaan kita. Yang keempat, jari manis. Doakan keluargamu, orang-orang yang kaukasihi. Terakhir, jari kelingking, biasanya dianggap jari yang kurang berguna. Doakan orang-orang yang sedang menderita, kaum marginal. Doakan itu semua, cukup 5 menit saja.
Dari langkah kecil, setelah kau terbiasa, kau ngga sadar lagi tahu-tahu doa sudah sejam. Yang penting mulai dulu!Kalau Yesus ada dalam hidupmu, Yesus jadi pusat dalam hidupmu, maka engkau akan dimampukan untuk mengasihi, termasuk orang-orang yang kau pikir ngga layak untuk dikasihi. Mengampuni termasuk orang yang kau pikir tidak layak untuk diampuni.
Tapi saya pun harusnya ngga layak diampuni, saya tuh harusnya mati tapi kok Tuhan mau mati buat saya, Yesus kok sampai mau disalib buat saya. Saya ini siapa, begitu besar kasih Allah bagi dunia ini. Allah ngga senang manusia binasa. Allah ngga mau manusia ciptaan-Nya masuk neraka, karena neraka itu buat si jahat, bukan buat manusia. Itu buat penghukuman terakhir si jahat. Tapi mereka ngga mau sendirian, mereka coba tarik manusia sebanyak mungkin ikut mereka. Nah, Allah ngga mau itu terjadi sehingga Dia korbankan anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, menjadi korban yang paling sempurna. Semua murka Allah atas dosa ditimpakan kepada Yesus, supaya Saudara dan saya tidak lagi perlu bakar persembahan, tapi cukup dengan iman maka kita dibenarkan di hadapan Allah.#3 Terobosan dikonfirmasi oleh ketaatan dan kesaksian yang hidup
Dari mana saya bisa ngomong ada api yang menyambar keluarga ini dan menggerakkan mereka? Karena apa? Karena ada perubahan!
- Respons kepala penjara: Membasuh bilur, dibaptis seketika itu juga, memberi makan, sukacita karena telah menjadi murid Kristus.
- Terobosan dalam keluarga juga tentang bagaimana kita meresponi anugerah keselamatan itu dengan ketaatan kepada Allah dan firman-Nya, yang termanifestasi dalam tindakan kasih, pelayanan, dan bersaksi kepada orang lain.
Orang tua yang dijamah Roh Kudus, tidak ada ego untuk minta maaf sama anak. Tiga pertanyaan ajaib:
- Pernah ngga Papa/Mama nyakiti kamu?
- Mau ngga kamu maafin Papa/Mama?
- Gimana caranya kami bisa jadi orang tua yang lebih baik lagi buat kamu?
Pesan saya, kalau mau praktek ini, kita itu jadi orang tua itu seringkali egonya kegedean. Anak kasih masukan, orang tua malah ngeles terus. Yuk belajar, kunci mulutmu! Ngomongnya cuma satu, Papi salah, Mami salah, doain ya, supaya kami berubah.
Mungkin sekali ngga langsung jalan, tapi kalau kau lakukan sungguh-sungguh, pasti ada terobosan terjadi. - Keluarga yang diubahkan menjadi "surat Kristus yang hidup" (2 Korintus 3:3, Matius 5:16), dan menjadi saluran berkat dari Tuhan bagi orang lain di sekelilingnya. Kau hidup dengan pasangan, ambil langkah konkrit. Berikan hidupmu jadi berkat buat orang lain.
Sikap tindakan ini mengindikasikan ada Roh Kudus yang menggerakkan mereka. Ada transformasi yang menandakan mereka digerakkan.
Saya cari-cari, setelah ini ada story lanjutannya ngga? Banyak teolog meyakini, keluarga kepala penjara dan termasuk keluarga Lidya, adalah cikal bakal jemaat Filipi.
Kalau orang dijamah Tuhan, dilawat Roh Kudus, ngga mungkin ngga berubah. Simon Kirene cuma bantuin Yesus ngangkat salib, anaknya jadi pelayan Tuhan! Rufus itu anaknya Simon Kirene.
Obed Edom disamperin tabut perjanjian 3 bulan, Alkitab mencatat keturunannya melayani Bait Suci.
Orang yang dilawat Roh Kudus, ngga mungkin ngga berubah hidupnya. Terobosan bukan cuma bicara soal berkat finansial, tapi juga bagaimana kita bisa berubah. Hidup kita dari yang tadinya berontak terus sama Firman, jadi taat sama Firman, mau melayani, mau bersaksi.
Tadinya suka melawan, setelah dijamah Tuhan, bisa berkata, ya saya salah, saya minta maaf. Tiba-tiba tidak lagi punya alasan untuk membenarkan diri. Saya salah, saya minta maaf.Penutup
Apa kesimpulannya? Jangan lupakan tiga hal ini. Jangan lupa, untuk mengalami terobosan dalam keluargamu, ada api yang menghasilkan terobosan dalam hidupmu:
- Yang pertama, tetap memuji di tengah tantangan.
- Yang kedua, pastikan Kristus jadi pusat dalam keluargamu.
- Yang ketiga, hidup dalam ketaatan dan bersaksi bagi kemuliaan Tuhan dan bersaksi bagi kemuliaan Tuhan.
Biar Roh Kudus bekerja memurnikan, mengubahkan, dan memberdayakan kehidupan kita semuanya dan menyala. Bukan cuma malam ini, bukan cuma ketika 10 hari doa. Doa Pentakosta bukan sekedar beberapa hari ke depan, tapi sepanjang waktu. Ini bukan sekedar harapan, ini janji Tuhan, buat Anda yang berserah sepenuhnya, kita alami terobosan Ilahi dalam keluarga kita. Semuanya untuk kemuliaan Tuhan! Amin.