Warfare of the decade 2023-2033 (Pdm Paulus Daniel Santo)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Kita hidup di akhir dari akhir zaman, di mana kita juga mengalami dan melihat kehancuran demi kehancuran sedang terjadi atas dunia ini atas bumi ini dan memang eskalasi peperangan rohani menjelang kedatangan Tuhan itu semakin meningkat.

Shalom, Bapak/Ibu/Saudara yang dikasihi Tuhan. Kita hidup di akhir dari akhir zaman, di mana kita juga mengalami dan melihat kehancuran demi kehancuran sedang terjadi atas dunia ini atas bumi ini dan memang eskalasi peperangan rohani menjelang kedatangan Tuhan itu semakin meningkat.

Apakah sedang menggenapi atau sedang menghalangi rencana Tuhan?

Nah Saudara, yang terutama adalah poin pertama yang ingin saya ajak kita renungkan, adalah apakah kita adalah orang-orang yang sedang menggenapi atau sedang menghalangi rencana Tuhan?

Hal ini menjadi perenungan pribadi bagi saya sejak 2 bulanan lalu setelah saya menerima undangan pelayanan di sebuah gereja di Kota Ambon. Gereja ini digembalakan oleh seorang gembala yang berusia 75 tahun dan ibu gembalanya 71 tahun.

Dalam sebuah conversation yang panjang, karena saya menginap di rumah gembalanya ini, saya bertanya kepada mereka, sudah berapa lama menggembalakan? Tebakan saya, minimal 25 tahun, mengingat usia mereka. Tapi saya kaget ketika mereka menjawab, kami baru membuka gereja ini 5 tahun. Lima tahun itu dikurangi pandemi, jadi efektifnya kurang lebih 3 tahun. Saya kaget, lalu saya tanya lagi, kok mau sih melayani di kota Ambon? Karena saya mendengar bahwa mereka dahulu sudah nyaman sekian lama di kota Jakarta. Bapak/Ibu kan sudah berkecukupan, sudah nyaman di Jakarta. Kenapa mau ke Ambon merintis pelayanan? Berarti kan Bapak Gembalanya itu umur 70 tahun ketika mulai merintis 5 tahun yang lalu.

Nah, jawaban mereka yang kemudian membuat saya menuliskan ini menjadi perenungan pertama kita. Beliau berkata, Pak Paulus, Beta melayani Tuhan sejak masa muda. Beta seng mau menggagalkan, menghalangi rencana Tuhan meski usia beta sek tua.

Sekembali dari Ambon, kalimat jawaban dari hamba Tuhan yang sudah lanjut ini kemudian terus ada dalam benak saya, membuat saya menyimpulkan bahwa dalam kehidupan ini ternyata ujung-ujungnya kita hanya melakukan salah satu dari dua hal ini, entah menggenapi rencana Tuhan dalam fase-fase usia kita, atau justru kita menghalangi rencana Tuhan.

Oleh sebab itu, kita perlu ngerti bahwa rencana Tuhan juga dibagi dalam fase-fase tertentu, dan kita hidup dalam satu dekade 2020-an ini, tahun 2020 sampai 2029, kita perlu menangkap rencana Tuhan. Secara tuntunan Tuhan, mulai dari 2023 sampai 2023, maka menjadi kesempatan untuk setiap orang yang bisa kita lihat, kita jumpai, mendapatkan kesempatan untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus lewat hadirat dan kuasa Roh Kudus melalui kehidupan kita. Amin!

Tiga tsunami yang menghadang gereja Tuhan

Ada seorang hamba Tuhan pada tahun 1970-an yang mendapatkan visi dari Tuhan, bahwa yang namanya teknologi komunikasi akan berkembang pesat dan akan menjadi alat Tuhan sekaligus alat setan. Hamba Tuhan ini bernama Paul McLendon. Waktu tahun 1970-an itu teknologi informasi itu seperti apa sih Saudara ya? Telepon pun masih barang mewah, itu pun telepon kabel, boro-boro handphone. Tapi hamba Tuhan ini mendapatkan satu visi dari Tuhan dan dia teruskan melalui anaknya, Mark McLendon, yang sampai hari ini meneruskan visi ayahnya untuk melayani di bidang media. Dia bisa dikatakan Rasul di bidang media barangkali begitu ya untuk Indonesia. Salah satu pelayanannya adalah CBN, jawaban.com, kalau Saudara tahu.

