Perkara yang di atas
Devosi | |
---|---|
Tanggal | 26 April 2021 |
Artikel devosi lainnya | |
| |
|
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (Kolose 3:1-2)
Pesan Tuhan ini memilah dua tipe manusia, yaitu antara:
- orang yang mau memikirkan dan mengejar apa yang di bumi, dipengaruhi oleh kepentingan yang jadi arus utama di bumi, yang berkebalikan dengan
- orang yang mau memiliki pengenalan akan Tuhan Yesus.
Orang yang mengingini apa yang ada di dalam Yesus, dan mengenakan pikiran Kristus. Sementara hidup di bumi dengan segala permasalahannya, pikirannya mengenakan pikiran Tuhan Yesus yang surgawi.
Keadaan dunia di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini adalah kenyataan buruk yang di luar dugaan. Tiba-tiba terjadi begitu saja atas bangsa-bangsa. Dan setelah satu tahun berlangsung, belum ada yang bisa memastikan kapankah akan berakhir. Bagi banyak orang, keadaan sekarang ini adalah bencana. Banyak yang tidak siap untuk menghadapi kenyataan ini. Reaksi alami yang terjadi adalah menyerah kepada keadaan, dan membiarkan rasa takut, putus asa, kecewa, kecil hati patah semangat, jadi kalah oleh persoalan. Namun sebaliknya, bagi kita keadaan ini adalah dorongan untuk mencari Tuhan dan mengandalkan Tuhan. Dialah pertolongan bagi kita.
Menghadapi keadaan saat ini, kita memerlukan Tuhan Yesus dan menangkap pikiran-Nya. Karena kita mau mengerti dan menerapkan pikiran-Nya, maka kita mampu menang atas situasi yang ada oleh pertolongan dan kuasa Tuhan Yesus.
Kolose 3: 1-2 ini menuntun cara hidup kita. Yaitu carilah perkara di atas, di mana Yesus berada, dan pikirkan perkara di sorga, bukan yang di bumi.
Inilah gaya hidup yang kita harus kembangkan:
- Mencari Tuhan Yesus, mengalami kehadiran-Nya dan menerima pikiran-Nya
- Sadari identitas baru kita
- Dipenuhi firman Tuhan senantiasa
Prinsip hidup ini membuat kita akan menyadari apa yang disediakan-Nya untuk menolong kita.
Sadarilah, Dia selalu menyertai kita, namun untuk mengalami hadirat-Nya, hati kita harus sungguh-sungguh mencari Dia. Hati kita dan pikiran terus melekat ke surga. Saat Tuhan Yesus hadir bersama ku menghadapi persoalan, Dialah sumber kekuatan, hikmat dan keberanian.
Kita memang masih berdiam dalam tubuh jasmani yang alamiah, namun sejatinya kita adalah manusia rohani, manusia surgawi, karena lahir dari Roh Kudus, memiliki DNA Allah yang kita terima dari Roh Kudus. Sifat Allah ada di dalam manusia roh kita. Karena itu saya harus berlatih untuk terkoneksi dengan realita surgawi, menghidupi gaya hidup dan budaya surga. Saya dirancang untuk terus menerus di hadapan hadirat Allah sementara masih bumi.
Hatiku, imajinasiku, berisi firman Tuhan yang hidup. Bangun kesadaran akan kuasa Tuhan yang mengaliri pikiranku. Sadari manusia roh ku bersama Tuhan Yesus di sorga.
Inilah kebenaran firman tentang saya dalam Kristus. Saya melihat diri saya seperti yang firman katakan. Saya memperkatakan pengakuan firman-Nya atasku sebagai kebenaran tentang diriku.
Karena itu, dari posisi rohani yang berada bersama Yesus (yang ada di sebelah kanan BAPA SURGAWI), dalam hadirat-Nya, saya memandang dan menangani masalah yang sedang saya hadapi di bumi.
Kemenangan itu sudah Tuhan sediakan. Dapatkanlah Tuhan Yesus, dan kenakanlah pikiran-Nya, hidupilah kebenaran-Nya, maka Dialah yang membuat kemenangan bagi kita.
Amin. (MG).