Apa yang kau katakan, itu yang kau dapatkan (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom dan selamat pagi, semuanya pasti diberkati oleh Tuhan, semuanya pasti sehat dan penuh dengan roh yang menyala-nyala. Kita hari-hari ini perlu untuk mengerti apa yang Tuhan kehendaki untuk kita menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan. Bukan hanya seminggu sekali tetapi setiap hari, yang kita harus lakukan apa yang menjadi tuntunan dari Tuhan sendiri. Tema pada hari ini adalah apa yang kau katakan itu yang kau dapatkan. Ini perlu sama-sama kita mengerti.

Markus 11:23,

ku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.

Dalam bahasa Inggris:

For verily I say unto you, That whosoever shall say unto this mountain, Be thou removed, and be thou cast into the sea; and shall not doubt in his heart, but shall believe that those things which he saith shall come to pass; he shall have whatsoever he saith.

Jadi apa saja yang Saudara katakan itu yang Saudara dapatkan. Ini kejadian di mana pada waktu itu Tuhan sedang memberikan pengajaran kepada para murid-murid. Jika Saudara ke Tanah Perjanjian, di situ banyak gunung-gunung. Lalu Tuhan mengatakan seperti ini kepada para murid-muridNya dan kepada Saudara pada hari ini. Apa yang Tuhan katakan “Lihat gunung-gunung itu, apa saja yang Saudara katakan kamu dapat perintahkan kepada gunung-gunung itu.” Gunung ini dapat berbicara gunung persoalan, gunung masalah, gunung sakit penyakit. Ada yang kecil, bicara masalah yang kecil. Ada yang besar bicara mengenai sakit yang berat. Macam-macam pergumulan yang ada. Saudara dari Markus 11:23, ada dua hal yang sederhana dan kita mau sama-sama belajar.

#1 Ada kuasa dalam perkataan

Jadi, setiap Saudara dan saya punya kata-kata ada kuasanya. Waktu bumi ini dijadikan, semuanya dengan perkataan, “Jadilah terang, jadilah darat.” Pada waktu para murid-murid naik perahu bersama dengan Tuhan Yesus, tiba-tiba saja di tengah-tengah Danau Galilea perahu dihantam dengan badai begitu keras. Air sudah masuk semuanya, Tuhan Yesus tenang saja tidur di buritan daripada kapal ini. Murid-murid-Nya bingung semuanya, dia katakan “Guru, Engkau tidak peduli dengan kami, kita mau tengelam.” Lalu Tuhan Yesus bangun, Dia lihat badai ini begitu kuat. Tuhan Yesus katakan, “Diam, tenanglah!” Saat itu juga badai semuanya menjadi diam dan tenang. Sejak tahun 2020, Bapa Rohani kita memberikan kita satu pengajaran. Ayo katakan kepada COVID-19, “Diam, tenanglah!” Saudara, sebagaimana Tuhan Yesus ajarkan pada kita ada kuasa di dalam perkataan kita.

Satu waktu, ada seorang wanita sakit pendarahan 12 tahun, habis semua hartanya, dia pergi ke tabib sana sini, tidak dapat sembuh juga. Rasanya dia sudah putus asa. Tapi dikala dia mendengar bahwa ada Tuhan Yesus yang datang, maka diam-diam dia datang kepada Tuhan. Lalu dia katakan “Asal ku jamah saja jumbai jubahNya, aku akan sembuh.” Ini kata-kata iman, keluar dari wanita yang pendarahan itu. Saudara yang dikasihi Tuhan, Tuhan ajarkan kepada kita ada kuasa di perkataan Saudara dan saya. Kita dapat katakan kepada gunung persoalan kita, kita dapat perintahkan kepada sakit penyakit kita, “Sembuh, dalam nama Yesus Kristus! Selesai persoalan saya!” Ini dapat kita mulai dengan perkataan kita, karena di situ Tuhan ajarkan pada kita. Ada orang-orang yang Kristen, saya percaya tidak banyak, tetapi mereka itu mungkin ragu. Benar atau tidak ada kuasa dalam perkataan kita. Saudara, setiap hari kita perlu untuk berdoa, perlu minta tutup bungkus keluarga kita dengan kuasa darah Yesus, dijauhkan dari segala kecelakaan dan sakit penyakit, dan ini ada kuasa di dalam perkataan setiap orang percaya.

Jadi ini pelajaran pertama dari ayat Markus 11:23. Tuhan mengajarkan kepada murid-muridNya bahwa kita memiliki perkataan dengan penuh kuasa dan kita dapat memindahkan gunung-gunung persoalan yang kita hadapi pada hari-hari ini.

