Usia jasmani versus usia rohani

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Banyak orang Kristen bertambah usia secara jasmani, tapi tidak bertumbuh secara rohani. Kedewasaan rohani bukan otomatis, melainkan hasil keputusan dan komitmen pribadi. Tanpa kedewasaan rohani, kita tidak bisa menjangkau dan merawat jiwa-jiwa dengan efektif.

Ibrani 5:12-13,

Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari pernyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu, ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.

Banyak pengikut Tuhan yang ternyata pertumbuhan rohaninya tidak sejalan dengan pertumbuhan jasmaninya. Jasmaninya bertumbuh, ubannya bertambah, tetapi rohaninya tidak bertambah—bahkan semakin menurun, semakin seperti kanak-kanak.

Alkitab mengatakan dengan jelas dalam 1 Korintus 13:11:

Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang, sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

Firman Tuhan jelas: bagi kita yang sudah dewasa, harus meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakan itu.

Beberapa ciri sifat kanak-kanak:

  1. Gampang marah, ngambek.
  2. Emosional.
  3. Maunya diperhatikan atau dilayani, padahal kita ini pelayan.
  4. Egois; maunya enak sendiri, maunya benar sendiri.
  5. Kurang bijak dalam menyampaikan sesuatu, sehingga penerimaannya juga jadi salah.
  6. Iri hati; merasa sudah berdarah-darah melayani, tapi justru orang lain yang Tuhan angkat. Bahkan ada yang iri ketika ada jemaat lain yang dibantu dalam jumlah cukup besar.

Sifat-sifat kekanak-kanakan itu memang bisa tetap ada dalam diri kita. Bahkan seorang wanita besi seperti Margaret Thatcher pun, ketika diberi benang dan bisa menerbangkan layangan, ia bersukacita seperti anak kecil—padahal usianya sudah tua.

Namun, Firman Tuhan berkata: saat kita sudah dewasa, kita harus meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakan itu. Sebab kita yang dipakai Tuhan untuk menjangkau jiwa-jiwa harus menjadi lebih bijaksana.

Kedewasaan rohani adalah:

  1. Sebuah proses yang terus berjalan dan tidak akan berhenti sampai Tuhan memanggil kita.
  2. Tidak seperti pertumbuhan fisik yang otomatis; kedewasaan rohani adalah hasil keputusan dan komitmen pribadi kita.
  3. Kita harus terus melakukan bagian kita, dan percaya bahwa saat Tuhan melakukan bagian-Nya, hasilnya akan luar biasa dalam hidup kita.

Kedewasaan rohani adalah syarat utama supaya kita dapat menjangkau dan merawat jiwa-jiwa dengan efektif.

Amin.