Kemurahan dan kekerasan Allah
![]() ![]() | |
Inspirational | |
Tanggal | 29 Juni 2025 |
Oleh | Pdp Johan Susanto |
Baca juga | |
| |
|
Dalam kehidupan kita, Allah sangat keras berpegang pada Firman-Nya. Tetapi hal ini bukan berarti Allah itu kejam atau sewenang-wenang terhadap kita. Maksudnya adalah: Allah tidak berubah-ubah dalam kebenaran dan keadilan-Nya.
Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.
— Roma 2:5
Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga.
Dalam kehidupan kita, Allah sangat keras berpegang pada Firman-Nya. Tetapi hal ini bukan berarti Allah itu kejam atau sewenang-wenang terhadap kita. Maksudnya adalah: Allah tidak berubah-ubah dalam kebenaran dan keadilan-Nya.
Ketika bangsa pilihan-Nya menolak anugerah dalam Kristus, mereka harus menanggung akibatnya — yakni kebinasaan. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak main-main dengan anugerah-Nya. Bangsa Israel, sebagai bangsa yang tersandung dan tidak berbuah, digambarkan sebagai cabang pohon zaitun sejati yang dipotong.
Namun, dalam ketegasan kebenaran-Nya, Allah yang kaya dalam kasih dan kemurahan telah mencangkokkan bangsa-bangsa lain (yang sebelumnya bukan umat pilihan) ke dalam pohon zaitun tersebut.
Jadi, "kemurahan dan kekerasan Allah" selalu melingkupi hidup kita sebagai orang percaya.
Melalui pelayanan Paulus — yang sebelumnya juga bukan orang percaya — banyak bangsa lain menjadi bagian dari umat pilihan Allah, termasuk kita yang hidup saat ini. Banyak dari kita yang menyambut Yesus Kristus dan bersukacita dalam keselamatan yang dianugerahkan oleh Injil.
Kita sebagai orang percaya diibaratkan pohon zaitun liar yang dicangkokkan ke pohon zaitun asli yang tidak berbuah. Ini adalah peringatan keras bagi bangsa Israel, sekaligus kemurahan yang luar biasa bagi kita. Suatu hari, bangsa Israel akan menyaksikan betapa limpahnya anugerah Allah atas orang-orang yang dulu tidak mengenal Allah.
Melalui semua ini, Allah berharap akan timbul kesadaran pada bangsa Israel, serta mereka yang masih menolak Kristus, untuk menyambut kemurahan dan berkat Allah.
Kesadaran akan kemurahan dan kekerasan Allah juga akan membawa kita pada rasa hormat yang lebih besar terhadap kemuliaan-Nya.
Karena itu, jangan sembarangan atau sembrono dalam memperlakukan kemurahan Allah, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pelayanan, agar kita tidak mengalami kekerasan-Nya.
- Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (Roma 2:4)
Tuhan Yesus memberkati kita semua.