Tempat kediaman Roh Kudus
Renungan khusus | |
---|---|
Tanggal | 30 Januari 2011 |
Renungan khusus lainnya | |
| |
|
"Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" (1 Korintus 3:16).
Salah satu berkat terbesar yang kita terima lewat iman percaya kepada Kristus dan memberi diri dibaptis oleh Roh Kudus adalah Ia menjadikan diri kita menjadi tempat kediaman Roh Allah. Dia yang terlalu besar untuk berdiam di alam semesta bersedia tinggal di dalam kita; dan hadirat-Nya senantiasa dapat kita rasakan. Konsep seperti ini melampaui pemikiran manusia, oleh sebab itu kita harus hati-hati menjaga "tempat" Tuhan berdiam, baik dalam hidup kita sebagai pribadi atau kelompok dalam gereja Tuhan.
"Roh Allah diam di dalam kamu." Kata diam = OIKEO (Bahasa Yunani) artinya "tinggal dengan / tinggal bersama-sama", sebagaimana Allah diam di dalam Tabernakel dalam Perjanjian Lama, demikian pula sekarang Allah diam di dalam orang-orang percaya dengan Roh-Nya.
Beberapa ayat lain yang juga menjelaskan bahwa Roh Allah diam di dalam diri kita, terdapat dalam:
- Roma 8:9, "... Roh Allah diam di dalam kamu ..." dan
- Roma 8:11, "... oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu."
Paulus menegaskan bahwa dalam diri orang-orang percaya menjadi tempat kediaman Roh Kudus.
Untuk apa Roh Allah berdiam dalam diri kita ?
Gembala Sidang kita Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo berulang kali menekankan bahwa kita harus bersaksi dengan penuh kuasa (Kisah 1:8, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku … dan sampai ke ujung bumi"), dan supaya mengalir suatu kuasa dan tanda-tanda yang heran (Markus 16:17-18) dalam kesaksian kita. Harus dimengerti bahwa orang-orang percaya menjadi pusat di mana Allah bekerja untuk seluruh bumi, dengan kata lain Allah memakai setiap orang percaya untuk menyatakan keajaiban, kekuasaan dan mujizat-Nya.
Salah satu tanda Gereja yang hidup menjadi lebih hidup ialah dengan mendemonstrasikan dan menyatakan manifestasi kuasa Roh Kudus yang ada dalam dirinya sehingga terjadi mujizat-mujizat yang membuat banyak petobat-petobat baru masuk ke dalam bagian Kerajaan Allah.
Seperti yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus sendiri dalam Kitab Yohanes 14:12, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu ..."
Meskipun kata-kata Tuhan sangat mencengangkan, memang benar sekali bahwa seorang umat percaya di zaman sekarang ini bisa mencapai pekerjaan pelayanan yang lebih besar.
Tinggalnya Roh Kudus dalam diri orang percaya membawa pergerakan dalam kehidupan dan pelayanan yang supranatural, seperti yang terjadi dalam pelayanan Rasul Paulus di Efesus bahwa mujizat-mujizat yang luar biasa dikarenakan oleh orang-orang yang membawa saputangan atau bekas kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit dan keluarlah roh-roh jahat (Kisah 19:11-12).
Dalam hal ini Paulus menyatakan bahwa kekuatan dan kuasa yang berlimpah-limpah itu bukan dari dirinya, karena dirinya hanya seperti bejana tanah liat tetapi itu berasal dari Allah (2 Korintus 4:7). Dalam konteks ayat ini Paulus memberikan gambaran dirinya bejana tanah liat dan di dalam bejana tanah liat itu ada harta rohani yang berkilauan yaitu Kemuliaan Allah.
Tujuan Allah mendiami diri kita dengan Roh-Nya supaya kita menjadi alat-Nya untuk menyatakan kuasa-Nya, tanda-tanda heran, keajaiban-Nya dan mujizat-mujizat-Nya; supaya makin banyak jiwa-jiwa yang bertobat dan dimenangkan bagi Tuhan.
