Living in a new Pradigm (Pdt Budi Jonatan)
Ringkasan Khotbah | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 27 Maret 2022 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Online |
Kota | Bogor |
Video | Rekaman YouTube |
Khotbah lainnya | |
Sebelumnya |
|
Selanjutnya |
|
Shalom Bapak/Ibu, pagi ini saya percaya bukan sebuah kebetulan diberikan sebuah tema Hidup dengan Paradigma yang baru.
Paradigma adalah cara kita memandang sesuatu, cara kita melihat diri kita, cara kita melihat orang lain, cara kita melihat lingkungan sekitar kita yang dipengaruhi oleh informasi yang selama ini ada dalam hidup kita. Sehingga bagaimana kita melihat sesuatu dipengaruhi oleh informasi ini. Saudara, banyak anak-anak Tuhan bahkan hari ini masuk dalam sebuah kebingungan, dengan situasi-situasi yang ada. Saudara mereka bingung melihat kondisi yang ada. Apa yang akan terjadi dalam hidup mereka ke depan dan apa yang terjadi dengan tantangan-tantangan yang ada dalam hidup mereka. Tapi saya percaya, apapun yang sedang engkau alami Tuhan ada di situ. Anak-anak muda akan melihat hari depan dengan cara yang berbeda. Seringkali kita ada dalam sebuah dilema-dilema sebagai anak-anak Tuhan.
- "Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru."
- "Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah."'
Tidak lagi hidup dengan cara bumi
Firman Tuhan berkata, ketika kita percaya kita telah disalibkan bersama dengan Kristus, kita telah mati bersama dengan Kristus, kita telah dikuburkan bersama dengan Kristus, dan kita telah dibangkitkan dengan kehidupan yang baru bersama-sama dengan Kristus. Jadi setiap pribadi kita, sekalipun kita masih hidup di bumi ini kita tidak lagi hidup dengan cara bumi. Ada paradigma-paradigma baru yang kita harus rubah dalam kehidupan kita, karena sebagai orang yang hidup dan lahir baru di dalam Kristus, kita harus memikirkan perkara-perkara yang di atas. Saudara, jika kita tidak melihat apa yang Firman Tuhan katakan, jika kita tidak menangkap apa yang Firman Tuhan katakan, dan apa yang Firman Tuhan katakan menjadi kehidupan bagi kita. Inilah yang seringkali menjadi pergumulan dalam hidup kita. Kita memandang sesuatu seperti dunia, jika kita disakiti dunia berkata balas. Sulit bagi kita mengampuni, karena sekalipun kita lahir baru kita masih hidup dengan pola-pola yang lama.
Firman Tuhan berkata kita harus berubah. Kita harus hidup dengan paradigma yang baru. Firman Tuhan berkata ketika engkau disakiti, engkau harus mengampuni. Pertama kali engkau mengampuni susah, karena hatimu sakit. Tapi berjalan dengan waktu ada kekuatan dari Tuhan yang memampukan engkau untuk dapat mengampuni kepahitan, luka, sakit hati yang engkau alami. Ada cara berpikir yang baru yang Tuhan mau kita hidup di dalamnya. Seringkali kebenaran ini kita lalui ketika baca Firman Tuhan. Kebenaran ini kadang-kadang kita hanya tahu, tapi tidak pernah kebenaran ini menjadi kehidupan kita, karena itu hidup kita sekalipun hidup yang baru tapi paradigma kita masih pakai paradigma yang lama. Hari ini Saudara, apalagi Pak Niko sudah berkata tahun ini adalah tahun paradigma yang baru.
Manna bagi Israel di padang gurun
Saudara, kita akan melihat bagaimana orang yang hidup bersama dengan Tuhan dan bagaimana Tuhan menyatakan paradigma-paradigma yang baru, yang berbeda dengan dunia. Saudara yang pertama kita melihat bagaimana orang Israel ketika ada di padang gurun. Ketika ada di padang gurun, Bangsa Israel tidak dapat membawa banyak makanan, ternak yang dibawa sudah habis dimakan. Ada dua sampai tiga juta orang yang keluar dari Mesir, di tengah-tengah kesukaran, dan ketika mereka tidak punya makanan serta air untuk diminum. Tuhan sedang membukakan bagi mereka paradigma yang baru, jangan lagi hidup dengan paradigma Mesir yang hanya hidup dengan apa yang harus ada dan mereka dapat lihat. Sekalipun, waktu di Mesir, Bangsa Israel memiliki makanan berlimpah, tapi di padang gurun, ketika mereka tidak ada apa-apa dan ketika mereka menjerit kepada Tuhan. Tuhan memberikan kepada mereka manna.
