Otoritas Kerajaan
Devosi | |
---|---|
Tanggal | 14 Juni 2010 |
Artikel devosi lainnya | |
| |
|
Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:6-8)
Bangsa Israel percaya dan sedang menanti-nantikan tibanya suatu era yang disebut Kerajaan Mesias (Messianic Kingdom). Bersamaan dengan itu seluruh umat Kristiani juga sedang menantikan tibanya dengan segera sebuah era yang disebut dengan Kerajaan Seribu Tahun (Millennial Kingdom) di mana Mesias, Anak Daud, Singa dari suku Yehuda, Tuhan Yesus Kristus akan datang kembali untuk kali yang kedua ke dunia ini untuk memerintah sebagai Raja di atas segala raja selama-lamanya. Sebagai persiapan kegenapan waktu, pada Hari Raya Pentakosta kedua (Kisah Rasul 2), Roh Kudus dicurahkan kepada orang-orang kudus-Nya agar mereka diperlengkapi dengan kuasa dan otoritas Kerajaan untuk menjadi saksi-Nya menyatakan Kerajaan-Nya di bumi.
Sesungguhnya di dalam Kristus, anak-anak-Nya laki-laki dan perempuan dari segala suku, bangsa dan bahasa adalah para Pewaris Kerajaan-Nya yang sedang dilatih dan dipersiapkan untuk memerintah bersama-sama dengan Dia. Melalui proses kelahiran baru kita telah dipindahkan dari Kerajaan Gelap dan dikembalikan kepada Kerajaan Terang Tuhan kita Yesus Kristus. Namun, memerlukan sebuah proses perjalanan dari saat kelahiran baru kita menuju kedewasaan untuk memerintah bersama-sama dengan Dia. Proses ini saya sebut "Perjalanan dari Paskah menuju Pentakosta". Ijinkan saya menjelaskannya.
Pentakosta artinya hari yang ke-50 terhitung dari perayaan Paskah. Mengapa 50 dan apakah arti 50? Huruf Ibrani yang memiliki nilai 50 adalah Nun. Huruf Nun memiliki arti pewaris takhta, kemuliaan Shekinah, kerajaan Mesias di bumi, kerendahan hati. Secara Alkitabiah dan di dalam pemikiran Ibrani, angka 7 merupakan angka tertinggi secara natural, mewakili sebuah siklus penuh. Angka 49=7x7 mewakili kepenuhan siklus secara natural.
- Angka 50 mewakili sebuah level yang lebih tinggi melampaui alam natural. Sebuah dimensi supranatural atau dimensi Kerajaan-Nya di bumi.
- Angka 50 juga berbicara tahun emas, tahun raja-raja.
- Angka 50 juga berbicara Yobel, pembebasan atau kemerdekaan dari perbudakan. Merdeka dari seorang "kanak-kanak" (Yunani: Teknon) yang sebelumnya berada di bawah perwalian dan sekalipun ia adalah pewaris ia tidak berbeda dengan seorang hamba (budak) beralih menjadi seorang "putera" (Yunani: Huois) yang telah mencapai akil balik atau level kedewasaan melalui sebuah proses perjalanan yang membuahkan kerendahan hati, siap diserahkan otoritas untuk pemerintahan.
- Kuasa Roh Kudus adalah otoritas Kerajaan yang dicurahkan pada hari yang ke 50 atau Pentakosta.
Hitungan ke-50 dimulai dari Perayaan Paskah orang Yahudi, lebih tepatnya Perayaan Buah Bungaran (Buah Sulung). Perayaan Paskah orang Yahudi mencakup:
- Hari Raya Paskah, dirayakan setiap tanggal 14 Nisan (Keluaran 12), menubuatkan pribadi Yesus sebagai Anak Domba Paskah yang disembelih, darah-Nya menebus dan menyelamatkan dari kematian kekal;
- Hari Raya Roti Tidak Beragi, dirayakan setiap tanggal 15 Nisan, menubuatkan tubuh Yesus yang dipecah-pecahkan, melambangkan penderitaan-Nya, kematian-Nya dan penguburan-Nya; dan
- Hari Raya Buah Bungaran dirayakan setiap tanggal 17 Nisan, di mana orang Israel membawa buah sulung dari hasil panen pertama mereka yang terbaik kepada Imam untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Ini menubuatkan pribadi Yesus, sebagai benih yang terbaik yang mati (ditanam) dan sebagai ciptaan-Nya yang sulung bangkit dari antara orang mati. Dari sinilah orang Israel menghitung berkas panen mereka (counting of the Omer) hingga pada hari yang ke 50, mereka memasuki fase panen kedua, Hari Raya Pentakosta.