Manifestasi kuasa dan mujizat
Bagaimana supaya kuasa dan mujizat itu termanifestasi ke dalam kehidupan yang mengalir melalui pelayanan dan kesaksian kita? Yang pasti pesan Tuhan melalui Gembala Sidang adalah:
#1 Lakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus
Yesaya 48:18-19, "Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka ...
Apa yang menjadi perintah-perintah Firman Tuhan yang harus kita lakukan hari-hari ini harus menjadi prioritas yang utama untuk segera dan urgent dilakukan, jangan menunda-nunda atau bahkan mengabaikannya. Sebelum kita dapat melakukan maka ada bagian yang penting yang harus diperhatikan yaitu "mendengar suara-Nya."
Roh Kudus berbicara secara pribadi maupun korporat dalam kehidupan dan pelayanan untuk dilakukan bagi diri-Nya. Biarlah setiap kita memiliki telinga seorang murid yang makin peka dan tajam untuk mendengar suara dan perintah-Nya dan dengan segenap hati melakukannya dengan motivasi yang tulus dan benar.
Dalam buku "God in You" tulisan Dr David Jeremiah dikisahkan tentang suatu kesaksian oleh Carl Lawrence; yaitu tentang dua wanita Cina muda berusia dua puluhan yang menjadi umat percaya di sebuah gereja bawah tanah, hanya kurang lebih satu minggu kemudian dua wanita ini melaporkan bahwa Allah memanggil mereka untuk pergi melayani di pulau Hainan lepas pantai selatan yang ribuan mil jauhnya. Umat percaya yang lainnya menasehatkan mereka supaya mengikuti pelatihan terlebih dahulu sebelum berangkat, tetapi mereka dipaksa Roh Kudus untuk segera berangkat dan percaya kepada Allah bahwa Ia akan menuntun mereka. Para penatua gereja rumah itu akhirnya setuju memberkati kepergian mereka. Dua tahun kemudian kedua wanita muda ini pulang dan melapor kepada gereja, dengan enggan dan meminta maaf untuk pekerjaan mereka yang kurang berbuah. Rupanya mereka berdua "hanya" memenangkan 3000 (tiga ribu) orang untuk Kristus dan memulai 30 gereja rumah.
Para pemimpin yang tercengang menanyakan metoda apa yang mereka pakai dan mereka hanya bisa menjawab; "Setiap pagi kami hanya membaca firman Allah dan berdoa, meminta Roh Kudus mengajarkan kami apa yang harus dilakukan. Apapun yang dikatakan Firman Allah kepada kami, itulah yang kami lakukan. Kami hanya patuh."
Jika kita mendengar suara-Nya dan melakukan perintah-Nya, maka di tahun Multiplikasi dan Promosi ini, Allah juga sanggup melakukannya melalui kita.
#2 Bergairah dan semakin intim dengan Tuhan Yesus
Dalam catatan harian Daud ditulis bahwa 7 kali sehari, dirinya menghampiri Hadirat Allah, bahkan digambarkan gelora yang ada dalam hatinya melalui Mazmur 63:2, "Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair."
Daniel dalam kehidupannya memiliki kegairahan yang sama dengan Allah yang ditunjukkan dengan konsistensinya 3 kali sehari menghampiri Allah dalam doa, pujian dan penyembahan. Baik ketika sedang dalam pergumulan maupun sedang tidak ada pergumulan; Daniel tetap tekun mencari Allah dalam hidupnya. Seperti kedua gadis tadi, mereka berikan waktunya untuk intim dengan firman, menanyakan apa yang harus mereka lakukan, mendengarkan jawaban dari Roh Kudus dengan peka dan berkomitmen untuk melaksanakan apa yang Tuhan pesankan. Kehidupan yang seperti ini yang hari-hari ini harus menggelora dalam jiwa kita, suatu kehausan dan kelaparan akan Allah yang lebih hebat lagi atau keintiman yang bermultiplikasi dari waktu-waktu yang sebelumnya harus kita bangkitkan dalam diri kita, semakin hari, semakin intim dan mendalam dengan Tuhan Yesus, hal ini menyebabkan aliran urapan dan kuasa-Nya ke dalam jiwa kita.