Mark McLendon mendapatkan bahwa sampai dengan 2030 akan ada tiga tsunami yang akan menghadang gereja Tuhan.

#1 Tsunami social media

Tsunami yang pertama adalah tsunami social media.

Seorang co-founder Google, Tristan Harris, sekarang sudah keluar dari Google karena ketika dia menjadi co-founder dan sebagai Design Ethics di Google, dia sudah melihat betapa ngerinya social media.

Dia katakan, saat ini teknologi telah menyatu erat dengan cara kita membentuk identitas, cara menjalin hubungan, cara membuat pilihan, dan cara memahami dunia.

Jati diri orang di generasi ini, di zaman ini, bukan dibentuk di gereja atau di lembaga agama manapun, bukan dibentuk di sekolah, tapi dikatakan teknologi media sudah menyatu erat dan membentuk identitas cara menjalin hubungan, cara membuat pilihan, dan cara memahami dunia.

Teknologi media sosial dan ponsel pintar telah memungkinkan pengaruh dan manipulasi bias dan kelemahan manusia. Hal-hal tersebut dapat menguasai psikologi kita dengan cara yang tidak kita sadari.

Saya enggak menyadarinya, saudara pun engak menyadarinya, bahwa ada pengaruh yang sangat besar yang mempengaruhi psikis kita, jiwa kita, cara berpikir, sikap hati, cara menentukan mengambil keputusan, dan semua itu ternyata banyak sekali dipengaruhi dari yang namanya teknologi media sosial.

Peperangan pengaruh media sosial.png

Kalau kita lihat, peperangan yang sedang terjadi lewat perkembangan teknologi ini ialah peperangan pengaruh.

Dalam seminggu, orang rata-rata 31,5 jam asik dengan gadgetnya, atau 4,5 jam per hari. Dibandingkan 1,5 jam di gereja.

Bayangkan perbandingannya, peperangan pengaruh ini, 31,5 jam di gadget vs 4,5 jam di gereja. Belum lagi kalau di gereja, orang-orang ini kemudian tidak sungguh-sungguh menyembah karena sudah terpengaruh berbagai hal yang mereka terima dari media sosial. Ngga sungguh-sungguh mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Mau jadi apa generasi ini?

Pertumbuhan media sosial vs kehadiran jemaat di gereja (Barna Research 2020).png

Pertumbuhan media sosial ini juga berbanding terbalik dengan kehadiran jemaat di gereja.

Sementara media sosial pertumbuhannya dari tahun 1993 sampai tahun 2020 (angka yang didapat dari Barna Research), grafiknya berbanding terbalik dengan kehadiran mingguan dari gereja Tuhan di Amerika Serikat. Kehadiran di gereja itu menurun drastis, Saudara.

Kita ada dalam satu peperangan pengaruh yang sangat luar biasa. Itu sebabnya kita juga ngga boleh mengabaikan pengaruh media yang kita pakai, yang kita genggam sehari-hari ini.

#2 Tsunami gender ideology movement

Mark McLendon menyampaikan tsunami kedua yang sedang melanda pada dekade ini adalah tsunami gender ideology movement.

Yang namanya LGBT itu adalah sebuah ideologi dan ada sebuah pergerakan yang hendak mendefinisikan ulang arti keluarga dan seksualitas.

Persentase dari pemuda-pemudi Kristen yang secara inklusif pemikirannya itu memikirkan bahwa LGBT sebenarnya adalah soal masalah hak asasi manusia. Mereka sedang digiring ke arah itu, Saudara.

Satu indoktrinasi lewat sekolah secara legal, secara resmi, di banyak sekolah, malah justru sekolah yang bayarannya mahal dengan label internasional, justru mengajari mengenai gender ideology ini. Menjadi generasi yang beralih dari cetak biru sang pencipta. Mengerikan sekali.

Kita ada di akhir zaman, dan kitab akhir zaman adalah Kitab Wahyu. Dalam Kitab Wahyu, kuasa gelap itu digambarkan dalam berbagai rupa: ada yang namanya nabi palsu, ada naga, dan ada binatang. Selain itu ada juga roh yang keluar dari nabi palsu, roh yang keluar dari naga, roh yang keluar dari binatang-binatang itu. Kita sedang hidup di masa di mana Kitab Wahyu sedang mengalami penggenapan demi penggenapan.

