Yabes mengalami Tahun Multiplikasi dan Promosi
Renungan khusus | |
---|---|
Tanggal | 22 Desember 2010 |
Renungan khusus lainnya | |
| |
|
Mungkin banyak di antara kita di tahun 2010 yang sudah dihajar dan didisiplinkan oleh Tuhan seperti hajaran orang tua kepada anaknya, hajaran ini kita alami melalui kelemahan fisik atau melalui masalah yang dihadapinya atau memang pendisiplinan melalui bapa rohani kita seperti kisah tentang Saul-Daud yang pernah disampaikan oleh Gembala Sidang kita, semua ini biarlah kita terima dengan ucapan syukur, rendah hati, minta pengampunan tetapi juga harus evaluasi diri, kalau sudah dihajar maka adalah bagi orang tuanya yang selanjutnya merangkul, merawat anaknya, demikian pula Tuhan pasti memulihkan kita kembali, tidak akan berlama-lama Tuhan membiarkan kita dalam "keadaan pendisiplinan", kita pasti dipulihkan dan diberkati asalkan kita tidak memberontak. Sebab Tuhan sedang menggenapi Maleakhi 4:6 dan Lukas 1:16-17 yakni mempersiapkan umat yang layak bagi Tuhan, supaya Tuhan tidak menghajar bumi ini.
Setelah masa ini berlalu, maka kita akan dipulihkan dan diberkati kembali dalam kelimpahan-Nya dan berlanjut dipromosikan dan akan alami multiplikasi seperti yang telah disampaikan Gembala Sidang kita, jadi di tahun 2011 ini kita akan alami Tahun Multiplikasi dan Tahun Promosi.
Mengawali tahun ini Tuhan mengingatkan kembali tentang doa dan sikap kegairahan pengharapan seperti Yabes kepada Tuhan.
"Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: "Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan." tetapi "Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu." (1 Tawarikh 4:9-10)
Dalam kitab 1 Tawarikh pasal 1-8 ini tercatat sekitar 600 nama-nama dari keturunan Adam sampai Israel namun Tuhan berhenti di satu nama yakni nama Yabes.
Yabes tidak dicatat sebagai orang yang bertalenta khusus, ia adalah orang biasa yang punya kesaksian yang luar biasa. Kita juga demikian, kita ini semua orang percaya yang biasa-biasa saja tetapi punya kesaksian kehidupan yang luar biasa bersama Tuhan Yesus dan lebih dimuliakan daripada saudara-saudaranya. Mengapa?
Ada sesuatu yang berbeda tentang orang ini, ia mengalami terobosan dalam hidupnya, ada kegairahan sikap optimis dalam batinnya, yang akhirnya membawa kuasa dan kemuliaan Tuhan dalam karier kehidupannya.
Mengapa kehidupan Yabes bisa diubah oleh Tuhan?
- Sebab Yabes adalah orang yang rajin berdoa
- Yabes tidak takut dengan keadaan kecacatannya
- Kisah Adam
- Kisah Ayub
- Kisah murid-murid Yesus
- Kisah tentang perumpamaan talenta (Matius 25:14-30)
Dia berdoa dengan keyakinan bahwa Tuhan sanggup merubah skenario dari hidup sengsara berubah menjadi hidup dalam kelimpahan.
Dia berdoa: "Tuhan, pakailah aku! Ada sesuatu yang cacat, ada kelemahan, ada kesalahan dalam hidupku di masa yang lalu, tapi aku tidak mau terpengaruh akan hal itu, perbesar Tuhan kapasitasku, perbesar Tuhan wilayah teritorialku, aku tidak mau jadi orang biasa-biasa saja, aku mau berkembang dengan Tuhan."
Dan ini kunci rahasia Yabes untuk melepaskan kelemahan, cacat dan kekurangannya lalu menggapai sesuatu yang besar di masa depan.
Kalau kita dapatkan pengurapan Roh Kudus maka kita akan dipakai dengan otoritas-Nya. Semakin kita haus dan dahaga maka kita akan temukan kepuasan dalam Kristus. Ingat Yesus pernah berfirman: "... Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (Yohanes 4:13-14)
Doa yang disertai dengan keyakinan bahwa hanya melalui Tuhan-lah diri kita akan dipulihkan, dan mengalami berkat yang berkelimpahan.
Pada awalnya Yabes memiliki kecacatan, mungkin dalam mental dan fisik, ia dilahirkan dalam "kesakitan", namun ia tidak rendah diri (minder).
Kalau kehidupan kita diliputi dengan rasa malu, pasti kita akan menutup diri, seperti Adam pada waktu ia jatuh dalam dosa, ia malu, minder dan bersembunyi dari hadapan Tuhan.
Adam berkata: "Aku takut dan malu bertemu dengan Tuhan. Aku merasa malu, takut melakukan sesuatu bagi Tuhan, tidak berani lagi." Sifat tertutup akan mendominasi kita.