Ini menyebabkan Roh-Nya semakin memenuhi seluruh kehidupan rohani kita dengan penuh kemuliaan-Nya dan mengalirkan pelayanan yang penuh dengan mujizat.
#3 Kebergantungan kepada Tuhan Yesus setiap hari
Setiap masalah yang Yesus ijinkan terjadi dalam kehidupan kita memiliki pelajaran dan makna bagi jiwa dan hidup kita. Ada faktor-faktor positif jika kita diijinkan menghadapi banyak persoalan; yaitu agar kita semakin bersandar, berharap, bergantung dan mengandalkan Tuhan. Yeremia 17:7. Jika Tuhan yang kita andalkan dalam segala sesuatu maka berkat yang akan kita terima. Seorang yang bergantung kepada Tuhan seperti seseorang yang membuat kedua tangannya memegang Tangan Tuhan dengan erat-erat dan tak ingin melepaskannya.
Kedua gadis yang memenangkan 3.000 jiwa dalam waktu dua tahun tadi, menyadari akan keterbatasan dengan kemampuan, skill, pengetahuan bahkan pengetahuan teologinya. Yang bisa mereka lakukan hanya mengandalkan Tuhan untuk menuntun, memimpin langkah pelayanannya sehingga dalam waktu 2 tahun berhasil membuka 30 gereja.
Ketika Tuhan melihat bahwa kita memposisikan diri bergantung kepada Dia, dalam pikiran dan tindakan, maka hikmat dan urapan akan mengalir untuk menuntun dan memimpin kita meraih multiplikasi dan promosi.
Roh-Nya yang ada di dalam diri kita akan semakin bebas dan leluasa bergerak ke arah dimensi pelayanan yang hebat dan dahsyat bagi Dia. Roh Kudus akan terus berkarya dan menyatakan kuasa-Nya melalui kita.
#4 Mengembalikan semua kemuliaan bagi Tuhan Yesus
Ini berkaitan dengan ketulusan dan kejujuran dari hasil pelayanan yang kita lakukan, apakah kembali kepada kemuliaan diri sendiri atau kepada Tuhan Yesus, jika kita membaca Roma 11:36 seperti yang sering ditekankan oleh Gembala kita, segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, kepada Dia dan untuk Dia selama-lamanya. Motivasi ini yang memberikan kepercayaan, kuasa. Urapan, kapasitas dan jangkauan pelayanan yang lebih luas dari Tuhan Yesus Kristus.
Ketulusan yang diekspresikan oleh Paulus melalui II Korintus 4:7 tentang dirinya hanyalah bejana dan harta yang indah yang ada di dalamnya yang membuat kuasa Allah melimpah dalam pelayanannya, menunjukkan akan perhormatan, penghargaan, dan responnya bahwa itu semua hanya karena Roh Kudus yang ada dalam dirinya; sehingga hanya Yesus saja yang layak mendapatkan segala pujian, hormat dan kemuliaan.
Sikap hanya bagi kemuliaan nama Yesus saja, akan membuat Tuhan semakin mempercayakan perkara-perkara yang besar termasuk berkat yang dahsyat dan promosi di tahun ini.
Roh Kudus ada dalam kehidupan orang-orang yang bersungguh hati percaya kepada Yesus Kristus, hendaklah itu tidak didiamkan, sia-siakan bahkan terkungkung oleh kedangkalan rohani kita, tetapi ijinkan dan kobarkan melalui kehidupan dan pelayanan kita bagi kemuliaan nama Yesus Kristus.
Sumber
- [AEN] (30 Januari 2011 ). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 29 Januari 2011.