Article: 20220814/RK: Perbedaan antara revisi
k (Penggantian teks - "| illustration1x1 = ↵| illustration16x9 = Visi 2022.jpg↵" menjadi "| illustration1x1 = Visi 2022-1x1.jpg | illustration16x9 = Visi 2022.jpg ") |
k (Penggantian teks - "| ringkasan =" menjadi "| summary =") |
||
Baris 25: | Baris 25: | ||
| illustration16x9 = Visi 2022.jpg | | illustration16x9 = Visi 2022.jpg | ||
| | | summary = | ||
| intro = {{blockquote| '''''“Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu,''''' '''''bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?”''''' | {{sabdaweb2v|1 Korintus 5:6}} }} | | intro = {{blockquote| '''''“Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu,''''' '''''bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?”''''' | {{sabdaweb2v|1 Korintus 5:6}} }} |
Revisi per 15 November 2022 10.05
Renungan khusus | |
---|---|
Tanggal | 14 Agustus 2022 |
Penulis | Pdt Chris Silitonga |
Renungan khusus lainnya | |
| |
|
“Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?”
Suatu kali Rasul Paulus menegur keras kelakuan jemaat Korintus yang membiarkan adanya percabulan di dalam Gereja. Beberapa orang dalam jemaat dibiarkan tetap dalam gaya hidup seperti kelakuan orang-orang di luar Kristus. Salah satu penyebabnya adalah karena pengajaran yang tidak tegas dan menyimpang dari apa yang TUHAN telah tetapkan dan para Rasul telah ajarkan. (Wahyu 2:18-29)
Tuhan Yesus, awalnya memuji apa yang telah dilakukan oleh jemaat Tiatira dalam hal: (1) Kasih, (2) Iman, (3) Pelayanan dan Pekerjaan, (4) Ketekunan, serta (5) Pertumbuhan yang nyata dalam hasil secara kuantitas. Namun Yesus menegur jemaat ini karena mereka melakukan kompromi-kompromi dalam kehidupan sebagai orang Kristen, sehingga terjadi kemerosotan secara moral dan rohani. Segala pekerjaan dan hasilnya menjadi hambar karena kompromi. Situasi ini digambarkan dengan pepatah “Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.”
Dosa yang merusak ini awal mulanya telah dihasilkan oleh jemaat tersebut. Kompromi yang dilakukan jemaat mengarah pada bertumbuhnya dosa di antara mereka.
Kompromi yang dibenci oleh Tuhan
1. Kompromi terhadap Kebenaran Firman TUHAN
Firman TUHAN diajarkan dengan seenaknya; menambah dan memotong ayat-ayat agar memperoleh pembenaran atas tindakan dosa. Jemaat diperbolehkan menyembah kepada TUHAN dan ilah-ilah lain secara bersamaan. Inilah yang dimaksud dengan “Izebel” dalam Wahyu 2:20 yaitu suatu roh penyesatan.
2. Kompromi terhadap Kekudusan
Perzinahan dianggap hal yang biasa, pikiran-pikiran kotor dipelihara dan tidak memperhatikan dampaknya bagi anak-anak/keturunan mereka. (Wahyu 2:20-23)
Tuhan Yesus mengatakan semua kompromi tersebut adalah seluk-beluk Iblis. Hal-hal yang kelihatannya sederhana dan “normal” bagi dunia saat itu, jika dilakukan atau dibiarkan oleh Gereja akan menghancurkan segala perbuatan dan hasil baik yang telah diperoleh Gereja. Dampaknya, Gereja menjadi hancur karena tidak ada bedanya dengan kehidupan dunia yang penuh oleh dosa. (Wahyu 2:24)
Jangan sampai dosa merusak dampak dan pengaruh kita sebagai anak-anak TUHAN. Dosa adalah ibarat ragi yang mengkhamiri seluruh adonan. Reputasi, citra, wibawa rohani, sebagai hasil yang diperoleh dengan usaha yang besar menjadi sia-sia oleh karena dikhamiri oleh dosa.
