Keluarga yang mengalami Multiplikasi dan Promosi dari Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet.

Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.

Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi. Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.

Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas. Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa. Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu. Dan dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; jantan dan betina harus kaubawa. Dari segala jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya. Dan engkau, bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka."

Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.

(Kejadian 6:9-22)

Rencana Allah yang besar, di awali melalui sebuah keluarga yakni keluarga Adam dan Hawa. Keluarga begitu penting di hadapan Allah. Yesus pun datang ke dalam dunia ini melalui sebuah keluarga kudus Yusuf dan Maria.

"Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati--Nya. Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN." (Kejadian 6:5-8)

Di tengah murka Allah selalu ada yang mendapat kasih karunia-Nya. Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Pertanyaan yang menarik untuk direnungkan, mengapa begitu banyak orang binasa pada masa air bah, mengapa Nuh dan keluarganya mendapat kasih karunia Tuhan? Apakah Tuhan pilih kasih terhadap umat-Nya? Apa yang dilakukan oleh Nuh dalam kehidupannya, sehingga ia mendapat kasih karunia Tuhan? Inilah yang dapat menjadi pelajaran indah sepanjang masa.

Tiga kunci Nuh dan keluarganya mengalami multiplikasi dan promosi:

Kunci pertama: Benar di hadapan Tuhan

Pertama, Nuh adalah seorang yang benar. Benar bukan menurut ukuran dan standar manusia tetapi benar menurut Tuhan. Tuhan senang dengan orang yang benar. Tuhan selalu mencari orang yang benar untuk dipakai dan dipromosikan oleh Tuhan. Daud adalah orang benar, sehingga Allah menyatakan: "Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku." (Kisah 13:22b). Daud dipromosikan oleh Tuhan dari seorang gembala menjadi seorang Raja.

  1. Para pria hendaknya menjadi suami yang benar di hadapan Tuhan. Mengerti dan melakukan tanggung jawabnya sebagai suami. Suami adalah penanggung jawab terakhir dalam sebuah keluarga. Benar sebagai seorang ayah. Memahami dan melaksanakan kewajibannya sebagai ayah. Memberikan contoh dan teladan bagi setiap anggota keluarganya. Menjadi figur yang siap jadi panutan. Melakukan benar dalam setiap pekerjaan, usaha dan pelayanan.
  2. Para wanita hendaknya menjadi isteri yang benar. Mengerti dan melakukan tanggung jawabnya sebagai isteri. Isteri adalah penolong, pendamping dan penghibur bagi suami dan anak. Menjadi Ibu yang benar dengan melakukan kasih dan disiplin yang seimbang bagi setiap anak.
  3. Anak-anak hendaknya menjadi anak yang benar, taat dan menghormati orang tua. Selalu bertanya kepada orangtua.

Pertanyaan yang juga menarik ialah mengapa isteri Nuh, anak-anak dan menantunya sangat taat kepada Nuh dalam pembangunan bahtera Nuh? Dapat dipastikan Nuh adalah seorang figur suami dan ayah yang memiliki otoritas yang tinggi dari Tuhan karena hidupnya benar. Nuh dan keluarganya membangun bahtera dalam kurun waktu yang begitu lama. Dalam proses pembangunan ini pastilah mereka sering sharing. Mereka memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Tidak ada yang dapat mengikat orang lebih baik daripada percakapan dari hati ke hati. Namun sangat disayangkan, dalam keluarga masa kini – hal yang seperti ini persentasenya sangat kecil sekali.

Kunci kedua: Kehidupan yang tidak bercela

Kuasa Allah sering dibatasi oleh logika dan pikiran manusia. Jikalau Nuh hidup tidak bercela, maka kita pun yang hidup dalam generasi ini dapat hidup seperti Nuh.

"Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:15-16)

Allah tidak pernah memerintahkan yang tidak dapat dilakukan oleh umat Tuhan. Sama halnya seperti seorang ayah tidak mungkin memerintahkan anaknya yang berusia 5 tahun untuk memikul beban seberat 100 kg, karena ayahnya tahu batas kemampuan anaknya. Masalahnya, apakah Anda siap? Jikalau siap maka anugerah Tuhanlah yang memberi kekuatan, bukan kuat dan gagah manusia. Jadilah seorang suami, isteri, anak, pengusaha dan pelayan Tuhan yang tidak bercela.

