Mengampuni

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Mengampuni adalah perintah Tuhan yang mencerminkan kasih dan ketaatan kita kepada-Nya.

Kita dipanggil untuk mengampuni tanpa batas, seperti Tuhan telah lebih dulu mengampuni kita.

Pengampunan membawa damai dan memulihkan hubungan—dalam keluarga, persahabatan, dan hidup kita sehari-hari.

Matius 6:14-15,

Karena jika kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jika kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.

Dalam Doa Bapa Kami, tertulis: “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Kalimat ini menjadi pemisah antara empat poin untuk Tuhan dan lima poin permohonan untuk manusia. Salah satu permohonan penting dalam bagian untuk manusia adalah mengenai pengampunan.

Alkitab mengajarkan bahwa mengampuni berarti merelakan hak—membiarkan Tuhan yang menjadi Hakim, bukan kita yang mempersalahkan atau menghakimi. Belajar mengampuni adalah refleksi dari kasih, seperti tertulis dalam Yohanes 3:16.

Firman Tuhan juga berkata, “Kasihilah musuhmu.” Justru saat orang lain bersalah kepada kita, kita dipanggil untuk mengampuni. Ini seperti “menaruh bara api di atas kepala” orang itu.

Matius 18:22 berkata:

Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Maksudnya adalah kita harus mengampuni tanpa batas.

Contoh lainnya bisa kita lihat dalam kisah Esau dan Yakub. Setelah bertahun-tahun tidak bertemu karena pengkhianatan masa lalu, ketika mereka akhirnya bertemu kembali, Esau mengampuni Yakub. Begitu juga dengan Yusuf dan saudara-saudaranya: meskipun mereka menjualnya ke Mesir, Yusuf akhirnya mengampuni mereka dan tetap mengasihi keluarganya.

Belajar mengampuni adalah jalan untuk berdamai—dalam persaudaraan, dalam persahabatan, dan dalam setiap hubungan.

Amin.