Musa memukulkan tongkatnya kepada gunung, terbelah dan keluarlah air. Ada sesuatu yang baru, yang Tuhan sedang berbicara kepada Bangsa Israel yang Tuhan juga berbicara kepada kita semua. Tuhan sedang membawa kita kepada perubahan cara berpikir yang akan menentukan perubahan dengan apa yang kita percayai. Apa yang kita percayai menentukan perubahan pada pola hidup ktia, habbit kita, dan kemudian akan menjadi sebuah karakter dalam kehidupan kita, tetapi dimulai dari sebuah paradigma yang baru. Kita harus mulai melakukan metanoia, perubahan pikiran atau pertobatan dari cara hidup dunia dengan cara hidup sebagai anak-anak Tuhan, orang-orang yang sudah mengalami kelahiran baru.
Saudara berapa banyak engkau dalam kehidupanmu ketika engkau mengalami masa yang sulit tetapi engkau melihat Tuhan dalam hidupmu? Engkau melihat Tuhan? Engkau mengalami mujizat Tuhan terjadi dalam kehidupanmu? Itulah sebuah paradigma yang baru yang Tuhan mau. “Lihat anak-Ku, Aku Tuhan Allahmu, Aku yang memelihara engkau. Bahkan sebelum engkau mengungkapkan kebutuhanMu, Aku sudah tahu kebutuhanmu.” Ada sesuatu yang baru yang Tuhan mau bawa.
Elia di tepi sungai Kerit
Yang kedua, bukan hanya Bangsa Israel di padang gurun tetapi yang kedua juga berbicara tentang bagaimana Tuhan membawa kepada Elia di tepi sungai kerit. Ketika Elia di tepi Sungai Kerit, waktu itu musim kemarau. Elia mengucapkan kepada Ahab “sebelum aku mengucapkan untuk hujan turun, hujan tidak akan turun.” Tuhan menyuruh Elia pergi ke tepi Sungai Kerit. Di tepi Sungai Kerit ketika tidak ada makanan, secara manusia tidak mungkin. Untuk apa tinggal di gua, tidak ada makanan. Logika berpikir kita secara manusia adalah kita pergi ke tempat di mana ada makanan. Tapi Tuhan menyuruh Elia pergi ke sebuah gua, tinggal di tepi Sungai Kerit yang tidak ada makanan. Jika Elia tidak hidup dalam paradigma yang baru yaitu pengenalan akan Tuhan, Elia tidak mungkin mau pergi ke sana. Tapi karena dia punya paradigma yang baru, dia punya pengenalan akan Tuhan, dia pergi ke tempat yang secara manusia harusnya dia tidak pergi. Tapi dia pergi, karena dia kenal Tuhan, karena dia punya paradigma yang baru tentang Tuhan. Di tepi sungai Kerit, dia dipelihara. Itu musim Kemarau, orang sedang susah makanan. Tapi burung gagak dapat bawa roti untuk Elia. Bukan hanya roti, tetapi juga dikirimkan daging. Sesuatu yang tidak masuk di akal, sesuatu yang secara manusia berpikir tidak mungkin, itulah paradigma baru.
Petrus dan murid-murid di tengah badai besar danau Galilea
Yang ketiga Saudara, ketika Petrus bersama dengan murid-murid, mereka ada di dalam badai yang besar di Danau Galilea. Angin begitu sangat kencang. Yesus berjalan di atas air, kira-kira jam 3 pagi. Saudara, murid-murid berkata itu hantu, karena mungkin Yesus memakai pakai baju putih waktu itu berjalan di atas air. Logika secara manusia berkata tidak mungkin, manusia dapat berjalan di atas air. Tapi Yesus sedang membawa paradigma yang baru kepada murid-muridNya. Bahwa ketika engkau percaya kepada Tuhan, banyak perkara yang melampaui dari cara berpikir dunia yang Tuhan sudah sediakan buat hidup setiap pribadi kita. Saudara, Petrus berkata karena dia yang paling responsif dibanding teman-teman “Jika Engkau memang Tuhan, suruh aku berjalan kepadaMu.” Yesus berkata “Datanglah”. Saudara, ketika Petrus melangkahkan kakinya, dia memegang Tuhan Yesus, karena jika terjadi apa-apa dia tenggelam, dia memegang Tuhan Yesus. Saudara ketika dia melangkah, tiba-tiba kakinya seperti menapak. Sambil pegangan, dia lepaskan lagi kaki yang satu lagi, dan dia dapat berdiri di atas air, berjalan, sambil memandang kepada Tuhan Yesus. Selama dia melihat kepada Tuhan Yesus, selama itulah dia berjalan dengan sebuah pemikiran yang berbeda. Hari itu mereka melihat bahwa di dalam Tuhan Yesus ada sesuatu yang baru, yang secara akal manusia tidak mungkin, tapi bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin.