Tantangan yang dihadapi oleh keluarga Nuh tidak kalah dengan tantangan yang ada pada saat ini. Dua dosa yang sangat menonjol pada masa Nuh yakni dosa pesta pora, makan minum dan kawin mengawinkan (kawin, cerai, lalu kawin lagi, cerai lagi, kawin lagi dan seterusnya).

Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit jantung koroner. Hal ini erat kaitannya dengan gaya hidup yang berhubungan dengan tingginya konsumsi karbohidrat, lemak dan gula.

Masalah perceraian semakin tinggi. Di DKI Jakarta saja pada tahun 2006 ada lebih 500 pasang orang Kristen yang bercerai secara resmi dan terdaftar di Catatan Sipil, belum lagi yang tidak terdaftar. Angka yang sebenarnya mungkin lebih banyak dari yang terdaftar.

Mintalah anugerah Tuhan, untuk dapat hidup benar dan tidak bercela di tengah arus yang begitu kencang.

Kunci Ketiga: Nuh hidup bergaul dengan Allah

Nuh hidup intim dan berjalan bersama dengan Allah. Karena itu di tengah-tengah kehidupan kejahatan manusia yang besar dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan, Nuh dapat mendengar suara Allah. Nuh mendapat tuntunan dan perintah Allah untuk membangun satu "Mega Proyek" yakni sebuah bahtera. Walaupun Nuh tidak memiliki latar belakang maritim, tetapi Allah tidak pernah salah. Jikalau Ia memerintahkan, maka Ia juga yang akan memberi hikmat dan pengetahuan untuk melakukan perintah tersebut. Nuh juga ketika menerima mandat Allah tersebut, ia tidak memberikan respons yang salah. Bisa dimengerti kemungkinan ada banyak pertanyaan dalam hati Nuh bagaimana proses pembangunan "Mega Proyek" tersebut. Namun hal yang sangat indah walaupun Nuh belum mengerti, ia taat dan melakukan perintah Allah.

"Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya." (Kejadian 6:22)

Keintiman dengan Allah merupakan langkah yang terpenting untuk dapat mengalami multiplikasi dan promosi Tuhan.

Hudson Taylor, karena intim dengan Tuhan sejak usia 5 tahun telah memiliki kerinduan untuk menjadi pemberita kabar baik. Sejarah misi di China, tidak dapat dilepaskan dari pelayanan Hudson Taylor. Ia mengalami multiplikasi dan promosi dari Tuhan, menjadi alat yang dahsyat dalam tangan Tuhan, karena ia intim dan berjalan bersama Tuhan.

Dalam keluarga, seiring dengan bertambahnya usia pernikahan, maka bertambah pula kesibukan oleh setiap anggota keluarga. Pada satu sisi hal itu tentunya merupakan berkat Tuhan yang harus disyukuri. Namun di sisi lain, berkat Tuhan dapat justru membawa menjauh dari Tuhan. Di tengah kesibukan yang ada waktu duduk di kaki Tuhan seperti Maria yang tekun mendengarkan perkataan Yesus, harus selalu ada.

Mezbah keluarga merupakan hal yang vital dalam pertumbuhan iman dan kesatuan roh dalam keluarga. Sejak kecil orang tua penulis telah mendidik dan membesarkan kami anak-anaknya untuk setiap malam melakukan mezbah keluarga. Mezbah keluarga merupakan satu sarana yang sangat penting dapat dipakai oleh orang tua untuk mengajar dan mendidik tiap anggota keluarga dengan nilai-nilai yang benar berasal dari Firman Tuhan.

"Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!" (Mazmur 133:1)

Saat ini dan hari ini ambillah komitmen dengan Allah untuk menjadi seperti Nuh, hidup benar, tidak bercela dan bergaul dengan Allah, maka Anda akan mengalami multiplikasi dan promosi dari Tuhan.

Sumber

  • [JS] (27 Februari 2011). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 22 Februari 2011.