Jangan beribadah dengan hati yang cemar
![]() ![]() | |
Inspirational | |
Tanggal | 27 Juli 2025 |
Oleh | Pdp Johan Susanto |
Baca juga | |
| |
|
Ibadah tanpa hati yang berdamai adalah sia-sia di hadapan Tuhan. Kita dipanggil untuk membereskan relasi dengan sesama sebelum datang menyembah-Nya. Dengan hati yang bersih dan penuh kasih, barulah kita layak mempersembahkan pujian kepada-Nya.
Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Kita diingatkan bahwa ibadah dan doa kita hanya berkenan bila lahir dari hati yang bersih. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk tidak membawa hati yang cemar ke dalam hadirat-Nya, terutama jika kita masih menyimpan amarah, dendam, atau keinginan jahat terhadap sesama.
Mari saat kita beribadah, mulailah dari hati yang telah berdamai dengan semua orang agar hidup kita diberkati. Tuhan memanggil kita untuk membereskan hubungan kita terlebih dahulu—dengan keluarga, saudara, maupun rekan sepelayanan. Jangan sampai kebencian dan perselisihan menjadi penghalang antara kita dan Tuhan.
Tuhan tidak berkenan kepada persembahan atau ibadah dari hati yang tidak bertobat. Kita tidak layak bersekutu dengan Allah jika terus hidup dalam permusuhan dengan sesama. Namun, hal ini bukan alasan untuk meninggalkan ibadah—sebaliknya, kita diajak untuk belajar cepat mengampuni dan cepat pula meminta maaf bila bersalah.
Alangkah baiknya sebelum beribadah, kita menyediakan waktu sejenak untuk memeriksa hati dan memperbaiki yang masih rusak. Jangan biarkan matahari terbenam sebelum padam amarah kita, dan jangan menanti matahari terbit dalam keadaan tidak berdamai.
- Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah. (2 Korintus 7:1)
Tuhan Yesus memberkati kita semua.