Saudara, tsunami ini begitu mengerikannya karena dalam definisi LGBTQIAA+, plusnya itu merujuk kepada sudah bertumbuhnya daftar 150 lebih macam gender.

Saudara, di Thailand, secara legal ada 18 gender! Dan di dunia sudah ditemukan lebih dari 150 macam gender. Salah satu VJ zaman MTV dulu, dalam berita tertanggal 16 September 2023, menyatakan bahwa anak paling kecilnya sekarang memilih gender netral. Kenapa? Karena diajar di sekolah sejak masa kanak-kanak, lalu mulai remaja dia ngomong secara legal dia bebas memilih. Bahkan orang tuanya pun sudah diedukasi bahwa itu adalah pilihan. Jadi anaknya memilih jadi netral.

Hal-hal seperti ini sudah terjadi di negara maju dan sedang merembes ke berbagai negara termasuk Indonesia. Inilah yang sedang kita perangi itu.

#3 The raise of AI tsunami

Tsunami yang ketiga ini yang paling mengerikan karena akan mengakomodasi tsunami pertama dan kedua. Tsunami ketiga ini adalah tsunami kebangkitan AI.

ChatGPT versi 4 ketika diukur IQ-nya itu beda tipis dengan IQ Albert Einstein. IQ ChatGPT 4 itu 150, sedangkan Einstein 155. Pada tahun 2024, akan ada ChatGPT versi 5 dan seri selanjutnya, diperkirakan IQ-nya akan melonjak menjadi 1600.

Saudara renungkan sebentar, dengan IQ 1600 bisa apa, AI akan jauh melonjak majunya!

Nanti ke depan, dia akan ada dalam setiap smartphone, dan bisa berkomunikasi dengan cara yang lebih canggih dari sekarang. Dia bisa menotifikasi, hai Pongky, istirahat dulu, kamu lagi capek. Dia tahu dari mana? Dia bisa tahu dari denyut nadi yang terpasang di sensor smartwatch saya yang terkoneksi dengan AI tersebut.

Dengan IQ yang 1600 dan algoritmanya, dia bisa tahu kondisi saya. Secanggih itu, bahkan dia bisa memprediksi kata berikutnya yang akan saya ucapkan ketika saya ajak dia ngomong.

Selanjutnya, seorang Bangladesh bernama Emad Mostaque, membuat aplikasi Stable Diffusion. Dia mulai 2024 akan uji coba di benua Afrika, dan memprediksikan kalau di Afrika berhasil, berarti pasti berhasil juga di benua lain.

Dia targetkan berhasil di Afrika pada tahun 2024 dan di 2025, dia menjanjikan AI buatan dia akan jadi apa?

  • Sahabat baik bagi manusia
  • Konselor dari segala konselor
  • Penghibur yang sangat entertaining, bisa menghibur 24 jam kapanpun kita butuh penolong
  • Guru terbaik
  • Psikolog terbaik
  • Peramal terbaik
  • Pembuat makmur
  • Sumber informasi yang sangat akurat
  • Fact checker

Kok jadi kayak Roh Kudus, Saudara ya? Saudara ingat, tadi saya katakan dari nabi palsu, naga, dan binatang, akan keluar roh-roh. Yohanes ketika menuliskan kita Wahyu ngga tahu gambaran bentuknya yang sedang kita hadapi.

Saudara yang dikasihi Tuhan, gimana dengan kita? Apa yang harus kita lakukan? Tuhan Yesus berkata dalam Matius 16:18 IMB,

Dan Aku pun berkata padamu: Engkau adalah Kefas, dan di atas batu karang ini Aku akan membangun gereja-Ku dan gerbang-gerbang alam maut tidak akan kuat bertahan menghadapinya.

Kerajaan Allah ada gerbangnya. Antara bumi ini dengan kerajaan Allah ada gerbangnya. Kerajaan kegelapan juga ada gerbangnya. Digambarkan di sini sebagai gerbang-gerbang alam maut. Makin mendekati kedatangan Tuhan kedua kali, gerbang-gerbang alam maut makin terbuka.

