Article: 20210704/VOP: Perbedaan antara revisi
k (Penggantian teks - "| isi =" menjadi "| content=") |
k (Penggantian teks - "| illustration=" menjadi "| illustrationA5= | illustration1x1= | illustration16x9=") |
||
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 20: | Baris 20: | ||
| video1hostinitial= CST | | video1hostinitial= CST | ||
| | | illustrationA5= | ||
| illustration1x1= | |||
| illustration16x9= Logo_Voice_of_Pentecost_16x9.png<!--Background_2021_The_Year_of_Integrity.jpg--><!--MorningDevotion.jpg--> | |||
| summary = | | longsummary= | ||
| summary= | |||
| shortsummary= | |||
'''''“Tetapi aku, Engkau menopang aku karena ketulusanku, Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya! Amin, ya amin.”''''' ({{sabdaweb2v|Mazmur 41:13-14}}) | '''''“Tetapi aku, Engkau menopang aku karena ketulusanku, Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya! Amin, ya amin.”''''' ({{sabdaweb2v|Mazmur 41:13-14}}) | ||
Revisi terkini sejak 19 November 2022 09.35
Renungan khusus | |
---|---|
Tanggal | 04 Juli 2021 |
Penulis | Pdt Nathan Subroto, MDiv |
Voice of Pentecost | Voice of Pentecost 51 (Cemara Setiani Telaumbanua) |
Renungan khusus lainnya | |
| |
|
“Tetapi aku, Engkau menopang aku karena ketulusanku, Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya! Amin, ya amin.” (Mazmur 41:13-14)
Orang yang hidup benar, tidak berarti akan disenangi dan menjadi kawan bagi semua orang. Dengan orang-orang hidup dalam kebenaran, ada beberapa orang lain yang merasa terancam, tidak suka dan berusaha menganiaya orang benar tersebut. Dalam kitab Mazmur 23:5a, Daud menuliskan: “Tuhan menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku.” Ini menunjukan bahwa ada musuh/lawan dalam hidup orang benar.
Lebih lagi, ada ayat-ayat yang memberikan gambaran hal yang mengerikan, yaitu adanya orang-orang yang dibunuh karena Firman Allah dan kebenaran.
- “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.” (Matius 5:10-11)
- “Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?” (Wahyu 6:9-10)
Ayat-ayat tersebut menjadi bukti bahwa ada orang-orang yang memusuhi atau menjadi lawan kepada orang-orang benar. Bahkan Yesus Kristus sendiri, sebagai teladan untuk hidup dalam kebenaran, difitnah, menderita aniaya dan mati dengan cara disalib.
A. Doa Daud: Ditegakkan untuk membalas musuh
Dengan segala kelebihan yang dimiliki, Daud adalah seorang manusia biasa. Dalam Mazmur 41, Daud menuliskan pergumulannya ketika terbaring di tempat tidurnya karena sakit dan mengetahui bahwa ada orang-orang mengatakan hal-hal jahat tentang Daud, dan menghendaki kematiannya. Bahkan orang yang dekat dengan Daud, mengkhianati dan menghendaki Daud mengalami celaka. Hal-hal ini merupakan tekanan yang besar dan menyakitkan bagi Daud.
Kemudian ia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan, memohonkan belas kasihan dan meminta Tuhan untuk memberikan pembelaan. Daud menaikkan permohonan kepada Tuhan untuk menguatkan atau menegakkan dia agar dapat melakukan pembalasan kepada musuh-musuhnya. Daud merasa mereka layak mendapatkan hukuman dari Daud. Bahkan Daud memohon kekuatan dari Tuhan sebagai suatu tanda bahwa Tuhan sungguh-sungguh berkenan akan hidupnya. Dalam tekanan, Daud menganggap hal yang wajar jika ia dapat membalas orang-orang yang memusuhinya.
Kata “tulus” atau “integrity” dalam Mazmur 41:13 berasal dari kata dasar Ibrani “tom” yang juga berbicara mengenai integritas pribadi. Secara arti langsung “tom” diterjemahkan blameless atau innocent. Kata ini juga mengandung pengertian tidak ada niatan jahat atau motivasi ingin mencederai orang lain. Dari Tuhan, Daud mendapatkan pengertian yang dalam mengenai berjalan dalam integritas.
B. Tuhan menegakkan karena ketulusan
Tuhan yang maha bijaksana, menjawab doa-doa Daud dengan cara yang berbeda. Dalam Mazmur 41:13 disebutkan:
- “Tetapi aku, Engkau menopang aku karena ketulusanku, Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya.”
Di dalam terjemahan Bahasa Inggris (ESV) ayat ini berbunyi:
- “But you have upheld me because of my integrity, and set me in your presence forever.” (Psalms 41:12)
Kita melihat kata “ketulusan” menggunakan kata “integrity.” Jadi Tuhan menopang Daud sehingga menjadi tegak karena ketulusan atau integritas Daud.
Tuhan menegakkan Daud bukan untuk membalas dendam kepada musuh-musuhnya, namun karena kondisi hati Daud itu sendiri. Pengertian dalam ayat ini merupakan titik balik bagi Daud. Daud menyadari bahwa pertolongan, kekuatan dan perkenanan Tuhan datang karena ketulusan (integritas) Daud di mata Tuhan, bukan karena nafsu untuk melakukan pembalasan.
