Article: 20111107/DV: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
k (upd unified info) |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{devosi | {{unified info | templatetype=devosi | ||
| judul = Menggotong “Si Lumpuh” datang kepada Kristus | | judul = Menggotong “Si Lumpuh” datang kepada Kristus | ||
| tahun = 2011 | | tahun = 2011 |
Revisi per 26 Juli 2013 12.53
Devosi | |
---|---|
Tanggal | 25 November 2024 |
Artikel devosi lainnya | |
| |
|
Ada banyak kisah patriotik (kepahlawanan) yang dapat kita jumpai di dalam Alkitab yang membuat kita termotivasi untuk meneladani apa yang telah mereka lakukan. Misalnya, saat Abraham menyelamatkan Lot, Musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, Yosua yang memimpin bangsa Israel dalam peperangan demi peperangan untuk merebut tanah perjanjian, kisah kepahlawanan raja Daud, serta kisah raja-raja Israel yang dipakai oleh Tuhan dengan luar biasa.
Mungkin kita berpikir, apa iya saya bisa dipakai Tuhan seperti mereka? Saat saya merenungkan hal ini, Roh Kudus membawa saya pada satu bagian dalam Alkitab dalam Perjanjian Baru. Satu kejadian yang sederhana, satu peristiwa yang sering kita baca atau dengarkan melalui pemberitaan Firman Tuhan, tapi melalui kisah ini Roh Kudus menguatkan saya bahwa kita semua bisa dipakai Tuhan secara patriotik bagi orang-orang lain di sekitar kita.
Ada banyak kisah patriotik (kepahlawanan) yang dapat kita jumpai di dalam Alkitab yang membuat kita termotivasi untuk meneladani apa yang telah mereka lakukan. Misalnya, saat Abraham menyelamatkan Lot, Musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, Yosua yang memimpin bangsa Israel dalam peperangan demi peperangan untuk merebut tanah perjanjian, kisah kepahlawanan raja Daud, serta kisah raja-raja Israel yang dipakai oleh Tuhan dengan luar biasa.
Mungkin kita berpikir, apa iya saya bisa dipakai Tuhan seperti mereka? Saat saya merenungkan hal ini, Roh Kudus membawa saya pada satu bagian dalam Alkitab dalam Perjanjian Baru. Satu kejadian yang sederhana, satu peristiwa yang sering kita baca atau dengarkan melalui pemberitaan Firman Tuhan, tapi melalui kisah ini Roh Kudus menguatkan saya bahwa kita semua bisa dipakai Tuhan secara patriotik bagi orang-orang lain di sekitar kita.
Mari kita baca dalam Markus 2:1-5,
“Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
Dalam ayat-ayat yang baru saja kita baca di atas, kita mendapati ada 3 (tiga) tokoh sentral disana, yakni: 4 orang penggotong/pengusung orang lumpuh, orang lumpuh, dan Tuhan Yesus. Pada kesempatan kali ini, Roh Kudus membawa saya untuk kita merenungkan bersama-sama mengenai 4 (empat) orang yang menggotong orang lumpuh, bagaimana mereka telah dipakai Tuhan secara ‘patriotik’ untuk menjadi berkat bagi orang lumpuh yang mereka bawa.
Ada 3 (tiga) hal yang dapat kita pelajari dari keempat orang tersebut :
#1 Mereka memiliki hati yang berbelas kasihan kepada orang lain
Alkitab hanya memberikan keterangan kepada kita bahwa pada waktu itu ada empat orang yang membawa orang lumpuh, tetapi Alkitab tidak memberikan penjelasan lebih lanjut kepada kita tentang ada hubungan apa antara si keempat orang penggotong itu dengan si lumpuh yang mereka gotong. Adik? Kakak? Kerabat? Sahabat? Atau Teman Sekampung?. Tetapi yang sungguh menggugah hati saya adalah bagaimana keempat orang tersebut memiliki hati bagi orang lain, yang mereka tahu sangat membutuhkan jamahan Tuhan Yesus.
