Article: 20121008/DV: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Leo memindahkan halaman Devosi/2012-41 ke Article:20121008/DV)
k (upd)
Baris 1: Baris 1:
{{unified info | templatetype=devosi
{{unified info | templatetype=devosi
| namespace = Article
| pagename  = 20121008/DV
| tanggal  = 2012-10-08
  | judul = Tetap kuat di tengah masa sengsara atau penderitaan
  | judul = Tetap kuat di tengah masa sengsara atau penderitaan
  | tahun = 2012
  | tahun = 2012

Revisi per 19 Februari 2021 08.35

Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. (Kisah Para Rasul 14:22-23)

Jemaat mula-mula pada masa itu sedang berada di bawah tekanan yang sangat kuat dari orang-orang Yahudi. Paulus dan Barnabas pun mengalami aniaya secara fisik yang sangat kuat. Dikatakan dalam Kisah 14:5, "Maka mulailah orang-orang yang tidak mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari kedua rasul itu dengan batu." Dalam nats yang kita baca di atas, dikatakan bahwa Paulus dan Barnabas menguatkan hati murid-murid.

Pada masa kini tekanan yang kita hadapi sebagai orang Kristen berbeda-beda. Ada sebagian orang Kristen di daerah tertentu yang juga mengalami tekanan secara fisik berupa aniaya seperti yang dialami para rasul. Tetapi, ada juga yang mengalami tekanan 'aniaya' secara mental atau jiwa. Misalnya, tekanan melalui lingkungan di sekitar, dari orang yang terdekat yang mungkin menyebabkan hati yang luka dan kecewa. Seringkali peristiwa yang terjadi itu membuat kita menjadi takut dan mudah menyerah dalam mengikuti Tuhan Yesus. Keadaan jaman yang semakin tidak menentu juga dapat membuat kita tertekan. Inilah waktunya untuk menjadi kuat.

Bagaimana agar kita kuat di tengah masa tekanan?

#1 Bertekun dalam iman

Dalam Kisah 14:22, Paulus dan Barnabas menguatkan murid-murid untuk bertekun dalam iman. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1). Ada istilah berkata: 'ada langit di atas langit'. Kita harus menyadari bahwa ada hal-hal yang jauh lebih tinggi nilainya di atas hal-hal yang jasmani, yaitu hal-hal yang rohani. Ini berbicara tentang Kerajaan Allah. Kita harus memercayai bahwa Kerajaan Allah nilainya jauh lebih tinggi dari hal-hal yang jasmani. Dengan bertekun dalam iman, maka kita akan meletakkan dasar hidup kita kepada Kerajaan Allah yang terdiri dari kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Di situlah letak kekuatan kita.

#2 Mengalami banyak sengsara

Paulus dan Barnabas menguatkan para murid (termasuk kita semua) bahwa hidup sebagai orang Kristen harus siap menghadapi sengsara dan selalu berjalan secara mulus. Tetapi, ketahuilah bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita karena di balik penderitaan selalu tersedia kemuliaan. Tertulis dalam Roma 8:18, "Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita."

Penutup

Jika kita bertekun dalam iman di tengah masa sengsara atau penderitaan yang sedang kita hadapi, maka kita akan melihat kemuliaan Tuhan. Tidak hanya itu, orang-orang di sekeliling kita sedang menanti masa kemenangan yang kita alami dalam menghadapi penderitaan itu. Sebab lewat kesaksian tentang kemenangan kita, maka kita akan melihat banyak orang di sekeliling kita yang menjadi kuat imannya, bahkan yang belum percaya kepada Tuhan Yesus akan menjadi percaya. Amin, Tuhan Yesus Memberkati

Sumber