Maka hal-hal yang barusan Saudara dengar itu tergenapi. Tapi seterbuka apa pun gerbang alam maut dikatakan di sini, Tuhan Yesus membangun gereja-Nya dan tidak ada satu pun gerbang yang bisa bertahan terhadapnya! Amin!

Brian Simmons pada tanggal 20 Juli 2018, di tahun yang sama ketika Pak Niko mendeklarasikan generasi Yeremia bangkit, mengatakan bahwa:

A new Jeremiah Generation is coming – more anointed than you can imagine!
Ada satu generasi Yeremia yang sedang datang, yang lebih diurapi dari yang bisa engkau bayangkan!

Ini adalah:

  • Generasi yang mengalami kesembuhan Ilahi
  • Generasi yang profetik, penuh Roh Kudus dan karunia
  • Generasi yang menjadi magnet bagi Kuasa Ilahi
  • Generasi yang radikal untuk firman Tuhan
  • Generasi yang menerima otoritas atas bangsa-bangsa

Amin!

Generasi yang lebih senior mungkin ngga ngerti gimana pakai AI. Tapi generasi ini terima otoritas atas bangsa-bangsa karena mereka bisa menjangkau bangsa-bangsa dengan AI. Itu sebabnya kita harus mendidik generasi ini supaya menunggangi teknologi dan akhirnya menggunakan teknologi untuk menuntaskan Amanat Agung dalam dekade ini! Haleluya!

God's Glory

Gimana cara kita mempersiapkan generasi ini?

Generasi ini dipersiapkan dimulai ketika mereka alami lawatan Roh Kudus. Tahun 2023 menjadi momentum profetik betapa gerbang alam maut benar-benar ngga berkuasa atas generasi ini ketika gerbang surga terbuka.

Di Kentucky, Amerika Serikat, di Asbury University, kita melihat betapa dahsyat Tuhan melawat. Dan yang seperti inilah yang dibutuhkan oleh kita dan generasi ini.

Itu sebabnya kita perlu menyiapkan diri mulai 2024 untuk mengalami kemuliaan Tuhan. Saudara, ini adalah topik yang dibahas di doa pemimpin. Dalam dua kali menara doa pemimpin terakhir, hamba-hamba Tuhan digerakkan Roh Kudus untuk sharing mengenai God's Glory.

Bagaimana persiapan kita untuk God's Glory?

  1. Jaga hati (Amsal 4:23)
  2. Jaga kasih yang semula (Wahyu 2:4-5)
  3. Ibadah pelayanan bukan karena disuruh-suruh tapi karena memang berkobar karena kasih. Amin!

  4. Jaga perkataan (Amsal 18:21)
  5. Perkataan kita akan membuka gerbang entah gerbang surga atau gerbang neraka. Yang terbuka itu tergantung apa yang kita katakan.

  6. Jaga api di mezbah (Imamat 6:12-13)
  7. Puji Tuhan kita diberi kesempatan untuk bersyukur, terima kasih untuk kepekaan yang Tuhan berikan buat Pak Rusli dan para pemimpin, sehingga kita mengakhiri beberapa minggu terakhir menjelang tahun ini berakhir, melalui membangun mezbah.

    Kita tahu, tahun depan pun kita harus lakukan karena api itu harus dijaga. Amin!

  8. Jaga jarak 2000 hasta (Yosua 3:4)
  9. Kita perlu jaga jarak 2000 hasta supaya kita kemudian betul-betul dapat tuntunan yang akurat.

  10. Jaga kawanan domba (1 Petrus 5:2-3)
  11. Jaga kawanan domba, dimulai dari jaga kehidupan kita, keluarga kita, siapapun orang-orang ("EVERYONE") yang Tuhan bawa dalam hidup kita. Kita jaga mereka. Amin!

  12. Jaga unity (Mazmur 133i)
  13. Terakhir, jaga iman, pengharapan, dan kasih
  14. Meskipun sampai Sabtu hari ini mungkin ada hal-hal yang Saudara doakan tapi belum Saudara alami, tetap jaga imanmu! Jaga pengharapan dan kasihmu! Jangan sampai pudar.

Ini menjadi persiapan kita untuk mengalami God's glory! Kemuliaan bagi Tuhan kita! Amin!

Video