Orang lumpuh adalah gambaran dari keadaan orang-orang di sekitar kita. Secara Fisik mungkin mereka tidak mengalami kelumpuhan, tapi berapa banyak orang-orang di sekitar kita, bahkan mungkin orang yang memiliki kedekatan dengan kita sesungguhnya sedang mengalami “kelumpuhan” di dalam kehidupan mereka. Entah itu kelumpuhan secara rohani, kelumpuhan secara jiwani, kelumpuhan secara materi, dan lain-lain, di mana mereka sesungguhnya sangat membutuhkan jamahan dari Tuhan Yesus.
Adakah kita memiliki hati yang berbelas kasihan kepada mereka?
#2 Mereka mengupayakan agar orang lain berjumpa dengan Tuhan Yesus
Memiliki hati yang berbelas kasihan kepada orang lain tentunya akan mendorong kita untuk melakukan tindakan nyata agar mereka dapat mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus sehingga mengalami pemulihan dan kesembuhan atas kelumpuhan mereka. Empat orang yang menjadi bahan perenungan kita pada kesempatan hari ini melakukan tindakan nyata. Mereka mengupayakan agar si lumpuh dapat mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus.
Ternyata untuk mewujudkan hal tersebut mereka mengalami rintangan/hambatan. Terlalu banyak orang-orang berkerumun sampai-sampai mereka tidak lagi dapat masuk melalui pintu karena begitu banyaknya orang. Tapi mereka tidak mudah menyerah, mereka terus mengupayakan agar si lumpuh dapat berjumpa dengan Tuhan Yesus. Mereka membawa orang lumpuh tersebut menaiki atap, membongkar atap rumah, serta menurunkan tilam di mana orang lumpuh itu berbaring tepat dihadapan Tuhan Yesus. Haleluya!
Seberapa sungguh hati berbelaskasihan kepada orang lain menentukan seberapa keras kita mengupayakan orang itu untuk dapat mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus.
Mungkin kita tidak memiliki kekuatan untuk menggotong orang secara fisik, tapi kita bisa ‘menggotong’ mereka melalui doa-doa kita. Untuk itu jangan pernah menyerah, dan jangan pernah berhenti berdoa bagi mereka yang membutuhkan perjumpaan dengan Tuhan Yesus.
Mungkin Anda sudah berdoa lamaaaaaaaa... bagi seseorang, tapi kok sepertinya tidak ada pertobatan/perubahan sama sekali atas diri orang tersebut sehingga Anda berpikir : “ah.. sudahlah, buat apa saya capek-capek berdoa buat dia kalo tidak ada pertobatan sama sekali...” Apalagi jika ada tambahan: “saudara bukan, sahabat bukan, kenal dekat juga enggak...”
Jangan berhenti berdoa! Doa-mu bagi orang-orang yang membutuhkan jamahan Tuhan Yesus tidak pernah sia-sia.
#3 Mereka memiliki iman yang nyata
Satu perkataan yang sangat menarik dari ayat yang kita baca di atas adalah : “...Ketika Yesus melihat iman mereka...”. Haleluya! Ada iman yang terlihat nyata melalui tindakan nyata dan upaya kita yang tidak kenal menyerah agar orang lain mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus. Apa dampak dari iman tersebut?
Mari kita baca dalam ayat yang ke-11 dan 12, apa yang terjadi dengan orang lumpuh itu setelah Yesus melihat iman keempat orang yang menggotongnya:
- "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."
Puji Tuhan, orang lumpuh itu mengalami kesembuhan dari Tuhan Yesus dan semua orang yang hadir di sana memuliakan Allah karena mujizat yang Tuhan Yesus lakukan bagi orang lumpuh tersebut.
Ketika Tuhan Yesus melihat iman yang nyata melalui upaya dan doa kita untuk membawa orang lain berjumpa dengan Tuhan Yesus, ada saatnya sesuai dengan kairos Tuhan, si lumpuh yang kita gotong kepada Tuhan Yesus akan mengalami jamahan dan mujizat Tuhan Yesus dan orang-orang di sekitar kita akan memuliakan Tuhan. Tetaplah berdoa bagi jiwa-jiwa yang membutuhkan perjumpaan dengan Tuhan Yesus. Amin.
Sumber
- (DL) Divisi Profetik (07 November 2011). "Menggotong "Si Lumpuh" datang kepada Kristus". Devotional (Healing Articles). GBI Jalan Gatot Subroto (Healing Movement Ministry). Diakses pada 08 November 2011.