Kebenaran Tuhan mengenai integritas tidak pernah berubah. Jika Tuhan menopang Daud karena ketulusan atau integritasnya, Tuhan juga melindungi, menegakkan atau menopang orang-orang yang berintegritas. Ada tokoh-tokoh lain yang berjalan atau hidup dalam integritas dan mendapatkan pertolongan Tuhan:
- Yusuf
Yusuf adalah orang muda yang mempertahankan integritas dalam hidupnya. Yusuf mengalami berbagai pengalaman yang buruk, namun selalu berjalan dalam ketulusan hati, sebagai akibatnya, topangan/perlindungan Tuhan kepada Yusuf sangat nyata. Yusufselalu mengalami kemenangan dalam menghadapi hal-hal yang buruk,seperti ketika dijual oleh saudara-saudaranya sebagai budak. Yusuf dapat memilih untuk menyalahkan saudaranya, menyalahkan situasi bahkan menyalahkan Tuhan. Namun Alkitab menyatakan bahwa Tuhan senantiasa menyertai Yusuf, sehingga sebagai budakpun, ia menjadi orang kepercayaan Potifar. Yusuf memiliki kuasa penuh atas semua milik Potifar, kecuali istri Potifar (Kejadian 39:3-4).
Ketika digoda oleh istri Potifar, Yusuf terus berjalan dalam integritas, menolak segala godaan untuk berbuat dosa. Akibatnya Yusuf difitnah oleh istri Potifar dan dimasukkan ke dalam penjara. Di dalam penjara Yusuf tetap disertai oleh Tuhan, karena senantiasa menjaga integritasnya. Dan ketika kepala penjara melihat bagaimana Yusuf bekerja dan mengelola segala sesuatu, ia mempercayakan semua pekerjaan kepada Yusuf (Kejadian 37:7-20).
Setelah menafsirkan mimpi juru minuman dan juru roti dan tafsir mimpi itu digenapi, Yusuf tidak diingat oleh juru minuman agar mengeluarkan Yusuf dari penjara karena pada dasarnya Yusuf tidak bersalah. Tuhan tetap menyertai Yusuf dan pada saat yang tepat Yusuf ditegakkan oleh Tuhan untuk berbicara di depan Firaun dan menafsirkan mimpi Firaun. Tuhan memiliki cara dan waktu yang tepat untuk mempromosikan Yusuf, orang yang hidup dalam ketulusan hati (Kejadian 41:41-44).
- Sadrakh, Mesakh, Abednego
- Daniel
Raja Babel, Nebukadnezar memerintahkan semua orang dalam kerajaannya harus menyembah patung emas yang didirikan dengan ancaman yang menolak akan dimasukkan ke dalam dapur api. Menjadi umat Tuhan atau orang benar saat itu tentu tidak mudah. Ancaman bagi pelanggar aturan raja adalah hukuman mati. Integritas orang benar betul-betul diuji; apakah tetap hidup dalam integritas atau sebaliknya.
Sadrak, Mesakh, dan Abednego adalah orang-orang benar yang menjadi pegawai kerajaan. Posisi mereka terancam dengan adanya hukum untuk menyembah patung. Pada hari yang ditentukan, ternyata mereka tetap menjaga integritas mereka untuk tidak menyembah dewa dan patung emas yang didirikan oleh Nebukadnezar. Meskipun diberi kesempatan kedua, mereka tetap mempertahankan integritas mereka di hadapan Tuhan. Akibatnya mereka dimasukan ke dalam perapian yang menyala-nyala bahkan dipanaskan tujuh kali lipat. Tapi Tuhan memberikan perlindungan bagi mereka bertiga, sosok-Nya hadir dalam perapian itu dan mereka bertiga tidak hangus sama sekali (Daniel 3:24-27).
Sebagai orang buangan yang ditawan di Babel, Daniel seharusnya menuruti semua aturan Babel termasuk dalam hal makanan dan minuman. Namun Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan makanan dan minuman santapan raja (Daniel 1:8). Itulah integritas. Sebagai hasilnya, Allah mengaruniakan kesehatan, pengetahuan dan kepandaian serta kecerdasan sepuluh kali dari orang-orang lain (Daniel 1:15-20). Hikmat dari Tuhan inilah yang di kemudian hari menyelamatkan Daniel dan teman-temannya dari hukuman karena Daniel dapat menafsirkan mimpi raja Nebukadnezar.
Pada zaman Darius, Daniel tetap hidup dalam integritas untuk tetap menyembah Allah yang benar dan hidup. Ketika ada persekongkolan untuk menjebak integritasnya, Daniel tetap berjalan dalam integritassekalipun harus masuk ke dalam gua singa. Tuhan menyatakan kuasa-Nya untuk menopang Daniel dengan mengatupkan mulut singa-singa tersebut (Daniel 6).
C. Posisi dalam hadirat Tuhan
Topangan dan perlindungan yang dari Tuhan tidak hanya berlaku secara jasmani, namun juga secara rohani. (Mazmur 41:13) menyatakan: “Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama lamanya.” Orang yang tulus (berintegritas) bukan hanya mendapatkan topangan atau perlindungan supaya dapat berdiri tegak, tetapi juga mendapatkan tempat yang pasti dalam hadirat Tuhan selamanya.
Penutup
Pada akhirnya, Daud memuji Tuhan, Allah Israel, yang janji-Nya ya dan amin, dari dulu, sekarang sampai selama-lamanya (Mazmur 41:14). Allah telah mengikat janji dengan umat-Nya dan akan setia dalam menggenapi janji-janji-Nya. Kepada orang-orang yang berintegritas, Allah akan tetap menopang supaya tetap dapat berdiri dengan tegak dan mendapatkan tempat yang pasti dalam Hadirat Tuhan untuk selama-lamanya. (NS)