#2 Hati-hati dengan apa yang kita katakan

Saudara yang dikasihi Tuhan, bagian yang kedua ini diambil juga dari Markus 11:23. Bahwa apa saja yang kita katakan, ini dapat kita dapat. Jadi kita harus hati-hati, kita harus mengerti bahwa setiap perkataan yang saya ucapkan, yang Saudara katakan itu adalah benih.

Amsal 18:21,

Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

Jika Saudara mau makan buah mangga yang manis dari kebun rumah Saudara sendiri saya ajak kasih benih untuk pohon yang buahnya akan jadi manis. Jika Saudara mau agar keluarga, pekerjaan, pelayanan Saudara diberkati oleh Tuhan, persoalan Saudara ditolong oleh Tuhan. Dimulailah kita dengan menanam benih yang baik dari perkataan kita. Setiap hari Saudara berkati keluarga dan usaha Saudara. Jangan sampai keluar dari perkataan kita perkataan yang mengutuk, perkataan yang negatif, perkataan di mana benih itu memunculkan pohon dan menghasilkan buah yang asam. Kita mau supaya setiap kali kita punya buah dari pohon kita, rasanya manis.

The hidden messages in water

Saudara yang dikasihi Tuhan ada seorang ilmuwan dari negara Jepang namanya adalah Masaru Emoto. Dia memiliki satu keahlian untuk meneliti air dan dia membuat satu buku “The Hidden Messages in Water.” Masaru Emoto mengumpulkan air-air dimasukkan ke dalam botol di beri label. Lalu yang dilakukan oleh Masaru Emoto ini setiap kali satu botol dia mulai perkatakan yang baik. Dia kasih lagu-lagu yang enak. Lalu botol yang lain lagi dia marah-marah kepada isi air yang ada di dalam botol itu. Dia kata-katain yang tidak baik. Dia kasih hal-hal yang tidak baik. Lalu Masaru Emoto, dia ambil air ini. Di bawah mikroskop dia bekukan dan dia mau melihat partikel yang terjadi.

  • Luar biasa, ternyata kristal-kristal dari air yang diperkatakan dan diberikan musik yang baik, ternyata bentuk kristalnya begitu indah. Ada yang diberikan Mozart Symphony, ada yang diberkan lagu Imagine dari John Lennon, ada yang diberikan kata-kata kasih, ada yang diberikan kata-kata damai, ada yang diberikan kata-kata terima kasih.
  • Tapi, partikel yang diberikan kata-kata I will kill you, kristalnya berbentuk tidak karuan! Jangan sampai ini terjadi dalam keluarga Saudara!

Saudara yang dikasihi Tuhan, kita usia 2 tahun sudah dapat bicara. Tetapi untuk kita belajar menahan perkataan, belajar memperkatakan yang benar tidak cukup 2 tahun. Sampai Tuhan panggil kita, sepanjang hidup, kita harus belajar itu. Kadang-kadang kita kelepasan memperkatakan yang tidak baik. Supaya jangan yang kita ikat di bumi terikat di surga juga. Saudara, jika Saudara pernah kepada keluarga, kepada seseorang mengutuk atau berkata-kata yang tidak baik, ayo mari kita cabut. Mari kita minta ampun pada Tuhan. Manusia itu terdiri dari 60-70% adalah cairan. Jika tadi kita lihat, ini menjadi bahan masukan bagi kita. Bagaimana perkataan Saudara dan saya, jika kita memperkatakan iman, dan memperkatakan yang baik tentu orang itu diberkati.

Penutup

1 Petrus 3:10,

"Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

Jadi jika Saudara mau melihat perjalanan 2022, goncangan yang dahsyat boleh terjadi. Tetapi ketika kita menjaga perkataan kita, bukan mengutuki sana sini tapi kita berkati. Kata-kata iman. Maka kita juga yang akan diberkati oleh Tuhan. Saudara, kita dipesankan adalah kita orang-orang yang lebih dari pemenang, kita harus menang mulai dari kehidupan kita setiap hari, yaitu mulai dari perkataan kita. Kita mulai menjaga perkataan kita, supaya perkataan kita adalah perkataan iman, perkataan yang membangun, perkataan yang menguatkan, perkataan Firman Tuhan. Waktu Saudara perkatakan Firman Tuhan, janji-janji Tuhan itu juga yang akan digenapi di dalam setiap kehidupan Saudara. Tuhan berkat kita semua.