The art of enjoying life
Devosi | |
---|---|
Tanggal | 10 Oktober 2011 |
Artikel devosi lainnya | |
| |
|
Setiap manusia pasti ingin menikmati hidup yang bahagia bebas dari segala masalah namun kenyataannya itu tidak akan mungkin, selama manusia hidup pasti akan menghadapi berbagai masalah seperti tidak adanya kepastian hukum, teror bom, perselingkuhan, bencana alam dan lain-lain yang semuanya itu bisa membuat banyak manusia menjadi stress, sakit bahkan mengambil jalan pintas yang sangat berbahaya seperti bunuh diri.
Banyak para ahli jiwa memberikan resep seni menikmati hidup atau The Art of Enjoying Life seperti kurangi stress, pergi berlibur, curhat (mencurahkan isi hati) dan lain-lain. Untuk beberapa kasus resep-resep tersebut masih ampuh, namun dengan goncangan-goncangan di dunia ini yang semakin kuat seperti situasi perekonomian dunia yang saat ini sudah sangat kritis di mana pasar menilai krisis di zona euro bisa membawa efek domino ke negara-negara lain.
“Sekarang adalah hari-hari yang sangat kritis dan dalam beberapa pekan ke depan keadaan seperti tahun 2008 terulang kembali di mana hari-hari mengejutkan bermunculan,“ kata Edward Meir, analis soal bursa berjangka dari MF Global (Kompas 27/11/2011). Kekacauan perekonomian tidak lagi disebabkan kebangkrutan usaha swasta, tetapi juga pemerintah. Hari Minggu 25 September 2011, kita juga dikejutkan dengan kejadian bom bunuh diri di GBIS Solo dan banyak goncangan-goncangan lainnya yang membuat banyak orang yang sudah tidak bisa menikmati hidupnya lagi.
Tapi puji Tuhan, di tengah-tengah goncangan yang terjadi, Tuhan sebagai ahli di atas dari segala ahli jiwa di muka bumi ini memberikan resep The Art of Enjoying Life yaitu “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!“ (Filipi 4:4). Di dalam mengiring Tuhan, Rasul Paulus sering kali mengalami aniaya, tekanan hidup dan lain-lain namun apa yang membuat dia tetap bisa menikmati hidupnya bahkan bisa mencapai garis akhir dan memelihara iman? Yaitu bersukacita di dalam Tuhan.
Bagaimana kita mengalami sukacita? yaitu ketika kita taat melakukan Firman Tuhan, apapun resikonya maka kita akan mengalami sukacita karena Alkitab menyatakan “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah“ (Yohanes 1:1). jadi ketika kita melakukan Firman Tuhan maka kita menyatu dengan Allah yang adalah Kebenaran dan Kebenaran itu memerdekakan kita dari segala hal yang buruk yang mengikat kita seperti ketakutan, intimidasi dan lain-lain.
Yesus berkata di Yohanes 15:16, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya “
Ketika kita bersama dengan Tuhan kita pasti mengalami sukacita, karena Mazmur 16:11 menyatakan “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.”
Ketika kita dipenuhi sukacita maka perlindungan Tuhan sempurna di hidup kita
Nehemia 8:11, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!"
Dengan adanya perlindungan dari Tuhan maka kita akan tetap bisa kuat dan konsisten melakukan perintah-perintah Tuhan dan itu pasti diberkati oleh Tuhan.
Ulangan 28:1-2, "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah--Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau (promosi) di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat (multiplikasi) ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:
Dunia boleh bergoncang, badai boleh datang silih berganti tapi Tuhan memberikan sebuah resep The Art Enjoying Life atau seni menikmati hidup yaitu “Bersukacitalah!!”. Kiranya Tuhan memberkati kita dengan sukacita-Nya yang berlimpah-limpah. Amin!
Sumber
- (FM) Divisi Profetik (10 Oktober 2011 ). "The art of enjoying life". Devotional (Healing Articles). GBI Jalan Gatot Subroto (Healing Movement Ministry). Diakses pada 10 Oktober 2011.