Cara mencegah dosa merusak kehidupan jemaat
1. Bertobat
Seringkali ketika kita berbuat dosa, TUHAN tidak langsung menegur dengan keras, tetapi menegur kita dengan lembut dan memberi waktu untuk kita menyadari dan bertobat. Jangan mencari pembenaran diri di hadapan TUHAN. Jika Roh Kudus katakan itu salah, segera minta ampun dan jangan ulangi lagi. Ingatlah bahwa Roh Kudus bukan hanya menghibur kita tetapi juga menegur jika kita berbuat dosa. (Wahyu 2:21, Yohanes 16:8)
Jika dengan teguran yang lembut kita tetap tidak mau bertobat, TUHAN bisa gunakan cara yang lebih keras seperti melalui penyakit, masalah keluarga atau persoalan/penderitaan yang di luar “kewajaran.” (Wahyu 2:22-23)
2. Berpegang Teguh pada Pengajaran yang Benar (Wahyu 2:24-25)
Salah satu ciri utama pengajaran sesat adalah membenarkan kehidupan yang tidak kudus di hadapan Allah. Pengajaran sesat akan mendorong orang untuk tidak lagi bertanya tentang benar atau salah kepada Roh Kudus, tetapi menetapkan standar kekudusan hidupnya sendiri. Ingatlah, hanya karena suatu pengajaran memakai ayat-ayat Alkitab belum tentu pengajaran itu benar, tetapi kita harus peka apakah itu berasal dari hikmat Roh Kudus atau tidak?
Segala sesuatu harus diuji, termasuk pengajaran. (Efesus 5:10; 1 Tesalonika 5:21; 1 Yohanes 4:1)
Ciri lain dari pengajaran sesat adalah tidak melibatkan Roh Kudus dalam setiap pemberitaan Firman Tuhan dan sebagai akibatnya hawa nafsu dan kefasikan merajalela. Firman Tuhan mengajarkan agar kita selalu teguh dalam iman kita yang paling suci dan berdoa di dalam Roh Kudus. (Yudas 18-20)
3. Menjadi Pemenang sampai Akhir (Wahyu 2:26)
TUHAN-lah yang memberi kita kemenangan, bagian kita adalah terus menjadi pemenang. Para pemenang selalu mencapai garis akhir dalam semua pertandingan. Bagaimana kita bisa terus jadi pemenang? Ayat yang sama menjelaskannya pada kita yaitu dengan melakukan apa yang Yesus lakukan dan kerjakan, dan terus melakukannya sampai kita bertemu dengan Dia, sejalan dengan 1 Yohanes 2:6,
- “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”
4. Dengar-dengaran kepada Roh Kudus (Wahyu 2:29)
TUHAN berbicara kepada kita melalui banyak hal, namun yang terutama adalah melalui Firman-Nya dan suara Roh Kudus. Kedua hal ini selalu berjalan bersamaan dan karenanya penting bagi kita untuk selalu membaca, merenungkan dan melakukan Firman TUHAN serta membangun hubungan yang intim dengan Roh Kudus melalui doa, pujian dan penyembahan. Hanya melalui keintiman yang dibangun bersama dengan-Nya maka telinga rohani kita menjadi peka terhadap suara-Nya. Semakin kita peka dengan suara-Nya, semakin juga kita dapat membedakan mana yang bukan dari TUHAN.
Ingatlah, Tuhan Yesus mengangkat kita menjadi pemenang. Kepada kita dianugerahkan kemampuan dan daya untuk berdampak bagi dunia dan bagi kemuliaan nama-Nya. Jangan sampai dosa merusak dampak itu, namun tetaplah hidup kudus dan setia pada-Nya sampai akhir, dan lihatlah mahkota dan kuasa atas bangsa-bangsa diberikan sebagai upah kita (Wahyu 2:26-27). Amin. (CS)
Quote:
“Kita tidak kekurangan pengajaran, khotbah dan pesan yang solid.
apa yang kita kurang adalah melakukannya dengan konsisten”
(Jerry Savelle)