Article: 20110314/DV: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - " | nama =" menjadi " | name=")
k (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
Baris 3: Baris 3:
  | pagename  = 20110314/DV
  | pagename  = 20110314/DV
  | tanggal  = 2011-03-14
  | tanggal  = 2011-03-14
  | judul    = Kenali Tuhan Allahmu
  | title= Kenali Tuhan Allahmu
  | tahun    = 2011
  | tahun    = 2011
  | minggu  = 11
  | minggu  = 11

Revisi per 24 November 2022 02.51

Pengenalan akan Tuhan sangat penting bagi kita sebab kita mau mengenal Dia lebih dalam lagi dan kita dikenal oleh Dia. “Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau memperhambakan diri lagi kepadanya?“ (Galatia 4:9)

Kita harus belajar dari seorang yang bernama Daniel pada waktu menjadi tawanan raja Babel, Daniel tetap memiliki tujuan hidup yang jelas yaitu menyenangkan hati Tuhan. Daniel belajar untuk setia kepada Allahnya ketika kepadanya diperintahkan untuk menyembah patung raja dengan berani dan tegas Daniel menolaknya. Dia tahu sanksi apa yang akan dia terima ketika menolak untuk menyembah patung itu.

Hal itu dilakukannya, karena Daniel mengenali siapa Tuhan Allahnya. Daniel mempunyai standar hidup yang benar di mana dia tetap berdoa sekalipun ada harga yang harus dibayarnya. Kehidupan Daniel telah membuat raja-raja mengakui bahwa di dalam diri Daniel ada roh para dewa. Daniel memuliakan Allah dalam hidupnya sehingga raja-raja mengakui Allahnya Daniel. Daniel dan teman-temannya yaitu Sadrakh, Mesakh, dan Abednego adalah orang-orang yang teguh pendiriannya. Mereka tahu apa yang sedang mereka lakukan. Mereka telah menghitung harga yang harus dibayar. Mereka telah mengukur resikonya. Mereka menyadari apa akibat tindakan mereka. Mereka mengenali Allah mereka dengan benar sehingga mereka percaya bahwa Tuhan pasti campur tangan atas hidup mereka.

“Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.“ (Roma 8:28)

Mereka tidak pernah gentar. Mereka yakin bahwa pandangan mereka benar dan kesetiaan mereka kepada Allah menuntut mereka melakukannya. Seperti itulah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Mereka mungkin menemukan bahwa keputusan untuk menempuh arah yang benar menimbulkan kesulitan besar. Tetapi sekali mereka yakin akan hal itu, mereka merangkulnya dengan penuh keberanian dan tanpa ragu-ragu. Tidak ada kedamaian seperti yang dialami orang-orang yang pikirannya dikuasai dengan jaminan sepenuhnya bahwa mereka mengenal Allah dan Allah mengenal mereka. Hubungan ini menjamin perkenan Allah kepada mereka dalam kehidupan mereka untuk selamanya. Itulah damai sejahtera yang dikenal oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, karena itu mereka tetap berdiri dan tegak, tenang dan percaya diri di depan ultimatum Nebukadnezar. Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Daniel 3:16-18)

Mereka tidak mau menyangkali Allah mereka karena mereka kenal dengan Allah yang mereka sembah dan percayai. Di tengah-tengah tantangan dan goncangan yang ada, apakah Anda tetap mempercayai Allah? Kenali Tuhan Allahmu!!!!!

Sumber