Kata ‘kematian’ dalam surat Ibrani 2:14-15 artinya meninggalkan jiwa dari tubuh kita. Ini namanya kematian jasmani.
Kematian bisa dirangkumkan dalam satu kata yakni gagal atau kegagalan. Bangkrut adalah gagal dalam keuangan, perceraian adalah kegagalan dari pernikahan. Kita paling takut kalau berurusan dengan kegagalan.
Dalam ayat 14 dikatakan; iblis yang memegang kita untuk selalu punya rasa ‘takut gagal’.
Iblis selalu mencuri potensi yang ada di dalam kita. Talenta kita harus keluar, tetapi dengan kekuatan ketakutan iblis akan menghalangi kita untuk mengeluarkan sesuatu yang berpotensi dalam hidup kita. Kuasa Tuhan akan mengalir kalau kita tidak punya rasa takut, kita akan memperoleh hikmat untuk selesaikan setiap tugas pekerjaan. Kita dapatkan semua kalau kita tidak ada rasa takut. Iblis akan selalu hadirkan rasa takut dalam hidup kita.
Kisah Ayub juga demikian, hanya dalam sehari Ayub kehilangan kekayaan, anak-anaknya, kehilangan segala-galanya. Ini badai besar yang diizinkan Tuhan.
"Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketentraman, aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul." (Ayub 3:25-26)
Inti cerita tentang Ayub bukan soal penderitaan, sebab penderitaannya hanya selama 1 tahun saja, namun Tuhan berkehendak ia harus melangkah di dalam iman. Bukankah sampai hari ini orang Kristen masih banyak yang takut akan nasib dalam hidupnya di masa yang akan datang?
Kita bisa ‘menarik’ pengaruh yang jelek dari rasa ketakutan (seperti magnet) demikian pula dengan "iman positif"; itu juga seperti magnet yang bisa menarik sesuatu yang besar dan spektakuler.
Kisah tentang murid-murid Tuhan Yesus ketika di tengah malam sedang berada di sebuah danau dan mereka harus menghadapi angin sakal (Markus 6:45-52). Tuhan izinkan badai datang agar supaya mereka belajar menghadapi dan menyelesaikan masalah.
Yesus datang bukan untuk menolong mereka tapi menguji. Dia berjalan di atas air mau melewati mereka. Ketika mereka tidak berhasil menghadapi badai itu, barulah Yesus menolong mereka.
Yesus selalu berkata, mengapa kamu takut? Masalahnya bukan angin sakal-nya tapi rasa takutnya itu, sebab takut itu adalah alat canggih di tangan si iblis untuk mematikan iman, mematikan langkah kita, ibaratnya: pikiran kita ingin maju tapi kaki kita rasanya melekat di tanah dan tidak dapat bergerak maju, padahal dalam Kitab Wahyu dicatat tujuh kali supaya kita menjadi seorang pemenang.
Karena takut, hamba itu menguburkan talentanya. Mungkin pemikiran hamba itu bagaimana nanti kalau rugi, bagaimana nanti kalau gagal, bagaimana kalau begini begitu (kuatir terus), masih ditambah lagi perasaan bahwa tuannya kejam.
Waktu kita takut kita akan selalu menyalahkan orang sekitar kita. Kita selalu mencari alasan untuk menyalahkan orang lain, karena kita dalam ketakutan. Tuhan tidak pernah izinkan kita masuk dalam masalah kalau Tuhan tidak membuka jalan/solusi bagi kita.
Barangsiapa takut maka ia belum sempurna di dalam kasih padahal Allah itu Kasih (1 Yohanes 4:16-18). Kalau kita punya kasih yang dalam kepada Tuhan pasti kita tidak punya rasa takut. Pertanyaannya adalah seberapa besar kasih kita kepada Tuhan? Apakah kita bisa memiliki kasih dalam kepercayaan seperti Yesus waktu akan menerima cawan penderitaan? Karena kasih-Nya kepada Bapa untuk melaksanakan visi Bapa, Yesus korbankan diri-Nya dan mati di atas kayu salib.
Waktu kita yakin akan kasih kita kepada-Nya maka kasih-Nya akan sempurna dalam hidup kita. Iman bisa bekerja dengan sempurna hanya apabila kita punya keyakinan memiliki kasih kepada Bapa di Surga. Tuhan ada dalam hidup kita, kita bisa mempercayai Dia sepenuhnya.
Melangkahlah seperti Yabes dalam tahun Multiplikasi dan Promosi, berdoa dalam kegairahan dengan memelihara iman keyakinan akan janji-Nya dan tidak takut, bersama Tuhan kita akan lakukan perkara yang besar, bahkan lebih besar dari pada yang Yesus pernah lakukan di bumi ini.
Selamat berjuang dan Tuhan memberkati!
Sumber
- [TH] (22 Desember 2010). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 03 Januari 2011.