Saudara, hari-hari ke depan kita tidak tahu tantangan seperti apa yang terjadi. Kita tidak tahu apa yang terjadi, karena kita sedang mendekati, dan sudah ada di end times. Kita tidak tahu waktunya, tetapi terjadi sebuah perubahan di atmosfir dan udara, terjadi perubahan peta politik, peta kekuatan dunia, peta ekonomi, semua sedang mengalami perubahan. Budaya juga sedang mengalami perubahan. Jadi anak-anak muda, siapkan dirimu karena engkau akan masuk ke dalam seseuatu yang baru dan berbeda. Mungkin engkau akan bingung waktu itu. Banyak orang tua, hari ini juga bingung “Kok bisa dari Youtube saja mereka dapat mendapatkan miliyaran per bulan.” Bagi logika para orang tua tidak mungkin. Ada paradigma-paradigma baru yang sedang mulai terjadi. Tapi kita percaya ada paradigma hikmat dari atas yang kita perlukan.
Artinya Saudara, Tuhan sedang mengerjakan sesuatu. Jangan takut, jangan gentar, jangan bimbang, karena Tuhan ada di hari esok, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, tapi Tuhan lagi membuat sesuatu yang baru. Jangan berpikir Saudara dengan cara yang lama, tetapi bairkan Tuhan memimpin engkau, karena FirmanNya berkata “Firman Tuhan adalah pelita bagi kaki kita. Terang bagi jalan kita, Dia akan menetapkan langkah-langkah kita." Bersama dengan Tuhan kita akan melihat hal-hal yang baru yang belum kita lihat dalam hidup kita. Mungkin akan terjadi di depan, jangan pakai logika terlalu kuat di dalam hal-hal yang melampaui pengertianmu. Percayalah kepada Tuhan, maka engkau akan melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupanmu. Dengan logika yang tidak mungkin bisa, karena dia melampaui logika. Tetapi dengan iman, kita mengerti bahwa Tuhan membawa sesuatu yang baru dalam hidup kita.
Percaya kepada Yesus
Saudara, kuncinya satu percaya kepada Tuhan Yesus. Sekalipun tidak merasakan, tapi Tuhan ada. Saudara, kemarin ketika kami berdoa saya sedang memulai ibadah kaum pria untuk menggembalakan pria-pria. Ketika kami berdoa dengan tim kecil, ada satu teman punya karunia, dan dia berkata “Ada cahaya yang turun di ditengah-tengah kita dan Tuhan Yesus sedang menuntun kamu, berhadapan edengan kamu, Tuhan Yesus kasih senyuman.” Hal yang kita tidak merasakan Saudara, tapi ada teman berkata “Ada Tuhan di tengah-tengah kita.”
Saudara, tujuannya agar percaya pada Tuhan. Banyak diantara kita yang sudah lahir baru tetapi ragu dan tidak percaya dengan Tuhan. Karena kita masih pakai paradigma-pradigma yang lama. Tujuannya satu percaya pada Tuhan. Mulai gunakan paradigma yang baru, yaitu hiduplah, percayalah, berfikirlah, seperti yang Firman Tuhan katakan.
- "…bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN."
Penutup
Saudara, kita rindu kita tidak masuk ke dalam masa antikris, tetapi kalau sampai ada di sana tidak perlu takut dengan chip, dan segala macam, karena Firman Tuhan berkata “Kalau hari ini Tuhan Allahmu berkata kepadamu, Budi, mulai hari ini kamu tidak usah lagi makan. Seumur hidup kamu tidak usah lagiu makan. Tapi Aku Tuhan Allahmu berkata kepadamu engkau hidup.” Ini sebuah paradigma baru, bahwa hidup kita bukan ditentukan oleh makanan dan minuman. Hidup kita ditentukan oleh setiap Firman yang diucapkan oleh Tuhan. Itu sebuah paradigma yang baru.
Jika Saudara percaya, maka paradigma yang baru ini akan masuk dalam pikiran Saudara, dan dia akan menjadi iman serta kehidupan, dan dia akan menjadi sebuah habbit dan karakter dalam hidup yang tidak dapat diambil . Segala sesuatu akan digoncangkan, supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan, yaitu iman kita. Itu kerajaan yang tidak tergoncangkan, kerajaan Allah, yaitu orang-orang yang hidup di dalam Firman Tuhan.
(MGT)