Article: 20100426/DV: Perbedaan antara revisi
k upd |
k upd unified info |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{devosi | {{unified info | templatetype=devosi | ||
| judul = Apakah janji-janji Allah akan benar-benar menjadi kenyataan? | | judul = Apakah janji-janji Allah akan benar-benar menjadi kenyataan? | ||
| tahun = 2010 | | tahun = 2010 |
Revisi per 26 Juli 2013 12.41
Devosi | |
---|---|
Tanggal | 23 Desember 2024 |
Artikel devosi lainnya | |
| |
|
Waktu kita menyelidiki janji-janji Tuhan, seringkali kita bertanya, "Bisakah aku berhasil? Bisakah aku benar-benar sukses? Apakah aku bisa menjadi sehat? Bisakah aku terus mengalami berkat-berkat-Nya? Sungguhkah Tuhan akan memenuhi semuanya itu?" Rasul Petrus menulis, "Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia." (2 Petrus 1:3-4).
Petrus menuliskan kata-kata itu sehubungan dengan latar belakangnya dalam hubungannya dengan Yesus Kristus, dan kata-katanya itu adalah merupakan kesaksiannya. Maksud kata-katanya itu pada hakikatnya adalah "Aku mengetahui bahwa janji-janji Tuhan itu benar. Aku dapat memberikan kesaksian tentang hal itu berdasarkan pengalamanku sendiri."
Petrus banyak mendengar janji-janji dari mulut Gurunya sendiri. Yesus berjanji untuk menjadikan dia seorang "Penjala manusia". Yesus juga berjanji bahwa Petrus, "si Batu Karang" adalah orang yang di atasnya Kristus akan mendirikan Jemaat-Nya. Bertahun-tahun berlalu sebelum janji-janji itu terbukti benar, Petrus pernah mengalami kegagalan. Setelah ia menyangkal bahwa ia mengenal Kristus, ia menangis tersedu-sedu dalam penyesalan. Setelah kebangkitan Yesus, perkataan pertama malaikat kepada perempuan-perempuan di kubur itu adalah, "... katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus ..." agar menemui Yesus di Galilea (Markus 16:7). Penyangkalannya itu tidak menyebabkan janji Kristus kepadanya dibatalkan. Kita mengetahui bahwa janji-janji Kristus itu adalah benar, karena kita mengenal siapa Dia. Kita melihat bukti kebenaran janji-janji itu di dalam kehidupan orang-orang dalam Alkitab, dan kita pun dapat membenarkan hal itu dengan apa yang kita alami sendiri. Jika kita memperhatikan, kita bisa melihat kesaksian setiap hari tentang janji-janji Tuhan yang menjadi kenyataan dalam hidup kita.
Mereka yang hidup bersama Yesus, bercakap-cakap dengan Dia dan belajar langsung dari Dia serta percaya kepada janji-janji-Nya akan mengalami penggenapan janji-janji-Nya itu. Kita bisa percaya bahwa janji-janji-Nya itu tidak pernah berhenti untuk menjadi KENYATAAN. Dan hari ini pun kita bisa PERCAYA bahwa janji-janji-Nya yang masih belum kita alami, juga akan terjadi bagi kita persis seperti apa yang telah IA katakan. "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" (Bilangan 23:19).
Saudara, Anda mungkin sedang merasa mengapa begitu "SERET" dan berkat Allah tidak mengalir? Jangan putus asa, sebab ANDA adalah KANDIDAT kuat untuk menerima semua janji-janji ALLAH. Jangan ragu terhadap janji-Nya. Katakan sekarang, "Tuhan, aku siap"!
Sumber
- AH (Profetik). "Apakah janji-janji Allah akan benar-benar menjadi kenyataan?". Devotional. Healing Movement Ministry. Diakses pada 26 April 2010.