Membangun hubungan akrab dengan Tuhan
| Inspirational | |
|---|---|
| Tanggal | 28 November 2024 |
| Oleh | Pdp Lie Handry Senjaya |
| Baca juga | |
| |
| |
Kehidupan Abraham diberkati karena ia senantiasa membangun mezbah dan menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan. Sebaliknya, Lot adalah contoh orang benar yang tidak membangun mezbah dan hampir kehilangan segalanya. Tuhan rindu umat-Nya mendirikan mezbah secara pribadi—bukan hanya dalam ibadah formal—tetapi dalam setiap aspek hidup sehari-hari.
- Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.
Kita sudah sering mendengar kisah Abram yang kemudian namanya diubah menjadi Abraham. Jika kita di sini ditanya, siapa yang telah menjadi orang percaya? Tentu kita semua akan menjawab sudah. Tapi pertanyaannya: Apakah kita puas hanya menjadi orang percaya? Kita sudah diselamatkan dan dibenarkan oleh iman, tetapi apakah cukup sampai di situ?
Firman malam hari ini mengajak kita untuk lebih lagi mengenal Dia yang telah membenarkan kita, dengan cara membangun hubungan yang akrab dengan Juruselamat kita.
Abraham adalah orang yang sangat diberkati Tuhan. Mengapa? Karena selain dibenarkan Tuhan, ia juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan. Sampai di masa tuanya, ia tetap diberkati. Dalam Kejadian 24:1 dikatakan:
- Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, dan diberkati TUHAN dalam segala hal.
Sebaliknya, kita melihat keponakannya, Lot, yang hidupnya sangat kontras dengan Abraham. Walaupun Alkitab mencatat bahwa Lot juga orang benar (2 Petrus 2:7), tetapi ia tidak memiliki hati untuk Tuhan. Ketika Sodom dan Gomora dihancurkan, Lot nyaris tidak selamat, kehilangan harta, dan bahkan istrinya menjadi tiang garam. Ini gambaran orang Kristen yang puas hanya menjadi orang benar, tapi tidak membangun hubungan dengan Tuhan.
Sementara Abraham, kunci keberhasilannya adalah dia senantiasa membangun mezbah untuk Tuhan setiap kali berpindah tempat. Dalam Kejadian 13:2 dikatakan:
- Adapun Abram sangat kaya, banyak ternaknya, perak dan emasnya.
Namun Lot tidak pernah tercatat mendirikan satu mezbah pun untuk Tuhan. Inilah perbedaan yang menentukan. Apa itu mezbah?
Pertama kali kata mezbah muncul dalam Kejadian 8:20, saat Nuh keluar dari bahtera:
- Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan burung yang tidak haram diambilnya beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.
Tuhan mencium persembahan yang harum dan berfirman dalam hati-Nya bahwa Ia tidak akan mengutuk bumi lagi.
Dalam Perjanjian Lama, mezbah adalah pusat penyembahan, korban, dan penghormatan kepada Tuhan. Namun hari ini, mezbah bukan hanya berbentuk fisik, bukan hanya tempat ibadah atau COOL, tapi segala tempat dan waktu di mana kita menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan—entah saat mengemudi, berjalan, menangis dalam kekhawatiran, atau di tengah tekanan hidup.
Mezbah pribadi bisa kita dirikan di mana saja. Dan inilah yang Tuhan rindukan: hubungan yang tidak terbatas tempat atau momen liturgis, tapi hubungan yang intim dan terus-menerus.
Kita sebagai orang tua pun rindu anak kita punya hubungan dengan Tuhan. Demikian juga Bapa di surga. Jangan seperti Lot yang tidak membangun mezbah, tidak punya keintiman, dan akhirnya nyaris kehilangan segalanya. Mari kita meneladani Abraham yang terus mendirikan mezbah, hidup dalam kemuliaan, dan akhirnya menjadi bapa segala bangsa.
Mari, Bapak, Ibu, Saudara, melalui renungan malam ini kita diingatkan untuk selalu membangun hubungan yang intim dengan Tuhan—karena inilah respons yang benar dari orang percaya yang mau mengenal Allah. Kita tidak mau kehidupan kita seperti Lot—benar tapi kering, nyaris binasa—tapi seperti Abraham, yang sampai tuanya pun tetap diberkati Tuhan.
Amin. Tuhan Yesus memberkati kita.