Secara menyeluruh, Hari Raya Paskah orang Yahudi merupakan Hari Kelahiran Israel sebagai sebuah bangsa. Israel mengalami sebuah permulaan baru, ditebus dan dibebaskan keluar dari perbudakan Mesir menjadi sebuah bangsa Anak Sulung (Yeremia 2:3), Imamat yang Rajani, untuk menyatakan Kerajaan-Nya di bumi. Pada Hari Raya Pentakosta pertama kalinya (Keluaran 19), Tuhan turun dari Surga melawat umat-Nya dan menurunkan Torah kepada umat Israel yang diwakili oleh Musa di gunung Sinai. Pada awalnya, semua anak sulung orang Yahudi diperuntukkan untuk melayani Tuhan, karena semua yang pertama kali membuka rahim adalah milik Tuhan. Malangnya, semua anak sulung Israel telah terlibat di dalam penyembahan lembu emas, sehingga peranan para imam dialihkan kepada suku Lewi. Dan sejak hari itulah semua anak sulung Israel harus ditebus dengan membayar harga (Keluaran 34:19-20). Yesus Kristus sebagai anak tunggal dan sulung Bapa, Sang Putera Mahkota, telah mati ditabur sebagai benih sulung yang tidak bercacat cela bagi banyak orang dan telah bangkit, menebus umat manusia dari kutuk dosa agar mereka yang percaya kepada-Nya beroleh penebusan dan keselamatan dan pada tingkat tertentu menjadi anak-anak sulung diantara semua ciptaan-Nya, untuk menjadi imam-imam dan raja-raja bagi Tuhan kita. Anak-anak sulung ditetapkan sebagai Pewaris Kerajaan (Mazmur 89:28) dan memiliki berkat ganda (Ulangan 21:17) serta melayani Tuhan.
Otoritas Kerajaan
Tahukah kita bahwa semua ciptaan sedang menantikan manifestasi anak-anak Kerajaan-Nya, yaitu mereka yang telah menerima karunia sulung Roh? Para Pewaris Takhta yang berjalan di dalam dimensi dan otoritas Kerajaan-Nya di bumi? Melayani Tuhan di dalam tujuan-tujuan-Nya serta mempersiapkan jalan bagi datangnya Raja di atas segala raja yang sudah di ambang pintu?
Seluruh ciptaan-Nya, bukan saja sedang menanti-nantikan melainkan juga mengerang, mengeluh atau bersyafaat agar umat-Nya memasuki fase kedewasaan. Demikian juga setiap kita yang telah menerima karunia sulung Roh, mengerang, mengeluh atau bersyafaat bersama Roh Kudus agar dibebaskan dari segala bentuk kedagingan yang menahan manifestasi rupa dan gambaran-Nya.
Dengan Roh kita dapat mematikan perbuatan-perbuatan daging dan dapat hidup dipimpin oleh Roh-Nya untuk melakukan kehendak dan tujuan-tujuan-Nya. Dengan kuasa Roh kita dapat melakukan perkara-perkara yang besar dan dahsyat untuk menyatakan Kerajaan-Nya di tengah-tengah dunia yang semakin merosot dan binasa. Dengan kuasa Roh kita dapat menghadirkan atmosfir Kerajaan-Nya di bumi yang membawa pemulihan, kesembuhan, mujizat dan tanda-tanda heran serta panen raya. Dengan kuasa Roh kita dapat menjadi saksi-saksi-Nya yang hidup bagi kemuliaan-Nya. Dengan kuasa dan otoritas dari Roh Kudus kita memerintah bersama-sama dengan Dia!
Sumber
- BPP 0610. Divisi Profetik (20 Juni 2010). "Otoritas Kerajaan". Devotional. GBI Jalan Gatot Subroto (Healing Movement Ministry). Diakses pada 16 Juni 2010.