Article: 20110124/DV: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (baru)
 
k (+initial)
Baris 21: Baris 21:
==Sumber==
==Sumber==
* {{cite web
* {{cite web
  | nama = Divisi Profetik
  | nama = (AH) Divisi Profetik
  | tanggal = 24 Januari 2011
  | tanggal = 24 Januari 2011
  | artikel = Termometer Rohani
  | artikel = Termometer Rohani

Revisi per 24 Januari 2011 02.20

Termometer Rohani adalah suatu disiplin yang harus dimiliki oleh kita semua anak-anak Tuhan. Kemunduran rohani, kesuaman secara rohani tidak dimulai ketika seseorang mendapati dirinya kembali mengingini alkohol, atau hal-hal pornografi. Kemunduran rohani, kesuaman serta mengingini kembali hal-hal yang tidak berkenan dimulai ketika kita acuh tak acuh serta tidak bergairah terhadap Firman Allah dan Pribadi Allah itu sendiri.

Itu terjadi ketika kita mendapati diri kita lebih tertarik kepada hal-hal yang duniawi daripada hal-hal tentang Allah. Rasa lapar akan Tuhan dan bergairah akan Tuhan adalah Termometer Rohani Kita. Mari kita pikirkan sesuatu yang sederhana secara alami. Hal apakah pertama kali yang hilang dari seseorang yang jatuh sakit?

Jika Anda pernah jatuh sakit pasti Anda masih ingat … pokoknya Anda tidak mau makan. Tidak ada selera untuk makan, dan tidak ada gairah untuk makan. Itu tandanya orang yang sedang sakit. Tidak berbeda secara rohani, suatu tanda dari kesehatan Rohani adalah memiliki selera atau Gairah kepada Firman Allah dan Pribadi Allah. Sebaliknya tanda dari sakit secara rohani adalah hilangnya selera atau gairah akan Tuhan. Jika ada kerinduan yang mendalam di hati kita akan Allah, maka Kehadiran Allah akan membangkitkan rasa lapar dan haus kita akan Tuhan. Nabi Yesaya memberitahukan kepada kita dalam Kitab Yesaya 42:3, “Sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya.“ Ungkapan ini secara harafiah merujuk pada nyala lampu yang hampir padam, ketika minyaknya hampir habis. Tuhan tidak akan memadamkan bara yang hampir padam, tetapi justru akan mengobarkannya kembali menjadi api. Ingat, Tuhan terus mencari kita bahkan pada saat kita hanya seperti bara yang hampir padam. Betapa jauh lebih baik kita bekerja sama dengan Tuhan dan memberikan respons kepada-Nya, sebab Tuhan tidak akan memaksakan diri-Nya kepada kita!!!

Hal lain yang dapat membuat kita kehilangan selera atau gairah kita kepada Tuhan adalah karena kita tidak menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan.

Amsal 4:23, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.“ Artinya di atas segalanya, jagalah hatimu. Tidak ada yang melampaui kepentingan menjaga, mengawasi atau melindungi! Hati kita adalah sesuatu yang paling berharga! Banyak orang rela menghabiskan uang yang banyak untuk membayar petugas keamanan agar menjaga dan melindungi barang berharga yang mereka miliki. Allah memberitahu kita, milik yang paling berharga di dunia adalah hati kita, bukan barang-barang berharga yang kita punya. Memasuki tahun 2011 ini, biarlah kita menjaga hati kita dari hal-hal yang dapat mencuri gairah kita untuk Tuhan. Karena Dialah satu-satunya Pribadi yang dapat memuaskan kita. “Tuhan memuaskan jiwa yang dahaga, dan mengenyangkan jiwa yang lapar dengan kebaikan “ (Mazmur 107:9). Marilah kita semakin disiplin untuk bergairah kepada Tuhan dan disiplin untuk menjaga hati kita untuk tidak tercemari.

Tuhan telah berjanji, ketika kita mendekat kepada-Nya maka Ia akan mendekat kepada kita. Tetaplah bergairah dengan Tuhan dan harapkan hal-hal yang luar biasa terjadi dalam hidup saudara setiap hari di Tahun 2011.

Sumber