Bersungut-sungut

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Keluhan kecil yang terus-menerus bisa menjauhkan kita dari hadirat Tuhan. Di tengah tekanan hidup, kita diajak untuk mengubah sungut-sungut menjadi ucapan syukur. Saat kita memilih bersyukur, kita membuka ruang bagi damai dan kemenangan Tuhan dalam hidup kita.

Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan.

Bilangan 11:1

Siapa yang tidak pernah kecewa, mengeluh, atau bersungut-sungut? Hampir semua orang pasti pernah. Tapi Firman Tuhan mengingatkan bahwa keluhan yang terus diulang, meski tampak kecil, bisa membawa dampak rohani yang besar—bahkan bisa menjauhkan kita dari pertolongan Tuhan.

Bangsa Israel mengeluh karena keadaan, makanan, dan rasa tidak nyaman, bahkan ingin kembali ke Mesir. Hal ini menggambarkan bahwa mereka kehilangan perspektif iman terhadap janji Tuhan. Mereka lebih fokus pada kesulitan daripada pada kesetiaan Tuhan.

Siapa sih yang tidak pernah mengeluh, kecewa, atau bersungut-sungut? Setiap manusia pasti pernah. Dan sering kali yang menjadi objek keluhan itu adalah ekonomi, pekerjaan, dan hal-hal lain dalam hidup kita. Kita ini cenderung cepat berkeluh-kesah, bahkan untuk sesuatu yang belum tentu buruk, kita sudah menilainya tidak baik. Tapi hal-hal kecil seperti ini, yang kita anggap sepele, bisa menjadi dosa di hadapan Tuhan.

Bangsa Israel juga begitu—mereka mengeluh karena keadaan, karena makanan, bahkan mereka ingin kembali ke Mesir hanya karena mereka tidak bisa lagi merasakan makanan-makanan enak seperti dulu. Padahal mereka sedang dalam perjalanan menuju tanah perjanjian.

Bahkan dalam 1 Korintus 10:10, Firman Tuhan mengingatkan:

Janganlah bersungut-sungut seperti yang dilakukan beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.

Hal ini menunjukkan bahwa sungut-sungut bukan perkara ringan. Ini berdampak besar secara rohani.

Kalau saya bisa simpulkan, orang yang suka bersungut-sungut adalah orang yang overthinking, terlalu banyak berpikir negatif dan tidak mampu merespons dengan baik segala sesuatu yang ia terima. Padahal, Tuhan sudah menyediakan berkat-Nya. Kita ini hanya pengelola. Tapi kalau kita tidak siap mengelola, saat diberi tanggung jawab—entah pekerjaan atau pelayanan—kita malah merasa berat, merasa tidak sanggup, lalu akhirnya mengeluh terus.

Malam ini saya juga diingatkan secara pribadi, dan saya ingin mengingatkan kita semua: berhentilah mengeluh. Mari lebih banyak bersyukur, memuji Tuhan, dan menaikkan doa. Fokuslah pada hal-hal baik yang Tuhan sudah karuniakan. Lihat betapa baiknya Tuhan dalam hidup kita—setiap hari selalu ada kasih setia-Nya.

Orang yang mengeluh adalah orang yang gagal.

— Jack Ma

Semoga kita tidak termasuk orang yang gagal, tetapi menjadi orang yang berhasil—dengan cara berhenti mengeluh dan terus bersyukur kepada Tuhan.

Terima kasih dan Tuhan Yesus memberkati.