Membangun gaya hidup seorang penyembah

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 19 November 2022 04.04 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| summary =" menjadi "| longsummary= | summary= | shortsummary=")
Lompat ke: navigasi, cari

Menjadikan doa, pujian dan penyembahan sebagai gaya hidup adalah bagian yang tak terpisahkan dari DNA Restorasi Pondok Daud yang menjadi ciri khas dari keluarga besar GBI Jl. Jend. Gatot Subroto. Membangun gaya hidup bukanlah sesuatu yang instan, melainkan diperlukan pengulangan yang terus menerus secara kontinu dan konsisten. Demikian halnya dengan membangun gaya hidup berdoa, memuji dan menyembah TUHAN, ini bukanlah sesuatu yang secara instan terjadi.

Membangun gaya hidup penyembah

Paling tidak ada dua hal yang diperlukan untuk membangun gaya hidup seorang penyembah:

Kerinduan yang mendalam kepada TUHAN

Kerinduan yang mendalam kepada TUHAN adalah faktor pendorong utama yang menyemangati kita untuk menjadikan gaya hidup berdoa, memuji dan menyembah TUHAN. Sebab biar bagaimanapun ketiga hal yang saling terkait itu berhubungan dengan aktivitas kita dengan dan bersama TUHAN. Saat berdoa kita sedang membangun komunikasi dua arah dengan TUHAN, kita bercakap-cakap dengan Dia. Saat memuji TUHAN kita sedang mengungkapkan rasa syukur, kekaguman, kebanggaan dan penghormatan kita kepada-Nya atas segala apa yang telah Ia lakukan dan kerjakan dalam hidup kita. Saat menyembah TUHAN kita sedang menyatakan kasih kita, kita mengagungkan Dia karena Pribadi-Nya. Jadi tidak mungkin kita membangun gaya hidup sebagai penyembah tanpa memiliki kerinduan yang mendalam kepada-Nya. Inilah yang kita teladani dari seorang penyembah bernama Daud yang senantiasa memiliki kerinduan yang mendalam dengan TUHAN sebagaimana tertulis dalam Mazmur 63:1-2,

"Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair."

Keputusan yang tepat dalam memilih

Hidup menawarkan banyak pilihan kepada kita. Sebagai seorang manusia yang diberikan kehendak bebas oleh TUHAN, kita dapat memilih serta memutuskan sesuatu tanpa dipaksa oleh pihak lain. Mari kita bicara tentang musik dan lagu kesukaan yang kerap kita nikmati sehari-hari, sebab pujian dan penyembahan tidak terlepas dari musik dan lagu. Tentu kita tidak akan memilih lagu yang jelas-jelas diciptakan untuk menentang Allah, merangsang, menjerat dan menjerumuskan orang untuk melakukan suatu perbuatan yang melanggar perintah TUHAN. Bagaimana dengan lagu yang netral (sekuler)? Yang tidak diciptakan untuk penyembahan, tapi juga bukan lagu yang liriknya bertentangan dengan Firman Tuhan, bolehkah kita menikmatinya? Tentu keputusan ada di tangan anda. Hanya saja sebelum memutuskan coba renungkan beberapa pertanyaan berikut ini yang merupakan implementasi dari ayat Alkitab (1 Korintus 6:12a; 1 Korintus 6:12b; 1 Korintus 10:23):

  • Apakah dengan menikmati lagu itu anda mendapatkan manfaat lebih dari hanya sekedar merasa terhibur?
  • Apakah jika tidak menikmati lagu sekuler dalam kurun waktu tertentu anda merasakan ada yang kurang lengkap dalam hidup ini?
  • Mana yang lebih banyak terngiang dalam benak/pikiran anda, lirik lagu sekuler atau lirik lagu rohani?
  • Apakah menikmati lagu sekuler membangun kepribadian/karakter positif dalam diri Anda?
  • Apakah dengan menikmati lagu sekuler menjadikan Anda batu sandungan bagi orang percaya yang ada di sekitar Anda?

Penutup

Nampak bahwa kedua hal di atas sangat terkait dengan erat. Mereka yang memiliki kerinduan yang mendalam dengan TUHAN tentu kesukaan-Nya hanya berada dalam hadirat TUHAN, menyembah TUHAN, memanfaatkan setiap waktunya mencari TUHAN dengan kesungguhan hati, bukan kesukaan yang lain. (DL)